E. KESIMPULAN
Penelitian tentang implementasi pembelajaran sejarah berbasis pedagogi rel
ektif untuk membangun semangat integrasi dalam kemajemukan sejalan dengan kerangka berpikir yang direncanakan sebelumnya. Berikut
penggambaran pelaksanaan pembelajaran tersebut.
Gambar 2. Hasil peneltian
Dari gambar tersebut diuraikan secara jelas bahwa Pedagogi Rel ektif memberi landasan baik dengan langkah-langkah khusus dalam implementasi
pembelajaran sejarah yang telah diterapkan penulis dalam penelitian ini. Dalam prosesnya ada beberapa kendala termasuk mengatasi mahasiswa yang berbeda
latar belakang majemuk. Dalam perkuliahan pengelolaan kelas pada program studi Pendidikan Sejarah FKIP USD peneliti bersama dengan mahasiswa berjalan
bersama menghadapi kesulitan dalam kemajemukan. Harapannya ketika kelak mahasiswa menjadi guru tidak lagi merasa gundah karena keterbatasan mereka,
namun sebaliknya terampil, tanggap, dan cerdas dalam menghadapi segala situasi di dalam kelas bahkan dalam pembelajaran sejarah yang menuntut nilai-
nilai salah satunya karakter integrasi bangsa.
Daftar Pustaka
M.G Smith. Pluralism and h e Polity: A h eoritical Exploration
Max webe. 1946. Esay in Sosiology. Oxfor University Press Myron Weiner. 1966. Problem of Integration and Modernization Breakdowns,
dalam janson L.Finkle and Richard W.Gable, Political Development and Social Change. New York, London, Sydney, John Wiley Sons.
Paul Suparno. 2015. Paradigma Pedagogi Rel eksi PPR. Yogyakarta: USD
Raka joni. 1984. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Depdikbud Redaksi Kanisius. 2015. Paradigma Pedagogi Relektif. Yogyakarta: Kanisius
Subakya. 2010. Paradigma Pedagogi Relektif. Yogyakarta: Kanisius Sudomo Hadi. 1991. Pengelolaan Kelas. Yogyakarta: IKIP sanata Dharma.
Folklor Sebagai Alternatif dalam Mengembangkan Materi Pembelajaran Sejarah yang Bermakna
Een Syaputra
Awardee LPDP, Mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan Sejarah UNS yung_eenyahoo.co.id
Abstrak
Sejarah merupakan mata pelajaran yang memegang peran penting dan posisi strategis dalam pembentukan watak dan karakter bangsa. Outpot
yang diharapkan dari pembelajaran sejarah ialah peserta didik yang arif dan bijaksana, baik dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,
kehidupan bermasyarakat, ataupun dalam kehidupan beragama. Untuk mewujudkan pembelajaran yang demikian, salah satu elemen penting yang
harus diperhatikan ialah materi pembelajaran.
Materi pembelajaran yang dipilih haruslah materi yang kaya akan nilai- nilai atau mengandung banyak kearifan. Salah satu alternatif untuk
materi tersebut adalah folklor. Oleh karena itu, artikel ini akan berfokus pada pembahasan mengenai foklor sebagai salah satu alternatif dalam
upaya mengembangkan materi pembelajaran sejarah yang bermakna.
Kata Kunci: Folklor, Materi Pembelajaran Sejarah, Pembelajaran Sejarah
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan sebuah proses membelajarkan peserta didik supaya dapat menjadi pribadi yang arif dan bijaksana. Melalui pendidikan peserta didik
dibekali dengan berbagai macam kompetensi, baik pada ranah pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Karena itu, tidaklah heran jika kemudian
pendidikan dianggap sebagai salah satu media yang memegang peran penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah menengah. Sebagai salah satu mata pelajaran wajib, mata pelajaran sejarah mengemban
misi yang sama dengan mata pelajaran lainnya, yakni sebagai sarana pendidikan. Meskipun demikian, setiap mata pelajaran tentu mempunyai orientasi yang
berbeda, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Terkhsus untuk mata pelajaran sejarah, pembelajaran yang dilaksanakan lebih bersifat normatif. Sebagai pengajaran normatif, pembelajaran sejarah
dianggap sebagai sumber nilai dan sebagai sumber inspirasi, Widja. 2002:56. Kartodirdjo. 2014:280. Outpot yang kemudian diharapkan dari pembelajaran
sejarah ialah pembelajar yang arif dan bijaksana, baik dalam konteks kehidupan