Kewarganegaraan digital penting untuk diajarkan di sekolah. Menurut Ribble 2012 mencatat beberapa alasan mengapa pendidik perlu mengajarkan
Kewarganegaraan digital.
1. Banyak waktu yang dihabiskan siswa dengan internet 2. Siswa perlu mengetahui dampak jangka panjang penggunaan internet
3. Akses internet mudah di dapatkan 4. Tuntutan di abad ke-21 semua orang harus memiliki kecakapan digital
5. Banyaknya kasus pelanggaran di internet Mengajarkan kewarganegaraan digital adalah suatu penting sekali. Namun
yang menjadi masalah adalah banyak guru yang tidak menguasai kecakapan digital. Padahal dalam pendidikan peran guru sangat menentukan. Guru harus
lebih banyak belajar tentang kewarganegaraan digital. Ada banyak sumber yang bisa membantu untuk memahami topik kewarganegaraan digital misalnya
Buku Digital Citizenship in school Ribble dan Bailey 2007,
Raising a Digital Child Ribble 2009. Ada juga situs yang bisa dikunjungi seperti
www.digitalcitizenship.org, www. commonsensemedia.orgdigitalcitizenship yang memberikan informasi dan kegiatan untuk pendidik
dan siswa lebih memahami seputar kewarganegaraan digital.
D. Membentuk Kewarganegaraan Digital yang berkarakter
Ada sembilan elemen penting yang bisa digunakan untuk membentuk karakter warga negara digital yang berkarakter. Sembilan elemen kewarganegaraan
digital
Ribble Bailey, 2004; Ribble Bailey, 2007; Ribble, 2012
tersebut adalah: 1. Akses Digital: partisipasi elektronik dalam masyarakat.
Mengarahkan siswa untuk terlibat dan berpartisipasi di dalam masyarakat digital. Melalui komunikasi dan berinteraksi secara online,
siswa akan menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai bagian dalam masyarakat. Guru harus mendukung penggunaan teknologi di dalam
pembelajaran di kelas. Sayangnya apabila ada anak yang menggunakan internet untuk kegiatan yang kurang positif pihak sekolah sering menutup
akses internet tersebut. Padahal akses internet adalah hak siswa yang harus diberikan sekolah dalam menunjang pendidikan di abad ke-21. Titik
masalahnya adalah siswa yang kurang sadar dalam menggunakan internet bukan akses internetnya. Oleh karena itu yang harus di arahkan adalah
siswanya, agar memiliki karakter sebagai warga negara digital.
2. Komunikasi Digital: pertukaran informasi elektronik Siswa harus memahami bagaimana menggunakan perangkat digital
yang sesuai dengan norma dan etika ketika berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi melalui perangkat digital dengan guru, orang tua atau
orang yang lebih dewasa tentu akan berbeda dengan komunikasi dengan teman sebaya. Siswa harus mengetahui tata cara mengirimkan pesan yang
sopan dan baik. Mengirim pesan yang sopan akan menimbulkan orang respect terhadap pengirim. Namun jika mengirim pesan tidak sopan,
mengandung unsur porno justru itu termasuk dalam kategori sexting, kejahatan dalam dunia digital.
3. Kecakapan Digital: proses belajar mengajar tentang teknologi dan penggunaan teknologi
Salah satu aspek penting dari teknologi adalah memahami bagaimana teknologi bekerja sehingga dapat digunakan dengan cepat dan tepat. Cepat
bisa diartikan sebagai kemampuan teknis dalam menjalankan teknologi, sedangkan tepat adalah menggunakan kemampuan teknis tersebut dengan
didasari tanggung jawab dan etika. Kecakapan digital menjadi bagian penting dalam membentuk kewarganegaraan digital yang berkarakter.
Karena tanpa memiliki kecakapan orang tidak mungkin bisa menavigasi internet dengan baik dan benar. Dengan kecakapan tersebut diharapkan
siswa dapat menyebarkan informasi positif untuk membangun peradaban kewarganegaraan digital di abad ke-21.
