untuk menceritakan sejarah daerahnya sendiri. Ini menjadi salah satu strategi guru untuk menawarkan daya tarik dalam pembelajaran sejarah pada mata
pelajaran Sejarah Indonesia kepada siswa agar serius dalam belajar sejarahnya. Sebab pembelajaran sejarah di sekolah ini terpaku oleh buku teks yang isinya
yaitu sejarah Nasional yang mungkin untuk siswa sendiri merasa tidak terlalu penting untuk di pelajari.
Sehingga pengembangan materi sejarah lokal dilingkungan Sekolah menengah kejuruan ini dapat menimbulkan rasa penasaran bagi siswa untuk
mendalami sejarah bangsanya, kemudian dapat timbul juga rasa kebangsaan dan nasionalisme sebagai dampak positif dari belajar sejarah lokal. Walaupun
orientasi siswa sekolah menengah kejuruan adalah bagaimana agar setelah lulus sekolah dapat langsung bekerja. Melalui pembelajaran sejarah lokal siswa dapat
mempunyai inspirasi untuk menyongsong masa depan yang lebih baik lagi.
D. Penutup
Mengembangkan materi sejarah lokal pada sekolah menengah kejuruan ini memerlukan strategi pembelajaran yang tepat, dukungan sumber yang
memadai, kemudian guru sejarah dapat memfasilitasi siswa dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Karena adanya perubahan kurikulum di
sekolah menengah kejuruan yang sebelumnya menggunakan kurikulum 2013 menjadi kurikulum nasional dari segi alokasi waktu dan banyaknya
materi dipadatkan, maka menjadi tantangan bagi guru sejarah untuk dapat mengimplementasikannya di kelas. Bagi siswa pun yang memiliki orientasi
setelah lulus bekerja pun dengan adanya pembelajaran sejarah lokal disekitarnya dapat memotivasi dalam pengembangan karakternya, dapat memberikan
inspirasi, dan memiliki rasa bangga terhadap daerahnya sendiri merupakan bagian dari sejarah.
Daftar Pustaka
Abdullah, T. 1985. Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Dokumen Kurikulum 2013, 2012 Tersedia di http:tania.fkip.uns.ac.idwp- contentuploadsdokumen-kurikulum-2013.pdf [Online 4 Januari 2016].
Hasan, S.H. 2012. Pendidikan Sejarah Indonesia: Isu dalam ide dan pembelajaran. Bandung: Rizqi Press.
__________. 2015. Kurikulum Pendidikan Sejarah. Presentasi Di Direktorat Sejarah Dan Nilai Budaya, di Bandung, pada 2 Agustus 2016
Kamarga, Hansiswany. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Materi Sejarah Lokal. Tersedia di Http: File Upi.edu Directori [Online 20 Juli
2016]. Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wancana Yogya.
Priyadi, S. 2012. Sejarah Lokal Konsep, Metode, dan Tantangannya. Yogyakarta: Ombak.
Purwasatria, Mohamad Ully. 2014. Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sarno. 2012. Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Blora. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Supriatna, Nana. 2007. Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.
Suryana, Nanang. 2012. Pembelajaran Sejarah Lokal dan Nasional Untuk Mengembangkan Nilai-Nilai Kepahlawanan. Tesis. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Widja, I G. 1991. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Bandung: Penerbit Angkasa.
Peran Guru Sejarah Dalam Pendidikan Nilai: Suatu Refleksi
Uun Lionar
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Awardee BPI LPDP Kementerian Keuangan RI lionaruunyahoo.com uunlionarstudent.upi.edu
Abstrak
Keberhasilan guru sejarah adalah dapat menyampaikan pesan nilai dalam proses pembelajaran. Hal ini penting karena dengan mengetahui
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap tokoh dan peristiwa sejarah akan merubah kesan pada diri siswa yang selama ini memandang mata
pelajaran sejarah sebagai hafalan yang membosankan. Hal demikian terjadi karena pemahaman siswa terhadap masa lalu yang dangkal
dan ketidakmampuan guru menerjemahkan kurikulum, sehingga siswa hanya memperoleh sebatas pengetahuan kognitif dalam bentuk
hafalan fakta sejarah, konsep, jalan suatu peristiwa, penyebab dan akibat suatu peristiwa. Oleh sebab itu, penggunaan pendekatan moral
dalam pembelajaran memungkinkan lebih tepat untuk digunakan. Dengan penggunaan pendekatan ini akan terjadi dinamisasi dalam
pembelajaran sejarah. Siswa akan memahami peristiwa masa lalu dengan penuh makna sehingga keterkaitan antara dimensi masa lalu,
masa sekarang dan masa yang akan datang dipahami oleh siswa.
Kata Kunci: Pendidikan Nilai, Kurikulum, Pendekatan, Guru, Sejarah, Kreativitas
A. Pendahuluan
Pandangan idealistik mengenai pendidikan sejarah selalu diarahkan pada pemahaman bahwa sejarah sebagai pedoman hidup, jangan sekali-
kali meninggalkan sejarah atau ungkapan lain adalah Historia Megistra Vitae sejarah sebagai guru terbaik. Secara normatif fungsi dari pendidikan sejarah
selain sebagai ilmu pengetahuan dalam aspek kognitif juga berfungsi edukatif. Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan sejarah berupa pedoman
untuk hidup manusia sebagai inspirasi dalam tindakannya menghadapi masa yang akan datang. Mengapa kita belajar sejarah? Karena dengan sejarah
dapat mengkonsepsikan kehidupan dalam perjalanan waktu. Sedangkan menempatkan diri kita sendiri dalam perjalanan waktu itu sudah merupakan
kebutuhan umat manusia. Cicero mengatakan bahwa di depan sidang senat