Initial Curriculum and Program Implementation Curriculum revisions Full implementation Full implementation
Tiga Hal Utama yg
Diubah STRUKTUR
TECHNOLOGY
ORANG
Struktur organisasi, hubungan kerja, job
deskripsi Proses kerja, metode kerja
dan peralatan kerja
Persepsi, sikap, harapan, kebiasaan, individu maupun
kelompok
46
Sumber; Noname, Manajemen Perubahan
Tiga Hal Utama Yang Perlu Diubah
LANGKAH-LANGKAH PERUBAHAN
Mike Green 2010
47
Sumber; Noname, Manajemen Perubahan
UNFREEZING CHANGE
REFREEZING
KEGIATAN MANAJEMEN PERUBAHAN
Sumber; Noname, Manajemen Perubahan
MENGATASI HAMBATAN DALAM
PERUBAHAN PENDIDIKAN DAN
KOMUNIKASI
PARTISIPASI
FASILITASI DAN DORONGAN
MEMILIH AGEN PERUBAHAN
PAKSAKAN
49
Sumber; Noname, Manajemen Perubahan
Peran manajer dalam Perubahan Megginson
Manajer harus menyadari ttg perlunya perubahan.
Individu harus merasa yakin perubahan akan memiliki manfaat positif
Menyadari adanya hambatan dalam setiap perubahan
Manajer harus mampu meningkatkan daya dorong dan
mereduksi hambatan
Manajer memberitahukan komponen- komponen apa yang perlu berubah
Manajer mampu mengendalikan perubahan dan memantapkan
perubahan yg telah terjadi
50
Sumber; Noname, Manajemen Perubahan
“The illiterate of the 21
st
century will not be those who cannot read and write, but those who
cannot learn, unlearn
, and relearn.”
AlvinToffler
51
52
PERUBAHAN KURIKULUM: SEBUAH INOVASI
KEY ELEMENTS OF INNOVATION 1. Innovation
2. Communication channels 3. Time
4. Social systems
ADOPTION PROCESS 1. Knowledge
2. Persuasion 3. Decision
4. Implementation 5. Conformation
DECISION TYPES 1. Optional Innovation-Decision
2. Collective Innovation-Decision 3. Authority Innovation-Decision
ADOPTER CATEGORY 1. Innovators
2. Early adopters 3. Early Majority
4. Late Majority 5. Laggard
FIVE FACTORS TO ADOPT OR REJECT 1. Relative Advantage
2. Compatability 3. Complexity or Simplicity
4. Triability 5. Observability
QUALITY ASSURANCE
Diadopsi dari Everett Rogers
TRISAKTI DAN NAWACITA
Visi: Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong
Misi ke-7: Masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
Nawacita ke 8 dan 9: 8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Program Aksi Berkepribadian dalam Bidang Kebudayaan: 1. Berkomitmen mewujudkan pendidikan sebagai pembentuk
karakter bangsa 2. Memperteguh kebhinekaan Indonesia dan memperkuat
restorasi sosial
53
Smber: Kemndikbd 2016
a. Kerangka Strategis Mendikbud 2015-2019
Terbentuknya
Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter
dengan Dilandasi Semangat Gotong Royong STRATEGI 1
STRATEGI 2 STRATEGI 3
▪ Menguatkan siswa, guru,
kepala sekolah, pengawas, orangtua dan pemimpin
institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan.
▪ Memberdayakan pelaku
budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
▪ Fokus kebijakan diarahkan
pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian.
Penguatan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan
Peningkatan Mutu dan Akses Pengembangan Efektivitas Birokrasi
melalui Perbaikan Tatakelola dan Pelibatan Publik
▪ Meningkatkan mutu pendidikan
sesuai lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan
capaian Wajib Belajar 12 tahun.
▪ Meningkatkan ketersediaan serta
keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang
terpinggirkan.
▪
Fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan
akses untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan
keberagaman, penguatan praktik baik, dan inovasi.
▪ Melibatkan publik dalam seluruh aspek
pengelolaan kebijakan dengan berbasis data, riset, dan bukti lapangan.
▪ Membantu penguatan kapasitas
tatakelola pada birokrasi pendidikan di daerah.
