Gambar 42 Nilai penting jenis pohon mangrove di perairan TAD
Nilai penting jenis pohon mangrove p.Poka
39.58 8.50
98.20 99.62
54.11
Avicennia alba Ceriops tagal
Rhizophora stylosa Sonneratia alba
Sonneratia caseolaris
Nilai penting jenis pohon mangrove p. Waeheru
0.75 96.62
35.84 6.83
3.66 8.08
2.28 11.14
0.75 5.10
17.56 32.38
78.99
Aegiceras corniculatum Exoecaria agallocha
Avicennia marina Avicennia alba
Bruguiera gymnorrihiza Brugueira cylindrica
Bruguiera parviflora Ceriops tagal
Heritiera littoralis Lumnitzera racemosa
Rhizophora apiculata Rhizophora stylosa
Sonneratia alba
Nilai penting jenis pohon mangrove p. Hunut
1.61 4.62
170.44 32.75
1.59 9.61
12.72 3.86
9.25 1.85
3.75 1.69
32.04
Aegiceras corniculatum Excoecaria agallocha
Avicenia marina Bruguiera gymnorrhiza
Brugueira cylindrica Bruguiera parviflora
Ceriops tagal Heritiera littoralis
Nypa fruticans Rhyzophora apiculata
Rhyzophora mucronata Rhyzophora stylosa
Soneratia alba
Nilai penting jenis pohon mangrove p. Neg. Lama
9.23 4.22
7.87 22.83
25.59 8.50
21.16 27.78
172.69
Aegiceras corniculatum Avicenia marina
Avicenia alba Bruguiera gymnorrhiza
Ceriops tagal Lumnitzera racemosa
Rrhizophora apiculata Rrhizophora stylosa
Sonneratia alba
Nilai penting jenis pohon mangrove p.Passo
133.50 1.25
3.87 1.64
3.13 29.18 2.35 18.49
3.40 4.05
8.16 3.94
2.91 2.17
3.09 2.45
1.79 37.77
Avicenia marina Avicenia alba
Acanthus ilicifolius Aegiceras corniculatum
Avicennia marina Brugueira cylindrica
Bruguiera parviflora Ceriops tagal
Excoecaria agallocha Heritiera littoralis
Lumnitzera racemosa Nypa fruticans
Pandanus Rhizophora apiculata
Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa
Xylocarpus granatum Sonneratia alba
Nilai penting jenis pohon mangrove p.Halong
0.436 132.18
24.10 3.07
16.36 18.32
8.65 6.15
83.22 4.39
3.13
Aegiceras corniculatum Avicennia alba
Brugueira cylindrica Bruguiera parviflora
Ceriops tagal Nypa fruticans
Rhizophora apiculata Rhizophora stylosa
Sonneratia alba Sonneratia casiolaris
Xylocarpus granatum
Nilai penting jenis pohon mangrove p. Lateri
2.366 24.586 2.365
22.557 2.365
18.498 10.66
5.45 5.379
4.88 8.09
2.92 3.56
121.14
60.19 Avicenia alba
Acanthus ilicifolius Aegiceras corniculatum
Avicenia marina Bruguiera gymnorrhiza
Brugueira cylindrica Bruguiera parviflora
Excoecaria agallocha Heritiera littoralis
Lumnitzera racemosa Nypa fruticans
Rhyzophora apiculata Rhyzophora stylosa
Sonneratia alba Xylocarpus granatum
dominan dan angka rata-rata produktivitas total serasah Sonneratia alba sebesar 6,79 gm
2
hari selama bulan Oktober dan Nopember 1984 hasil penelitiannya dibandingkan dengan penelitian lainnya, maka produktivitas serasah ini tergolong
masih tinggi. Kehadiran jenis Sonneratia alba pada semua lokasi dengan nilai penting tertinggi menunjukkan bahwa jenis ini memiliki sumbangan terbesar bagi
TAD. Namun ancaman berbagai kegiatan di TAD yang terus meningkat juga menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup komunitas mangrove di wilayah
ini, termasuk jenis-jenis dominan yang ada. Dengan melihat besarnya sumbangan produktivitas dari hanya satu jenis bakau saja, maka seyogyanya keberadaan
komunitas ini tetap dipelihara dan dijaga, sehingga keberlanjutan kehidupan di ekosistem ini tetap lestari. Keberadaan ekosistem mangrove dengan peranan
ekologis maupun sosial ekonomi yang penting seyogyanya harus menjadi pusat perhatian untuk dikaji secara mendalam guna pengelolaan sumber daya mangrove
kedepan. Dalam kaitan dengan penelitian ini maka secara tidak langsung pengaruh
masuknya bahan-bahan pencemar, akan berdampak kerantai makanan yang ada di dalam ekosistem ini. Selain itu secara langsung ceceran minyak yang terdampar
pada hutan mangrove lama kelamaan akan mematikan anakan atau bahkan individu pohon sekalipun. Oleh karena itu dalam rangka menyelamatkan berbagai
organisme yang hidup di perairan TAD, termasuk hutan mangrove maka perlu mengupayakan perlindungan terhadap ekosistem mangrove secara umum dan
khususnya komunitas mangrove. Bentuk perlindungan hutan mangrove yang dimaksud adalah menjadikan hutan ini sebagai kawasan konservasi.
