Gaya Belajar Prosiding Seminar Nasional program studi pendidikan sejarah se-Indonesia.

keahlian yang komplek Santrock, 2008: 310 Beberapa pendekatan pemrosesan informasi memiliki kecenderungan yang lebih konstruktivis. Mereka yang memiliki kecenderungan ini memandang guru sebagai pembimbing kognisi untuk tugas akademik dan siswa sebagai pembelajar yang berusaha memahami tugas-tugas tersebut. Pemrosesan informasi terkait dengan komponen utama daya ingat yaitu rekaman indera, daya ingat jangka pendek dan daya ingat jangka panjang. Indera adalah daya ingat yang sangat pendek yang terkait dengan indra. Daya ingat jangka pendek adalah suatu system penyimpanan yang menampung lima hingga Sembilan bit informasi setiap saat. Sedangkan daya ingat jangka panjang ialah bagian system daya ingat di mana sejumlah besar informasi disimpan selama kurun waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognisi menekankan pentingnya membantu siswa menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang sudah ada dalam daya ingat jangka panjang Slavin, 2008: 264 Banyak hal yang dipelajari siswa di sekolah adalah fakta yang harus diingat. Fakta membentuk kerangka yang menjadi gantungan lebih banyak konsep yang rumit. Bahan factual harus dipelajari seeisien dan seefektif mungkin, untuk menyisakan waktu dan energi mental bagi pembelajaran yang bermakna. Informasi yang masuk akal dan mempunyai arti bagi siswa akan lebih bermakna daripada pengetahuan tidak aktif dan informasi yang dipelajari dengan hafalan. Menurut teori schemata, pengetahuan bermakna masing-masing orang dibangun dari jaringan dan hirarki schemata Slavin, 2008: 250 Metakognisis membantu siswa belajar dengan memikirkan, mengendalikan dan dengan efektif menggunakan proses pemikiran mereka sendiri. Pembuatan catatan, penggarisbawahan yang dilakukan dengan selektif, meringkas, menulis untuk belajar, membuat garis besar dan pemetaan dapat dengan efektif meningkatkan pembelajaran. Metode CIRC merupakan program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa. Metode CIRC memiliki fokus utama membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif, sehingga tujuan-tujuan dalam bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan dapat dipanuhi. Pemahaman bacaan dapat dikembangkan dengan mengajari siswa kemampuan-kemampuan merangkum, mempertanyakan, menjelaskan, dan memprediksi. Tujuan utama CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Pada kegiatan tersebut siswa harus mengidentiikasi lima unsur yaitu karakter, latar belakang kejadian, masalah, usaha yang dilakukan dan solusi akhir. Slavin, 2010:200-203

E. Pembahasan

Pada kegiatan siklus pertama terdiri dari dua pertemuan diskusi yang dilakukan mahasiswa masih kurang intensif. Mahasiswa masih terlihat ragu- ragu bahkan cenderung pasif. Kelompok dengan jumlah anggota kecil memang telah berhasil mengurangi keberadaan anggota yang pasif dan menunggu, tetapi belum berhasil memaksimalkan diskusi diantara mahasiswa. Kecenderungan positif yang muncul pada kegiatan ini adalah munculnya tanggungjawab individu yang cukup besar untuk ikut membangun rumusan jawaban bagi kelompoknya. Keseriusan masing-masing kelompok dalam bekerjasama tampak kuat meskipun sebagian besar kelompok 70 masih melakukan diskusi sekedarnya. Kegiatan ini berakhir dengan kewajiban masing-masing kelompok untuk melakukan presentasi. Presentasi tidak dilakukan sesuai urutan kelompok, tetapi diacak oleh dosen. Pada kegiatan ini tiga kelompok yang terpilih secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya. Sesi ini tidak berjalan seperti yang diharapkan, karena tanggapan dari kelompok lain sangat minim. Pasangan- pasangan kelompok yang melakukan tanggapan hanya dilakukan oleh pasangan-pasangan kelompok yang cenderung duduk di depan, sementara jawaban-jawaban atas tanggapan juga terlihat kurang meyakinkan atau memuaskan penanggap. Kegiatan ini diakhiri dengan pengambilan kesimpulan, pengumpulan tugas hasil diskusi dengan panduan Lembar Kerja Mahasiswa, dan penyampaian informasi atas tugas yang harus dilakukan mahasiswa pada pertemuan berikutnya. Setelah kegiatan belajar mengajar selesai dilanjutkan oleh releksi. Pada kegiatan ini dosen mendengarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh para observer. Hasil pengamatan observer atas pembelajaran yang dilakukan oleh dosen adalah bahwa dalam kegiatan ini dosen masih terlihat dominan, dosen sangat berperan hampir di sepanjang pembelajaran. Dosen disibukkan dengan pembimbingan kelompok terutama dalam hal mengulangi kembali tugas yang harus dikerjakan mahasiswa. Pada pihak mahasiswa hasil yang diperoleh adalah masih kurang pahamnya mahasiswa atas materi yang dibahas, keterbatasan literature yang dimiliki mahasiswa untuk membahas materi yang ditugaskan. Masih banyak pasangan kelompok yang kurang percaya diri ketika mereka harus mendiskusikan materi yang ditugaskan sehingga terkesan tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Pasangan-pasangan kelompok terlihat masing sering menanyakan kembali tugas mereka kepada dosen sehingga waktu banyak terbuang hanya untuk memahami soal, juga masih terlihat ada pasangan kelompok yang tidak berdiskusi sendiri tetapi mendengarkan diskusi pasangan kelompok lain.