4. Perlindungan digital: tindakan elektronik untuk menjamin keamanan Mencegah lebih baik dari mengobati. Perlindungan digital mengarahkan
siswa untuk mengambil tindakan pencegahan dari sesuatu yang tidak diinginkan, seperti pencurian data, pembajakan dan lain sebagainya.
Perlindungan yang dimaksud tidak hanya melindungi diri sendiri namun juga melindungi akun orang lain dari dari tindakan orang yang tidak
bertanggung jawab. Banyak siswa yang tidak menyadari bahwa password adalah kode rahasia yang tidak bisa disepelekan. Siswa sering meremehkan
password dengan kode tanggal lahir, nama, angka satu sampai delapan. Dan tidak jarang pula password untuk facebook sama dengan email dan
akun lain, sehingga ketika orang sudah menemukan satu password bisa membuka akun lainnya.
5. Etika digital: standar perilaku atau prosedur elektronik Banyak siswa yang tidak memahami etika di dalam internet. Siswa
harus memiliki kepekaan terhadap orang lain. Maksudnya menempatkan posisi dirinya sebagai orang lain. Misalnya siswa tidak suka jika ada orang
lain menandai gambar porno ke facebooknya, maka siswa tersebut jangan pernah menandai gambar porno ke orang lain. Demikian juga dengan
pengunduhan ilm, musik secara ilegal yang sering terjadi di internet saat ini. Tindakan tersebut mecerminkan rendahnya etika sesorang dalam
menavigasi internet.
6. Hak dan Tanggung jawab digital: memiliki kesadaran posisinya sebagai anggota dari komunitas
Warga negara digital yang baik adalah yang menyadari hak dan kewajibannya sebagai bagian dari kewarganegaaan digital. Siswa harus
memiliki kesadaran bahwa kemudahan akses dan kenyamanan dalam menggunakan internet adalah hasil dari keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Oleh karena itu ketika sudah mendapatkan kenyamanan dalam menggunakan internet sudah sewajibnya ia bertanggung jawab untuk
menjaga kondisi yang nyaman juga. Siswa harus menghindari tindakan kejahatan seperti mengirimkan virus di internet, spam berbau porno dan
sejenisnya.
7. Hukum digital: tanggung jawab penggunaan teknologi Siswa harus memiliki kesadaran hukum aturan dan kebijakan tentang
penggunaan teknologi digital. Kemampuan untuk berbagi informasi dengan mudah adalah salah satu dari keunggulan internet. Namun keunggulan
ini digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan plagiasi yang menguntungkan baginya. Misalnya mengambil informasi
dari situs lain kemudian dimasukkan ke dalam situsnya dan diakui sebagai miliknya, tanpa ada persetujuan yang sah.
8. Kesehatan digital: memahami risiko baik secara isik maupun psikologis penggunaan perangkat digital
Siswa perlu menyadari bahaya isik yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi digital secara berlebihan. Apalagi penggunaan tersebut tidak
diimbangi dengan cara yang benar. Saat ini banyak anak-anak yang menggunakan kaca mata karena penggunaan gadget yang tidak tepat.
Misalnya menggunakan smartphone dengan tiduran, menggunakan laptop di tempat yang gelap dan seterusnya.
9. Perdagangan digital: pembelian dan penjualan eletronik dengan baik. Saat ini marak penjualan elektronik melalui online shop. Tidak jarang
orang yang tertipu karena setelah pembeli membayar sejumlah uang tertentu ternyata barang yang dikirim tidak sesuai atau barang yang
sudah dipesan tidak dikirim. Pembeli dan penjual dalam konteks ini tidak pernah bertemu, pembeli bermodalkan kepercayaan namun ternyata tidak
semua penjual bisa dipercaya. Siswa harus mengetahui situs yang aman ketika melakukan jual beli. Siswa perlu berkomunikasi dengan orang tua
atau orang yang lebih berpengalaman ketika membeli barang elektronik. Langkah yang paling aman adalah membeli perangkat digital secara
langsung, karena harga elektronik saat ini relatif mahal.