Biograi: Penggugah Kesadaran Sejarah untuk Membina Karakter Peserta Didik
dini hingga pendidikan tinggi. Pendidikan karakter dalam pembelajaran biograi untuk meningkatkan kesadaran sejarah dan menggali nilai moral dan karakter
tokoh dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kreativitas pendidik dan peserta didik turut menentukan upaya ini. Pendidik perlu memperhatikan faktor
pemilihan strategi tertentu yang tepat dan sesuai dengan perkembangan usia dan mental peserta didik di berbagai satuan pendidikan. Implikasinya semakin
bertambah usia peserta didik dan tingkat pendidikannya, semakin kompleks pula materi pembelajaran biograi yang disuguhkan kepada mereka. Artinya
strategi pembelajaran biograi di satuan pendidikan usia dini akan berbeda dengan satuan pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.
Secara umum strategi pembelajaran biograi dapat dilakukan dengan berbagai metode mulai dari mendengarkan cerita, membaca, bercerita,
menonton ilm, berdiskusi, meneliti sampai menulis biograi itu sendiri. Pada pendidikan anak usia dini strategi yang tepat untuk mempelajari biograi
secara sederhana dapat dilakukan melalui cerita. Namun yang perlu diingat oleh pendidik pengasuh adalah tidak mengarang cerita iktif, namun bercerita
berdasarkan fakta dan bahkan jauh akan lebih baik lagi jika dari awal anak mulai diperkenalkan dengan bukti sejarah. Pengasuh bisa memanfaatkan bukti
berupa foto missal foto Soekarno, Hatta, Joko Widodo dan lain-lain. Secara visual anak akan lebih senang terlebih ia mengenal orang dalam foto tersebut.
Teknik pembelajaran biograi dirancang sesederhana mungkin sesuai dengan kemampuan rata-rata anak usia 0-6 tahun. Pengasuh mesti memahami
hal ini. Pembelajaran biograi dimulai dengan bercerita hal yang paling dekat dengan keseharian anak. Pada usia dini, kesadaran sejarah anak paling tidak
ditunjukkan oleh kemampuan mereka mengingat dan menyebut nama sendiri atau nama orangtuanya sebagai bagian dari masa lalu mereka, darimana mereka
berasal. Selanjutnya pengasuh dapat bercerita lebih detil mengenai kebaikan orangtua yang telah merawat, mendidik dan memberi contoh yang baik kepada
anaknya. Tujuannya agar anak ingat akan hal-hal baik di masa lalu yang telah dilalui bersama dengan orangtua.
Pembelajaran biograi pada pendidikan dasar sudah mulai agak kompleks dibanding pendidikan anak usia dini. Pada tahap ini pembelajaran biograi
dapat diarahkan pada cerita sejarah silsilah keluarga ataupun kisah perjuangan pahlawan bangsa. Cara yang dilakukan misalnya, peserta didik menceritakan
sendiri sejarah pengalaman salah seorang familinya atau cara lain pendidik bercerita tentang biograi Tuanku Imam Bonjol atau tokoh lain. Yang perlu
diingat cerita biograi famili atau biograi Tuanku Iman Bonjol didasarkan pada fakta dan bukti. Umpamanya ketika anak bercerita pengalaman familinya
yang pernah dimarahi orangtua karena ada piring pecah saat mencuci piring, ditunjukkan dengan bukti berupa piring yang pecah itu atau foto eskpresi
orangtuanya yang marah. Berdasarkan bukti ini pendidik dapat memberikan pengetahuan moral tentang kecerobohan. Pada akhirnya muncul kesadaran
berhati-hati atau sabar dalam bekerja. Hal yang sama juga dapat dilakukan dalam mempelajari pengalaman tentang sikap kenegarawan Soekarno,
umpamanya foto ekspresi wajah dan video saat berpidato.Bukti ini menjadi contoh sikap bagi anak dalam hal keberanian menyampaikan pendapat atau
berbicara di depan umum.
Contoh lain misalnya tentang biograi RA Kartini. Peserta didik tidak hanya sekedar disuguhkan foto Kartini saja, tapi dilengkapi dengan bukti lain berupa
surat-surat Kartini atau buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’. Peserta didik akan terkuak kesadarannya dengan melihat bukti sejarah, apa lagi jika pembelajaran
dikemas dengan menarik dengan menceritakan pemikiran, sikap, dan tindakan Kartini untuk dirinya sendiri dan untuk bangsa ini. Pengalaman Kartini dapat
dirasakan semakin mendalam, pendidik jangan lupa mengaitkan keadaan Kartini tempo dulu dengan kondisi anak-anak “Kartini” zamansekarang.
Pendidik harus selalu berupaya untuk selalu mengaitkan cerita pengalaman masa lalu dengan keadaan masa sekarang. Ini adalah kunci untuk menggugah
kesadaran sejarah peserta didik agar mereka dapat berpikir, bersikap dan bertindak lebih baik di masa depan dengan mencontoh perilaku baik generasi
terdahulu, terlebih lagi kalau itu adalah orang yang mereka kagumi.
Pembelajaran biograi pada pendidikan menengah tentu lebih kompleks lagi dibanding pendidikan dasar. Pada tahap ini pembelajaran biograi dapat
disajikan melalui bacaan singkat tentang perjalanan hidup seseorang. Cara yang dilakukan misalnya, pendidik meminta peserta didik membaca atau membuat
ringkasan biograi singkat agar diperoleh pengetahuan seputar tokoh biograi tersebut. Di sekolah pendidik dan peserta didik mendikusikannya lebih lanjut
layaknya acara talkshow di televisi agar lebih menarik. Hal penting yang selalu diingat bahwa perbincangan mengenai karakter tokoh selalu berdasarkan kepada
fakta dan bukti sejarah. Dalam proses diskusi peserta didik dilatih menganalisis dan mengkritisi watak dan tabiat seorang tokoh dari berbagai sudut pandang.
Dengan demikian mereka memperoleh wawasan yang luas sehingga bertambah dalam pula kesadaran sejarah dirinya. Peserta didik diajak melakukan penilaian
baik buruk pengalaman masa lalu seseorang.
Contoh lain yang menarik misalnya mengkaji biograi sejarah yang kontroversial seperti biograi Tan Malaka. Peserta didik akan terasah kemampuan
berpikir analitisnya ketika mengungkap seluk beluk kehidupan Tan Malaka, pemikirannya, tindak tanduk dan sikap politiknya di kancah internasional
dan nasional dalam pergerakan kebangsaan. Peserta didik diajak merasakan, membayangkan atau memposisikan diri, berempati sampai akhirnya mampu
mengemukakan pendapat sendiri lengkap dengan analisis dan penilaiannya. Melalui proses seperti ini peserta didik akan menginternalisasi nilai-nilai
tertentu yang layak dicontoh dan yang mesti ditinggalkan, misal jangan mudah terbawa arus dengan paham internasional yang bertolak belakang dengan
faham nasional, atau jangan bergerak sendirian, atau mesti bersatu melawan