▪
Mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat
nasional.
▪ Fokus kebijakan dimulai dari
mewujudkan birokrasi Kemdikbud RI yang menjadi teladan dalam tatakelola
yang bersih, efektif, dan efesien serta melibatkan publik.
54
Sumber: Kemdikbud 2016
b. Sasaran Penerapan Kurikulum Nasional
Meningkatkan kapasitas sekolah termasuk guru dalam menerapkan kurikulum secara nasional yang pada tahap selanjutnya secara mandiri
dapat mengembangkan kurikulum sekolah sesuai konteks kebutuhannya
Mengembangkan kurikulum nasional sebagai acuan minimal di semua sekolah di Indonesia yang terintegrasi di dalam kurikulum setiap sekolah
1
3
Mendorong pengayaan materi dan alat ajar pendukung kurikulum yang bermutu dan beragam
4
Memberikan ruang bagi pengembangan ragam kurikulum daerah berbasis keunggulan lokal
2
5
Menumbuhkan Siswa sebagai warganegara Indonesia serta bagian dari masyarakat dunia yang berkarakter dan bertaqwa melalui Kurikulum
Nasional yang utuh
55
Sumber: Kemdikbud 2016
Proses Pembelajaran Berbasis Kurikulum2013
Observing
mengamati
Questioning menanya
Associating menalar
Experimenting mencoba
Mengumpulkan Data
Creating Networking
Communicating Implementating
ModelPendekatan Ilmiah pada Pelaksanaan Pembelajaran Bukan Satu- satunya ModelPendekatan, Guru dapat Mengembangkan
ModelPendekatan Lain yang Terbukti dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menyenangkan.
PENUTUP:
Simpulan, Motivasi Akhir, Pengayaan, Salam
PEMBUKAAN:
Salam, Apersepsi, Pengantar Materi, Motivasi Awal
Intrapersonal
Interpersonal
Sumber: Kemdikbud 2016
56
Learning to KNOW Learning to DO
Learning to BE Learning to LIVE TOGETHER
UNESCO
Learning to LEARN Learning to INNOVATE
Kemampuan Belajar dan berinovasi
Standar Kompetensi
Lulusan dan Asesmen
Lingkungan Belajar dan Ekosistem Pendidikan Pengembangan Profesi
Kurikulum dan Pembelajaran
Muatan Pembelajaran
Kemampuan Belajar dan Berinovasi
Literasi Digital Kecakapan Hidup
Karakter Moral Karakter Kinerja
• Berpikir Kritis dan Penyelesaian Masalah
• Kreativitas dan Inovasi • Komunikasi
• Kolaborasi • Literasi
Informasi • Literasi
Media • Literasi TIK
• Jujur, Adil, Empati, Penyayang, Rasa
Hormat, Keseder- hanaan, Pengampun,
Rendah Hati, dll. • Nilai-nilai Budi Pekerti
Luhur • Fleksibilitas dan Adaptabilitas
• Inisiatif dan Mandiri • Interaksi Lintas Sosial-Budaya
• Produktivitas dan Akuntabilitas • Kepemimpinan dan Tanggung
jawab
Tiga Jalur Pembelajaran: INTRA KURIKULER, EKSTRA KURIKULER, NON-KURIKULER
Kerangka Acuan Penyempurnaan Kurikulum
57
Sumber: Kemdikbud 2016
c. Asas Pengembangan dan Penerapan Kurikulum secara Nasional
1. Kurikulum bersifat nasional yang mendorong percepatan peningkatan mutu sekolah, sekaligus mendukung pengembangan kurikulum sekolah.
2. Proses pengembangan dan implementasi kurikulum mencakup berbagai aspek pengembangan dokumen, kesiapan sekolah, dan guru.
Pengembangan dan implementasi ini juga memiliki indikator proses dan mekanisme monitoring dan evaluasi yang dikoordinasikan dan
dikomunikasikan secara rutin di lingkungan Kemendikbud 3. Pengembangan dan implementasi kurikulum akan terus dilakukan melalui
penyebarluasan praktik baik dan inovasi di sekolah-sekolah Rintisan dan Rujukan. Praktik baik ini kemudian diimplementasikan dalam skala yang lebih
luas sesuai peta rencana implementasi. 4. Proses pengembangan kurikulum serta implementasinya dikerjakan dengan
pelibatan publik di seluruh tahapan. 5. Proses pengembangan dan implementasi kurikulum dilakukan dengan
tatakelola birokrasi yang efektif, termasuk peningkatan kapasitas dan koordinasi dengan pemerintah daerah dan lintas sektor.
