Value Clariication Technic atau Klariikasi Nilai
metode, model, dan pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran serta kreatiitas guru dalam perencanaan rekayasa kelas.
Kombinasi model simulasi dan pendekatan klariikasi nilai relevan diimplementasikan dalam pembelajaran sejarah. Keduanya mengandung unsur-
unusur pendukung pembelajaran yang menarik dan inovatif serta memiliki tahapan-tahapan yang jelas. Peran guru dan peran siswa dalam kegiatan
belajar lebih terarah guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran tidak lagi mengarah kepada teacher center melainkan berubah
menjadi student center karena siswa dituntut aktif, demokratis, dan bekerjasama dengan kelompoknya.
Terdapat banyak sekali materi sejarah di SMA yang bisa diajarkan dengan menerapkan kombinasi model simulasi dan pendekatan klariikasi nilai, seperti:
Indonesia Masa Hindu-Budha, Indonesia Masa Islam, Perlawanan Rakyat dari Berbagai Daerah di Nusantara Terhadap Dominasi Asing Kolonial, dan Masa
Pergerakan di Indonesia. Semua materi sejarah yang telah disebutkan memuat tokoh-tokoh pemimpin bangsa baik dari masa tradisional hingga modern yang
memiliki pola kepemimpinan tertentu. Beberapa di antaranya dengan gigih melawan bangsa asing dan memperjuangkan terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Materi tersebut memuat nilai-nilai karakter dan nilai-nilai kebangsaan yang patut diteladani dan menjadi acuan bagi peserta didik.
Berikut ini adalah langkah-langkah kombinasi model simulasi dan pendekatan value clariication technic dalam pembelajaran sejarah:
a. Sintak 1. Fase pertama: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih tertarik pada mata
pelajaran sejarah. Guru memberikan pengetahuan awal tentang materi yang akan dibahas.
2. Fase kedua: penyampaian informasi materi Guru menjelaskan materi sejarah sesuai standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang digunakan. Guru menerapkan fase I model simulasi yaitu menjelaskan topik simulasi sesuai materi sejarah yang
diajarkan dan memberikan arahan tentang peraturan permainan simulasi yang akan dilaksanakan.
3. Fase ketiga: mengorganisir kelompok belajar Guru melaksanakan model simulasi fase II. Guru membagi siswa
dalam dua kelompok besar. Setiap kelompok mengajukan satu perwakilan untuk maju ke depan kelas sebagai wakil untuk model
simulasi dalam bentuk permain monopoli. Perwakilan tersebut akan memainkan dadu yang telah disiapkan dan anggota kelompok
lainnya akan menjawab pertanyaan seputar materi sejarah. Guru mengarahkan siswa untuk memilih nilai-nilai yang ada dalam
materi. Guru dan siswa menerapkan VCT fase I.
4. Fase keempat: membimbing kelompok Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yang mengarahkan
siswa dalam permainan simulasi. Guru memberi arahan untuk menerapkan fase III dari model simulasi yaitu melanjutkan
permainan simulasi saling bergantian mengocok dadu dan menjawab pertanyaan antara kelompok satu dengan kelompok 2. Siswa boleh
saling beradu argumen atau menguatkan pendapat siswa lain. Penerapan fase II VCT, siswa menjunjung tinggi dan menghargai
nilai-nilai pilihannya dan mengutarakannya dalam diskusi saat simulasi.
5. Fase kelima: evaluasi dan releksi hasil diskusi Guru menerapkan fase IV model simulasi yaitu mengevaluasi
jalannya simulasi, memberi masukan-masukan kepada siswa, dan meluruskan argumen-argumen dari siswa. Guru membandingan
materi simulasi dengan kejadian nyata dan menilai jalannya simulasi. Siswa menerapkan fase III VCT yaitu bertindak sesuai dengan nilai
yang telah dipilihya.
b. Sistem Sosial Guru memberikan kebebasan pada siswa untuk menyampaikan
pendapat atau menyanggah pendapat siswa lain. Guru bersikap kooperatif dan demokratis.
c. Prinsip Reaksi Prinsip reaksi diterapkan untuk memudahkan siswa dalam
menyiapkan bahan diskusi untuk simulasi. Harapannya siswa mampu bekerjasama dengan baik dan memiliki motivasi belajar yang tinggi.
d. Sistem pendukung Media pendukung pembelajaran berupa perlengkapan permainan
simulasi yang berupa dua buah dadu, dua buah tanda jalan berwarna hijau dan merah bisa warna lain, tempat mengocok dadu, alas
permainan simulasi, dan kartu-kartu pertanyaan seputar materi sejarah yang dikaitkan dengan nilai-nilai.