Ketrampilan Intelektual Sejarah Prosiding Seminar Nasional program studi pendidikan sejarah se-Indonesia.

Menurut dokumen pada Center for Occupational Research and Development CORD, pembelajaran kontekstual diterapkan dengan lima strategi, yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, and transfering REACT. Sounders 1999, juga menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual difokuskan pada REACT Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transfering. Dalam hal ini strategi pembelajaran kontekstual disusun untuk mengembangkan lima komponen pembelajaran, yaitu: mengaitkan relating, mengalami experiencing, melakukan applying, kerjasama cooperating, dan memindahkan transfering. Histori adalah tahap-tahap dalam proses metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Rekonstruksi yang imajinatif tentang masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses itu disebut historiograi Gottschalk, 1983: 32. Ada empat tahap dalam proses metode sejarah, yaitu heuristik, kritik sumber, intepretasi, dan historiograi. Heuristik adalah proses mencari untuk menemukan dan menghimpun data dan sumber-sumber sejarah. Data dan sumber-sumber sejarah ini dapat berupa benda-benda peninggalan sejarah, naskah, dokumen, arsip, buku referensi, pelaku sejarah, dan lain-lain. Kritik sumber adalah proses menguji keaslian sumber-sumber sejarah jejak-jejak masa lampau. Ada dua macam kritik sumber yang harus dilakukan, yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern digunakan untuk menguji keaslihan bahan sumber data sedangkan kritik intern digunakan untuk menguji keaslihan isi sumber data. Tujuan kritik sumber adalah untuk menyeleksi data sejarah menjadi fakta sejarah. Intepretasi adalah proses menetapkan makna dan hubungan antar fakta. Dalam hal ini seluruh fakta sejarah dirangkai menjadi satu kesatuan yang menyeluruh dan rasional. Adapun historiograi adalah proses merangkai fakta- fakta sejarah yang rasional menjadi kisah sejarah. Historiograi merupakan konstruksi yang imajinatif dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses metode sejarah Gottschalk, 1983.

D. Penerapan REACT-Histori dalam Pembelajaran Sejarah

Strategi pembelajaran kontekstual adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks nyata. Implementasi strategi pembelajaran ini dalam pembelajaran sejarah bukanlah persoalan yang sederhana. Hal ini disebabkan semua peristiwa sejarah terjadi pada masa lampau. Sangat tidak mungkin guru membawa peserta didik terlibat secara langsung atau melakukan pengamatan terhadap jalannya peristiwa. Begitu pula guru juga tidak mungkin menghadirkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau dalam pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu harus ada langkah- langkah sistematis untuk mengatasi keterbatasan dalam mengkontekstualkan pembelajaran sejarah. Salah satu strategi pembelajaran kontekstual yang memungkinkan diterapkan dalam pembelajaran sejarah adalah REACT-Histori. Strategi pembelajaran kontekstual REACT-Histori merupakan gabungan antara strategi pembelajaran kontekstual yang dikembangkan oleh Sounders 1999 dengan empat tahapan dalam proses metode sejarah. Strategi pembelajaran kontekstual REACT-Histori disusun untuk mengembangkan lima komponen pembelajaran, yaitu: 1 mengaitkan relating, 2 mengalami experiencing, 3 melakukan applying, 4 kerjasama cooperating, dan 5 memindahkan transfering. Pada komponen mengalami, maka kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik adalah konstruksi imajinatif masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses metode sejarah. Dalam komponen itu, pengalaman yang didapatkan peserta didik tidak berasal dari hasil mengamati jalannya peristiwa sejarah tetapi berasal dari upaya peserta didik mengkonstruksi pengetahuan sejarah melalui empat tahapan dalam proses metode sejarah. Secara rinci langkah-langkah strategi pembelajaran kontekstual REACT- Histori adalah: 1. Mengaitkan relating Mengaitkan adalah belajar dalam konteks pengalaman nyata atau asosiasi. Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik dengan konteks pengalaman dalam kehidupan nyata. Pembelajaran dengan menggunakan setting pengalaman hidup ini akan membawa peserta didik untuk menghubungkan pengalaman kehidupannya dengan materi pembelajaran sehingga memungkinkan peserta didik dapat menemukan pemecahan suatu masalah Ege, et al., 1997. Dalam pembelajaran sejarah, komponen mengaitkan dilakukan dengan menggunakan konsep berpikir trimatra. Peserta didik harus didorong agar dapat mengaitkan peristiwa masa lampau dengan konteks kekinian dan prespektif masa datang. 2. Mengalami experiencing Mengalami adalah belajar dalam konteks eksplorasi. Belajar akan terjadi lebih cepat ketika peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalamann langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, investigasi, penelitian, dan lain-lain. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk memanipulasi peralatan, manfaat sumber belajar, dan melakukan kegiatan penelitian secara aktif Falk Dierking, 2000. Dalam pembelajaran sejarah, komponen mengalami dilakukan dengan menerapkan empat tahapan dalam proses metode sejarah. Pengalaman langsung didapatkan oleh peserta didik dengan melakukan konstruksi