58
Sumber: Kemdikbud 2016
c. Asas Pengembangan dan Penerapan Kurikulum secara Nasional
1. Kurikulum bersifat nasional yang mendorong percepatan peningkatan mutu sekolah, sekaligus mendukung pengembangan kurikulum sekolah.
2. Proses pengembangan dan implementasi kurikulum mencakup berbagai aspek pengembangan dokumen, kesiapan sekolah, dan guru.
Pengembangan dan implementasi ini juga memiliki indikator proses dan mekanisme monitoring dan evaluasi yang dikoordinasikan dan
dikomunikasikan secara rutin di lingkungan Kemendikbud 3. Pengembangan dan implementasi kurikulum akan terus dilakukan melalui
penyebarluasan praktik baik dan inovasi di sekolah-sekolah Rintisan dan Rujukan. Praktik baik ini kemudian diimplementasikan dalam skala yang lebih
luas sesuai peta rencana implementasi. 4. Proses pengembangan kurikulum serta implementasinya dikerjakan dengan
pelibatan publik di seluruh tahapan. 5. Proses pengembangan dan implementasi kurikulum dilakukan dengan
tatakelola birokrasi yang efektif, termasuk peningkatan kapasitas dan koordinasi dengan pemerintah daerah dan lintas sektor.
59
Sumber: Kemdikbud 2016
d. Proses Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 secara Nasional
KURIKULUM 2013
PERBAIKAN PROSES
PELATIHAN GURU DAN
PENDAMPINGAN SEKOLAH
PENERAPAN BERTAHAP DAN
PENDAMPINGAN SEKOLAH
MONITORING DAN EVALUASI
2015
PROSES KONTINU PENERAPAN KURIKULUM SECARA NASIONAL
2016 - 2019
PELIBATAN PUBLIK PRAKTISI [FORMAL DAN NON FORMAL],
AKADEMISI DAN PENGAMAT, DUNIA USAHAINDUSTRI DAN ORGANISASI PROFESI,
ORANGTUA, DAN SISWA
KURIKULUM TAHUN 2006
KTSP KURIKULUM
2013
PROSES PERBAIKAN;
Berdasarkan evaluasi dan masukan publik
Pengembangan: • Nilai-nilai
kebangsaan • Pendidikan
karakter terintegrasi
• Ketrampilan bernalar
• Penilaian otentik menyeluruh dari
proses sampai output
60
Sumber: Kemdikbud 2016
㼼
19 sekolah K13
kelas 1,2,4,5,7,8,10,11
Tahap implementasi kurikulum secara nasional dengan pendampingan sekolah dan pengimbasan dari Sekolah
Rintisan
Juli 2015
Juli 2019
Juli 2017
Juli 2016
Juli 2018
㼼
94 sekolah K06
㼼
75 sekolah K06
㼼
40 sekolah K06
㼼
6 sekolah K13
㼼
6 sekolah K13
semua kelas
Perbaikan K13
㼼
19 sekolah K13
kelas 1,4,7,10
㼼
35 sekolah K13
kelas 1,4,7,10
㼼
40 sekolah K13
kelas 1,4,7,10
㼼
6 sekolah K13
semua kelas
Tahap Implementasi Kurikulum
㼼
35 sekolah K13
kelas 1,2,4,5,7,8,10,11
㼼
25 sekolah K13
semua kelas
6 25
60 100
• Kurikulum yang diperbaiki adalah Kurikulum 2013 • Nama kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum 2013
61
Sumber: Kemdikbud 2016
g. Skema Persiapan Sekolah
Kapasitas sekolah
Definisi
Rujukan Menerapkan
Mengembangkan Siap
Menerapkan Mengembangkan
Belum siap Menerapkan
Mengembangkan
contoh:
Pelibatan sekolah Rujukan untuk ikut mendampingi sekolah lainnya dalam rangka percepatan peningkatan kesiapan sekolah
Kesiapan sekolah didorong secara kontinu lewat berbagai metode komprehensif dengan skema persiapan sekolah yang lengkap
1
3
Berbagai bentuk assesmen kesiapan sekolah termasuk guru serta tingkat kapasitas sekolah dalam penerapan Kurikulum Nasional, yang terintegrasi
dengan bentuk assesmen lain yang sudah ada
2
Catatan: 1.
