Internalisasi Nilai-Nilai Multikultural dalam Pembelajaran Sejarah

pembelajaran, serta menggunakan penilaian yang mampu mendorong siswa untuk meninternalisasikan nilai-nilai multikulturalisme ke dalam dirinya. Sedangkan internalisasi nilai-nilai multikuluralisme juga dapat dilakukan melalui materi pembelajaran sejarah. Materi sejarah di kelas tidak sekedar disampaikan tetapi juga dimaknai. Agar para siswa tidak hanya memiliki kecerdasan kognitif saja tetapi juga memiliki kecerdasan afektif yang baik. Daftar Pustaka Atmadja. 2003. Multikulturalisme dalam Perspektif Filsafat Hindu, di Sajikan dalam Seminar Damai Dalam Perbedaan, Singaraja, 5 Maret 2003 Banks, James A. 2005. Multicultural Education: Issues and Perspectives, Fifth Edition Update. USA : Wiley Hasyim, Dardiri dan Yudi Hartono. 2008. Pendidikan Multikultural di Sekolah. Surakarta: UNS Press Kollo, Moses. 2016. Integrasi Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran Sejarah: Studi Kasus pada SMA Kristen Mercusuar Kupang. UNS: Tesis Prodi S2 Pendidikan Sejarah Purwasito, Andrik. 2015. Komunikasi Multikultral. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rehayati, Rina. 2012. Filsafat Multikulturalisme Jhon Rawls. Jurnal Ushuluddin Vol. XVIII No. 2 Juli 2012 Samovar, Larry A, dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humatika Sunarto, Kamanto. 2004. Multicultural Education in Schools, Challenges in its Implementation, dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South EastAsia, edisi I, tahun 2004 Suparlan, Parsudi. 2002. Membangun Kembali “Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika”: Menuju Masyarakat Multikultural. Disajikan sebagai Keynote Address pada Simposium Internasional Jurnal Antropologi Indonesia ke-3 di Universitas Udayana, Denpasar Bali, 16–19 Juli 2002 Susanto, Heri. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Zamroni. 2011. Pendidikan Demokrasi pada Masyarakat Multikultural Yogyakarta: Gavin Kalam Utama Mengembangkan Keterampilan Intelektual Sejarah Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual–REACT Histori Zainal Afandi Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Nusantara PGRI Kediri Jl. K.H. Ahmad Dahlan 76 Kediri afandis20yahoo.com Abstrak Pembelajaran sejarah sebenarnya tidak sekedar menjawab pertanyaan what to teach, tetapi juga berkaitan dengan cara membelajarkan dan manfaat pengetahuan sejarah bagi peserta didik. Dalam pembelajaran sejarah, guru harus melakukan pembelajaran yang efektif. Guru sejarah harus menekankan pentingnya belajar sebagai suatu proses personal, dimana setiap peserta didik membangun pengetahuan dan pengalaman personalnya. Dalam hal ini peserta didik harus diperkenalkan cara menemukan bukti-bukti pendukung peristiwa sejarah yang dipelajari. Peserta didik juga harus diberi kesempatan untuk memberikan intepretasi terhadap bukti yang dianggap relevan dengan peristiwa sejarah yang dipelajari. Strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan intelektual sejarah adalah strategi pembelajaran kontekstual. Salah satu strategi pembelajaran kontekstual yang relevan untuk tujuan tersebut adalah strategi pembelajaran kontekstual REACT-Histori. Strategi ini merupakan penggabungan sintaks pembelajaran kontekstual yang dikembangkan oleh Sounders dengan 4 empat langkah dalam proses metode sejarah. REACT adalah sintaks pembelajaran kontekstual yang terdiri atas relating, experiencing, applying, cooperating, and transferring. Sedangkan histori adalah empat tahap proses metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, sumber, intepretasi, dan historiograi. Kata kunci: keterampilan intelektual sejarah, pembelajaran kontekstual, react-histori

A. Pendahuluan

Pembelajaran sejarah yang masih banyak menerapkan pola pembelajaran tradisional sudah waktunya diubah. Pada saat ini pembelajaran sejarah masih banyak terpaku pada paradigma penerusan informasi yang hanya melibatkan kemampuan berpikir tingkat rendah Degeng, 2000. Penerapan pola