4.3.3 Komunitas Lamun
4.3.3.1 Jumlah Tegakan Jenis Lamun di Perairan TAD
Komunitas yang mempunyai peranan ekologis yang tidak kalah penting, seperti mangrove adalah lamun. Kehadiran komunitas lamun di suatu perairan
turut menyumbangkan nilai produktivitas perairan tersebut. Padang lamun yang dijumpai di alam sering berasosiasi dengan fauna dan flora akuatik lainnya,
seperti alga, meiofauna, moluska, ekinodermata, krustasea serta berbagai jenis ikan. Asosiasi inilah yang membentuk suatu ekosistem yang kompleks di padang
lamun Dahuri 2003. Dengan demikian kehilangan komunitas lamun di suatu perairan, tentunya akan mempengaruhi rantai makanan yang sebelumnya ada di
komunitas ini. Dari 20 jenis lamun yang dijumpai di perairan Asia Tenggara, hanya 12
jenis lamun yang dijumpai di perairan Indonesia yaitu Cymodocea serrulata, C.rotundata, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, H.pirifolia, Halophilia
minor, H.ovalis, H.decipiens, H.spinulosa, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium dan Thalassodendron ciliatum. Ke 12 jenis menyebar di perairan
Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTT dan Irian Jaya. Selanjutnya Den Hartog 1970 mendapatkan bahwa ada 13 jenis lamun di
perairan Indonesia, dengan tambahan jenis yaitu Halophilia beccari, dan tujuh jenisnya ada di perairan Maluku. Padang lamun merupakan suatu ekosistem
bahari yang sangat menunjang produktivitas perairan. Lamun sendiri merupakan tumbuhan yang sudah sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan laut, sehingga
mampu melaksanakan penyerbukan dengan perantaraan air hydrophilous. Sama dengan ekosistem mangrove, lamun juga memiliki peranan ekologis, selain
sebagai produktivitas primer, morfologi daunnya dapat sebagai substrat bagi biota lain, maupun untuk meredam pukulan ombak, gelombang ke arah pantai. Selain
itu lamun juga sebagai makanan langsung bagi berbagai jenis biota laut seperti ikan duyung Dugong dugong, ikan samandar Siganus spp., sehingga kehadiran
komunitas ini adalah sangat penting demi kelangsungan hidup organisma laut. Hasil penelitian sebelumnya menemukan jumlah jenis lamun di TAD
adalah lima jenis yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata dan Halophila ovalis Setyono 1993.
Komunitas lamun di perairan pantai TAD memiliki penyebaran yang tidak merata, mulai dari perairan pantai Desa Rumah Tiga sampai Desa Galala. Pada umumnya
jenis-jenis lamun pada perairan pantai tersebut terdiri atas: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata dan Halophila ovalis. Enhalus
acoroides tersebar merata sepanjang pantai Desa Rumahtiga, sedangkan pada perairan pantai Desa Poka Tanjung Tiram terdapat sejumlah lamun yang terdiri
atas: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata dan Halophila ovalis. Penyebaran jenis Thalassia hemprichii mendominasi daerah ini
dengan kerapatan 331,42 indm
2
. Secara umum kerapatan padang lamun pada lokasi Tanjung Tiram tercatat sebesar 539,41 indm
2
. Lamun yang bertahan dan hidup di sepanjang perairan pantai Desa Hunuth sampai ke Desa Passo, Lateri,
Latta dan Halong tercatat memiliki kerapatan kecil dengan jenis yang hampir seragam, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata
dan Halophila ovalis. Jenis lamun Thalassia hemprichii biasanya mendominasi perairan. Sedangkan di Perairan pantai Desa Galala, Enhalus acoroides berada
dalam jumlah dominan dengan kerapatan tinggi, diikuti Thalassia hemprichii Pemkot Ambon dan Unpatti 2002.
Penelitian ini sendiri menemukan bahwa ada 6enam jenis lamun yang tersebar di perairan Poka 5sp., Waeheru 2sp., Lateri 2sp., Halong 5sp. dan
Galala 1sp.. Jenis yang menyebar di semua lokasi adalah Enhalus acoroides dengan jumlah tegakan tiap lokasi bervariasi dari sedikit hingga banyak Tabel
16. Jumlah tegakan tertinggi ditemukan di Poka yaitu jenis Halodule pinifolia 113,852.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa khusus untuk perairan Galala dengan kondisi perairan yang sejak dulu sebagai tempat aktivitas transportasi
perahu tradisional, perairan yang penuh sampah serta terdapat buangan minyak disekitarnya, membuat perairan ini menjadi tidak sehat bagi pertumbuhan lamun.