Di luar skema ini, peningkatan kapasitas kepala sekolahguru secara umum akan sejalan dengan fokus mendorong kesiapan sekolah untuk menerapkan kurikulum secara nasional serta pengembangan berkelanjutan.
2. Indikator keberhasilan skema persiapan ini adalah 90 sekolah yang didampingi siap menerapkan kurikulum secara nasional.
Tahun Ajaran Sekolah yang Disiapkan
Target
20152016 6
16.991 Sekolah Rintisan Eks-sekolah sasaran dan mandiri K13 + 26 sekolah lulus verifikasi
20162017 19
Sekolah lainnya 20172018
35 Sekolah lainnya
20182019 40
Seluruh sekolah sudah implementasi
Tahap Implementas
i:
Kriteria Sekolah Rintisan dan proses
Monev dikoordinasikan lebih
lanjut oleh unit terkait
√ √
√ X
X X
62
Sumber: Kemdikbud 2016
Permasalahan dan Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013
Permasalahan
• Ketidakselarasan antara KI-KD dengan silabus, pedoman mata pelajaran, dan Buku • Kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
• Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan sebaran taksonomi antar jenjang
Hasil Perbaikan
• Penyelarasan antara KI-KD dengan silabus, pedoman mata pelajaran, dan Buku • Penataan kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada mata pelajaran selain
Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan Mata Pelajaran PPKn, termasuk perbaikan sistem penilaian
• Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi berdasarkan jenjang pendidikan
63
Sumber: Kemdikbud 2016
Contoh Perbaikan Kurikulum 2013
Kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung indirect teaching yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
2. 1 Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaan wujud dan sifat benda melalui pemanfaatan bahasa Indonesia danatau bahasa daerah
2.2 Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh melalui pemanfaatan bahasa Indonesia danatau bahasa daerah
2.3 Memiliki perilaku santun dan sikap kasih sayang melalui pemanfaatan bahasa Indonesia danatau bahasa daerah
2.4 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab merawat tubuh agar sehat dan bugar melalui pemanfaatan bahasa Indonesia danatau bahasa daerah
2.5 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam hal kegiatan dan bermain di lingkungan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia danatau bahasa
daerah
HASIL PERBAIKAN:
Sumber: Kemdikbud 2016
Perbaikan Buku
• Konsekuensi perubahan Kurikulum 2013 adalah perubahan urutan penyajian materi dalam buku.
• Buku lama tetap dapat dipergunakan sebagai sumber belajar dengan melakukan penyesuaian urutan
penyajian materi pembelajaran. • Contoh:
Matematika Kelas VIII, materi Teorema Pythagoras yang semula diajarkan pada Semester I menjadi diajarkan
pada Semester II
Sumber: Kemdikbud 2016
Mengingat Memahami
Menerapkan Menganalisis
Mengevaluasi Mencipta
Penataan Kompetensi: Tidak Dibatasi oleh Pemenggalan Taksonomi Berdasarkan Jenjang Pendidikan
66
Mengingat Memahami
Menerapkan Menganalisis
Mengevaluasi Mencipta
SD SMP
SMASMK Kerangka Penyusunan KD Lama
Kerangka Penyusunan KD Revisi
SD, SMP, dan SMASMK
Jenis Pengetahuan Jenis Pengetahuan
Pr o
ses B
e rp
iki r
Sumber: Kemdikbud 2016
f. Proses Pengembangan Dokumen Kurikulum secara Nasional
PENDAMPINGAN DAN OTORISASI
