8.1.5 Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan pengurangan beban yang terakhir, namun memiliki peran yang cukup penting adalah pendekatan secara kelembagaan. Pendekatan ini lebih
kepada koordinasi antara instansi terkait dalam melaksanakan tugas dan fungsi terhadap pengawasan lingkungan. Tugas-tugas pengelolaan lingkungan perairan
dari setiap instansi terkait meliputi : perencanaan dan penyusunan kebijakan, pengaturan perizinan, denda, pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan
limbah, pengumpulan dan penyebaran informasi, pemantauan dan evaluasi. Bobot integrasi vertikal dan horizontal perlu disesuaikan menurut kebutuhan masing-
masing. Berdasarkan Kepmen LH No.582002 menjelaskan bahwa pengawasan
terhadap lingkungan hidup di provinsikabupatenkota adalah kegiatan yang dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung oleh pejabat pengawas
lingkungan hidup di provinsikabupatenkota untuk mengetahui tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap ketentuan peraturan
perundangan di bidang lingkungan hidup. Pejabat pengawas lingkungan hidup provinsikabupatenkota berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
GubernurBupatiWalikota melalui Kepala badanpimpinan instansi yang bertanggung jawab di provinsikabupatenkota. Pejabat pengawas yang dimaksud
berkedudukan di unit kerja teknis operasional dinasinstansi yang bertanggung jawab di provinsikabupatenkota.
8.2 Penataan Ruang Wilayah TAD Secara Terpadu
8.2.1 Status Kualitas Perairan sebagai Dasar Penyusunan Zonasi TAD
Strategi pengelolaan pencemaran di perairan TAD tidak hanya dapat diselesaikan dengan pengurangan beban pencemaran, akan tetapi agar perairan ini
dapat terus dimanfaatkan, maka diperlukan suatu penataan ruang terpadu serta arah pengembangan wilayah yang tepat termasuk langkah pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan yang sudah terjadi. Penataan ruang wilayah TAD terpadu dilakukan berdasarkan status kualitas lingkungan perairan yang diperoleh dari
hasil penelitian ini. Selain hasil penelitian status kualitas lingkungan perairan TAD juga dianalisis dengan memperhatikan kondisi eksisting TAD yang nampak
pada peta eksisting TAD.
Diketahui bahwa setiap kegiatan manusia, seperti pemukiman, industri, peternakan, pertanian dan kegiatan pembangunan lainnya baik dalam skala besar
atau kecil selalu menghasilkan limbah. Dalam konteks pengelolaan pencemaran pesisir dan laut lebih dimaksudkan untuk mengendalikan jenis dan produksi
limbah yang dapat dibuang atau tidak dapat dibuang ke pesisir dan laut. Pandangan ini tidak berarti bahwa laut dapat dijadikan sebagai tempat semua
sampah dari darat, akan tetapi laut juga bukan merupakan daerah yang sama sekali terbebas dari berbagai limbah buangan. Langkah menghentikan berbagai produksi
limbah dapat diartikan sama dengan melarang berbagai kegiatan manusia atau bahkan kegiatan pembangunan secara keseluruhan. Oleh karena itu pengelolaan
pencemaran pesisir dan laut menjadi hal penting di dalam keberlanjutan berbagai kegiatan pembangunan tersebut, termasuk kegiatan pemanfaatan TAD yang
selama ini sudah dilakukan. Posisi strategis perairan TAD yang semi tertutup tersebut memberikan
peluang untuk dimanfaatkan sebagai pelabuhan pangkalan TNI Angkatan Laut. Posisi TAD yang terlindung, juga memberi peluang dibangunnya beberapa
dermaga di sekitar perairan ini. Gambar 94 menjelaskan berbagai pemanfaatan TAD saat ini antara lain untuk pelabuhan kapal ikan, pelabuhan kapal ferry,
tambatan kapal niaga dan kapal ikan, tambatan kapal rakyat, pelabuhan kapal POLAIR, pelabuhan kapal riset BKPI, Perum Perikani, PLN Poka dan Galala.
Selain itu kehadiran ekosistem produktif memberikan daya tarik tersendiri untuk mengembangkan berbagai usaha perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
Perairan TAD juga sejak lama telah digunakan sebagai kawasan penangkapan ikan dan lokasi budidaya dengan keramba jaring apung khususnya untuk ikan
baronang Gambar 94. Oleh karena itu kegiatan atau fasilitas yang sudah ada selama ini di perairan TAD seharusnya dapat memberikan nilai tambah terhadap
prospek pengembangan teluk ke depan. Akan tetapi justru sebaliknya akibat terbukanya peluang pemanfaatan oleh berbagai pihak untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya, maka aspek kesehatan dan kebersihan lingkungan menjadi sebuah slogan atau bahkan wacana saja, tanpa implementasi.
Selanjutnya gambaran umum perairan sungai dan laut TAD Bab IV dan V dan kondisi beban pencemaran di TAD Bab VI, menjelaskan bahwa secara