Kehadiran hanya 1 satu jenis lamun saja yaitu Enhalus acoroides, yang sebelumnya dengan kondisi yang sama masih ditemukan 3tiga jenis di tempat
ini. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat kerusakan di habitat perairan ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Tabel 16 Jumlah tegakan dan jumlah jenis lamun pada perairan TAD
No NAMA SPESIES Poka
Waiheru Lateri
Halong Galala
1 Cymodocea rotundata
2,360 2
Enhalus acoroides 21,724
3,848 2,444
4,288 75
3 Halodule pinifolia
113, 852 18,184
4 Halophyla ovata
1,720 468
5 Halophyla ovalis
1,768 6
Thalassia hempricii 19,204
68 1,420
968 Jumlah Jenis
5 2
2 5
1
4.3.3.2 Kerapatan Jenis Lamun di Perairan TAD
Uraian sebelumnya telah banyak memberi informasi bagaimana kondisi lamun yang ada di perairan Indonesia, Maluku dan Teluk Ambon. Hasil penelitian
ini juga memberi gambaran bahwa walaupun jenis Halodule pinifolia 4743,83 tegm
2
memiliki nilai kerapatan tertinggi di perairan Poka dan Halong, namun jenis Enhalus acoroides merupakan jenis yang memberi sumbangan nilai
kerapatan yang berkisar antara 42,33-905,17 tegm
2
di semua lokasi Gambar 43. Demikian juga dengan jenis Thalassia hemprichii yang juga memberi sumbangan
nilai kerapatan berkisar antara 7,56-800,17 tegm
2
di 4empat lokasi pengamatan. Kehadiran Halodule pinifolia, Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii
dominan pada masing-masing lokasi menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut dapat beradaptasi dengan kondisi substrat lokasinya, tetapi juga mampu
memanfaatkan sumberdaya makanan yang tersedia. Jenis Halodule pinifolia secara fisik memiliki daun yang kecil seperti jarum, memudahkannya untuk
berlindung di antara jenis-jenis yang berdaun lebar khususnya menghadapi gempuran ombak.
Gambar 43 Nilai kerapatan jenis lamun di perairan TAD
4.3.3.3 Persen Penutupan Lamun di Perairan TAD
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa jenis E.acoroides merupakan jenis yang memiliki persen penutupan tertinggi sekitar 75 Gambar 44. Hal ini
Kerapatan jenis Lamun di Perairan TAD
905.17 427.56
488.8 612.57
425.33 4743.83
2597.71 800.17
7.56 284
138.29 0.00
1000.00 2000.00
3000.00 4000.00
5000.00
P.Poka P.Waiheru
P.Lateri P.Halong
P.Galala
S tasion K
ep ad
atan je
n is
te g
m2
Cym odocea rotundata Enhalus acoroides
Halodule pinifolia Halophyla ovata
Halophyla ovalis Thalassia hem pricii
kemungkinan berhubungan dengan kondisi fisik tumbuhan yang relatif besar sehingga lebih tahan terhadap perubahan-perubahan fisik perairan yang terjadi.
Bentuk daun yang lebar serta lebih besar dibanding jenis lainnya, membuat jenis E.acoroides mampu bersaing di dalam memanfaatkan cahaya matahari untuk
fotosintesa. Selain itu E.acoroides juga mampu menahan diri terhadap gempuran ombak setiap saat, mengingat tempat hidup tumbuhan ini biasanya pada daerah
dangkal. Ditinjau dari peranan ekologis ekosistem lamun untuk usaha perikanan,
maka jenis E.acoroides yang berdaun lebar serta panjang memainkan peran yang sangat penting bagi beberapa sumber daya laut ekonomis penting seperti, udang,
kepiting dan ikan yaitu sebagai nursery ground, feeding ground dan spawning ground. Sementara itu Setyono 1993 menjelaskan bahwa jenis T.hemprichii,
H.pinifolia dan H.ovalis merupakan makanan bagi beberapa jenis biota laut, seperti moluska Strombus gigas, kepiting Uca sp., bulu babi Diadema
antilarum, ikan Siganus sp., Scarus sp., dan Acanthurus sp., kura-kura Chelonia midas dan lumba-lumba Dugong dugong.
Dengan demikian apabila tingkat kerusakan tidak terdeteksi secara awal maka akan sangat sulit untuk memulihkannya lagi. Apalagi substrat sebagai
habitat tempat hidup sampai terkontaminasi berbagai bahan buangan yang sudah sulit untuk dieliminir. Oleh karena itu status ekosistem lamun perlu diketahui,
guna mencari cara penanganan yang tepat.
Gambar 44 Persen penutupan jenis lamun di perairan TAD
Persen Penutupan Lamun di Perairan TAD
30.81 72.5
75 75
75 75
57.5 67.9
26.3 54.2
30.5 13
25.5 27.8
20 40
60 80
.P.Poka P.Waiheru
P.Lateri P.Halong
P.Galala
S tasion
P e
r se
n P e
nut upa
n
Cymodocea rotundata Enhalus acoroides
Halodule pinifolia Halophyla ovata
Halophyla ovalis Thalassia hempricii