PENGEMBANGAN OPSI TEMPLATE SILABUS, BUKU SISWA DAN GURU SERTA MATERI AJAR
BERMUTU
SILABUS RPP
MATERI DAN ALAT AJAR KESIAPAN PESERTA DIDIK
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL KEBUTUHAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SKL SATUAN PENDIDIKAN KERANGKA DASAR KURIKULUM
Filosofis, Yuridis, Konseptual STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR PROSES STANDAR ISI
STANDAR PENILAIAN
KURIKULUM BERSIFAT
NASIONAL
KEMDIKBUD SEKOLAH
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
DAN SEKOLAH Pilihan, Terintegrasi
dengan Keunggulan Lokal
67
Sumber: Kemdikbud 2016
h. Pelibatan Publik dalam Proses Pengembangan dan Implementasi Kurikulum secara Nasional
Mendapatkan contoh model implementasi yang beragam, efektif, dan teruji di lapangan
Melakukan proses yang terbuka dan bertanggungjawab dalam pengembangan dan implementasi kurikulum nasional dengan melibatkan seluruh pelaku di
ekosistem pendidikan
Memfasilitasi masukan publik pada aspek dokumen kurikulum, buku, kesiapan guru dan sekolah, baik yang bersifat evaluatif maupun aspiratif
Tujuan :
Dilakukan di berbagai tempat di Indonesia representasi kawasan geografis, pengaruh, tingkat pendidikan, seluruh proses dikomunikasikan terbuka lewat
mekanisme online Publik diundang untuk memberi masukan bagi topik-topik kunci yang
dibutuhkan dalam beberapa seri diskusi publik maupun bentuk lain. Peserta diskusi terdiri dari undangan, namun sebagian kegiatan akan bersifat
terbuka bagi yang ingin mendaftar dan yang memiliki kontribusi sesuai dengan tema diskusi.
Kerangk a Dasar:
68
Sumber: Kemdikbud 2016
j. Revisi Prinsip Penilaian untuk Tahun Pelajaran 20152016
• Dilakukan oleh Pendidik selama dalam Proses Pembelajaran dan Akhir Pembelajaran;
• Tujuan Penilaian: Penekanan pada: Formatif Membentuk Karakter dan Perilaku, Menjadikan Pembelajar Sepanjang
Hayat – To Drive Learning, Terampil,
Diagnostik Melihat Perkembangan Siswa Dan Feedback-koreksi Pembelajaran, Sumatif Mengukur Capaian yang didapat oleh Siswa dari Hasil Belajar;
• Ranah yang Dinilai Tidak Hanya Pengetahuan dan Keterampilan, melainkan juga
Sikap; • Proses Penilaian: Lebih Sederhana, Terjangkau untuk Dilakukan, Tidak Menjadi
Beban bagi GuruSiswa, tetapi Tetap Mengutamakan Prinsip dan Kaidah Penilaian; • Penilaiaan Mencakup:
1Penilaian Formatif Formative Assessment: Titik Berat pada Proses, Hasilnya Menjadi Umpan Balik dalam Perbaikan Pembelajaran,
2Penilaian Sumatif Summative Assessment: Titik Berat pada Tingkat Capaian Hasil Pembelajaran;
• Penilaian yang Dilakukan Tidak Hanya “Assessment Of Learning” melainkan juga “Assessment For Learning”, dan “Assessment As Learning”.
69
Sumber: Kemdikbud 2016
Konsep Umum Buku Kurikulum 2013 1
• Terdiri dari Buku Siswa dan Buku Guru. • Buku siswa ditulis berbasis aktivitas.
• Buku Guru mencakup: ringkasan buku siswa, metode pembelajaran, metode penilaian, materi pengayaan, materi
remedial, interaksi dengan orangtua, penyelesaian tugaslatihanmasalah.
• Mengacu pada standar kompetensi lulusan dan kompetensi inti pada kelas.
• Menjelaskan pengetahuan untuk menghasilkan keterampilan siswa dan bermuara pada pembentukan sikap siswa.
• Keterampilan tidak selalu dalam ranah konkret, bisa karya abstrak, dan dalam bentuk tindakan nyata.
