6.8 Tekanan Ekologis terhadap Keanekaragaman Ekosistem TAD
6.8.1 Jumlah Jenis dan Kepadatan Fauna Bentos
Disadari bahwa suatu perubahan fisik habitat yang terjadi pada ke 3 tiga ekosistem yang dijelaskan sebelumnya tentunya akan berdampak ke komunitas
lain yang berasosiasi dengan ekosistem tersebut salah satunya adalah komunitas bentos. Nybakken 1992, bentos adalah organisma yang hidupnya pada atau di
dalam substrat. Oleh karena itu komunitas yang memiliki pergerakan terbatas ini,cenderung akan mengalami tekanan bila habitat tempat hidupnya terganggu.
Hasil penelitian terhadap sumberdaya bentos ditemukan ada 192 jenis organisme bentos yang terdiri atas jenis krustasea, moluska, ekinodermata dan annelida
Lampiran 13. Secara keseluruhan didapatkan bahwa kisaran jumlah jenis di 12 lokasi
pengamatan berkisar antara 11-97 jenis tiap lokasi Tabel 51. Lokasi yang mempunyai jumlah jenis tertinggi adalah di Poka 97 jenis, Lateri 95 jenis dan
Waerheru 94 jenis. Dan dari kisaran jumlah jenis yang disebutkan di atas ternyata jenis-jenis yang mempunyai nilai kepadatan tertinggi didominasi hanya
oleh 8 delapan jenis saja yaitu Architectnica prespective, Clithon ovaloniensis, Clypeomorus batillariaeformis, Clanculus atropurputcus, Morula granulata, M.
musiva, Nerita signata, dan Thais rugosa. Jenis yang paling menonjol adalah Clanculus atropurputcus dan Clithon ovaloniensis, dan keseluruhan jenis yang
dominan tersebut diwakili oleh filum moluska dari kelas gastropoda Tabel 52. Tabel 51 Jumlah jenis, kepadatan total, keserasian dan keragaman jenis bentos di
perairan TAD.
No. Lokasi
Jumlah Jenis
Kepadatan Total indm2
e H’
1 Poka
97 48,99 31,73
0,59 2,73
2 Bt.Koneng LIPI
53 26,77 13,51
0,81 3,24
3 Kate-Kate
49 24,75 41,21
0,54 2,09
4 Hunut
68 34,34 14,33
0,74 3,17
5 Nania
71 35,86 14,77
0,76 3,23
6 Waiheru
94 47,47 18,25
0,66 3,04
7 Negeri Lama
85 42,93 17,62
0,66 2,98
8 Passo
75 37,88 10,55
0,74 3,26
9 Lateri
95 47,98 21,20
10 Latta
66 33,33 30,23
0,60 2,53
11 Halong
59 29,80 8,07
0,75 3,09
12 Galala
11 5,56 5,67
0,87 2,09
Diketahui bahwa moluska adalah kelompok biota utama yang memiliki jumlah jenis terbanyak di perairan laut Indonesia yaitu sebanyak 2500 jenis yang
terdiri atas kelas gastropoda dan bivalvia. Dengan demikian kemungkinan hadir kelas-kelas ini lebih dominan pada suatu lokasi dibandingkan kelompok biota
lain. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada 12 lokasi pengamatan didapatkan bahwa nilai kepadatan total berkisar antara 5,67-41,21 indm
2
Tabel 52. Galala dan Halong merupakan daerah dengan nilai kepadatan terendah 5,67
dan 8,07 indm
2
, sedangkan nilai kepadatan tertinggi di jumpai pada daerah Kate- Kate 41,21 indm
2
, diukuti oleh Poka 31,73 indm
2
dan Latta 30,23 indm
2
. Hasil pengamatan pada lokasi dengan nilai kepadatan terendah seperti di
Galala memperjelas kondisi sebenarnya dari habitat di daerah ini yang padat dengan kegiatan perbaikan kapal, tempat penambatan kapal motor
, perahu, serta terdapat banyak sampah disekitarnya, daerah ini juga berada tepat di depan PLN Hative Kecil Galala.Sementara itu pada daerah Halong,
didapatkan bahwa hampir sebagian besar daerah pasang surutnya telah dibangun perumahan penduduk, sehingga luas areal pasang surut menjadi lebih sempit,
dengan demikian keberadaan biota-biotanyapun semakin terdesak.
Tabel 52 Sumbangan nilai kepadatan tertinggi dari jenis-jenis moluska di tiap lokasi
No. Lokasi
Jenis Kepadatan Tertinggi
indm2 1
Poka Clithon oualoniensis
13,05 2
Bt.Koneng LIPI Clypeomorus batillariaeformis
1,56 Morula muxiva
1,56 3
Kate-Kate Clanculus atropurputcus
14,69 4
Hunut Clithon oualoniensis
3,44 5
Waiheru Nerita signata
2,60 6
Nania Morula granulata
4,34 7
Negeri Lama Clithon oualoniensis
5,74 8
Passo Morula granulata
2,66 9
Lateri Nerita signata
3,78 10
Latta Architectnica prespective
10,39 11
Halong Morula granulata
1,34 12
Galala Thais rugosa
1,50
Ekspresi rendahnya nilai kepadatan suatu organisma secara merata pada suatu lokasi juga mengindikasikan bahwa kemungkinan sumberdaya makanan
pada lokasi tersebut dapat dikatakan sangat miskin. Hasil observasi ditemukan