Sumber: Kemdikbud 2016
Konsep Umum Buku Kurikulum 2013 2
• Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan menyaji, termasuk pengumpulan dan pengolahan data hasil
pengamatanpercobaan tidak harus prosedural yang berakibat pada aktivitas rutin dalam pelaksanaan proses
pembelajaran
• Menekankan pentingnya data. • Mengajak siswa untuk menemukan konsep yang sedang
dipelajari [discovery learning]. Siswa didorong mencari tahu, bukan langsung diberi tahu.
• Mengajak anak untuk kreatif dan kritis. • Menggunakan Pendekatan kontekstual.
Sumber: Kemdikbud 2016
Konsep Umum Buku Kurikulum 2013 3
• Berbasis aktivitas; dimulai dengan sejumlah kegiatan yang berhubungan
dengan materi yang akan dipelajari, lalu dilengkapi dengan materi, dan pemberian aktivitas sesuai materi pembahasan.
• Perlunya didahului dengan menuliskan rumusan masalahnya dengan jelas
sebelum mencari cara dan penyelesaiannya.
• Menekankan pentingnya proses transformasi materi pembelajaran, bukan hanya hasil penyelesaian masalah melalui perumusan prosedur dalam
penyelesaian masalah pengetahuan prosedural. • Melatih kemampuan menyusun strategi dan rencana pengetahuan
metakognitif. • Menekankan penggunaan bahasa yang jelas, logis, dan sistematis.
• Menekankan pada high order thinking skill melalui rekonstruksi
permasalahan dengan analisis, evaluasi, sintesisi, dan mencipta.
Sumber: Kemdikbud 2016
Konsep Umum Buku Kurikulum 2013 4
• Mendorong siswa mampu membuat asumsipengandaian terkait permasalahan dengan informasi yang tidak lengkap, pendekatan konsep
dan empirik, serta prakiraan prediksi. • Materi pembahasan mencakup pembelajaran di luar kelas.
• Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran SMP dan SMAK untuk; mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, dan menyebarkan data dan informasi.
• Melatih kemampuan mencari informasi dari sumber lain yang berbeda pandangan dan memanfaatkannya untuk berpikir tingkat tinggi sintesis,
analisis, evaluasi, dan berkreasimencipta.
• Memuat penilaian capaian hasil pembelajaran secara bertahap mulai review questions [pertanyaan ulasan], exercise [latihan], problem solving
[penyelesaian masalah], challenge [tantangan yang membutuhkan pemikiran mendalam], dan project [kegiatan bersama dalam menyelesaikan
permasalahan yang membutuhkan dukungan sumber lainnya] dan penilaian diri sendiri.
Sumber: Kemdikbud 2016
2
Pelatihan
Sumber: Kemdikbud 2016
a. Strategi Pelatihan
Guru Sasaran GS
Instruktur Nasional IN
Narasumber Nasional NS
NS IN
GS
Guru Sasaran GS
Narasumber Nasional NS
NS GS
SD, SMP, SMA, SMK Mapel Umum dan Peminatan SMA
SMK Mapel Produktif
75
Sumber: Kemdikbud 2016
b. Pelatihan Guru Sasaran
IN ON
Durasi Jumlah JP
Produk 5 hari
52 JP RPP dan Perangkatnya termasuk
rencana penilaian sumatif dan formatif untuk pembelajaran selama
1 semester 2 bulan
Pemantauan Sekolah Pelatihan Guru
Program
30 JP equivalensi dari 3 kali kunjungan
Biaya • Laporan hasil implementasi
kurikulum • Praktik baik dan bukti lapangan
Ditjen GTK Badan PSDMPK PMP
Ditjen Dikdasmen
76
Sumber: Kemdikbud 2016
3
Pendampingan
Sumber: Kemdikbud 2016
Pengertian
• Pendampingan adalah proses pemberian bantuan penguatan pelaksanaan kurikulum yang diberikan kepada pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, orangtuakomite
sekolah, dan pemangku kepentingan di SD, SMP, SMA, SMK sesuai kurikulum yang berlaku.
a. Pengertian dan Tujuan Pendampingan
Tujuan 1. Umum
Program Pendampingan bertujuan untuk memberikan penguatan pemahaman kepada pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, orangtuakomite
sekolah, dan pemangku kepentingan di sekolah untuk menjamin keterlaksanaan Kurikulum secara efektif dan efisien.