Jumlah Jenis dan Kepadatan Fauna Bentos

Salobar. Disamping itu Pandan Kasturi merupakan lokasi yang tetap potensial untuk pengembangan PPN Gambar 92. Pengembangan pabrik es dan cold storage penting dikembangkan di Wainitu, Kate-Kate perhatian khusus, Galala, Toisapu dan Seri. Penempatan fasilitas-fasilitas tersebut seiring dengan rencana pengembangan industri perikanan pada lokasi-lokasi tersebut kecuali Seri.

7.1.3 Rencana dan Arahan Pengelolaan Kawasan Pariwisata Bahari

Perencanaan kawasan pariwisata dilakukan dengan perspektif pengembangan wisata bahari yang sudah ada disamping pengembangan kawasan- kawasan potensial. Beberapa potensi wisata yang penting dikembangkan ialah kawasan ekowisata Lateri-Passo dan Waiheru TAD, Latuhalat dan Tanjung Hatiari untuk kegiatan santai dan jet ski, fishing sport di kawasan pesisir selatan kota Ambon Seri, Hukurila, Hutumury, Leahari, Toisapu dan Saaru Tial, spot diving Desa Seilale, Tanjung Nusaniwe, Amahusu-Eri, Teluk Seri dan perairan pesisir Hative Besar. Kawasan lain yang memiliki potensi wisata bahari ialah kawasan pesisir Hutumuri sampai dengan Hukurila Gambar 93. Arahan-arahan untuk pengelolaan kawasan wisata antara lain : • Pemetaan kawasan-kawasan wisata; • Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan wisata bahari; • Pengembangan lembaga kelola bersama dalam rangka pengembangan kawasan wisata; • Penetapan aturan formal pengelolaan kawasan wisata bahari; • Pengembangan konsep pengelolaan kawasan wisata terpadu berbasis masyarakat

7.1.4 Evaluasi Rencana dan Arahan Pengelolaan RTL Kota Ambon

Gambaran umum rencana dan arahan pengelolaan kota Ambon secara keseluruhan lebih difokuskan pada pengembangan kawasan baik untuk tujuan konservasi sumber daya dan habitat maupun untuk tujuan pengembangan perikanan dan pariwisata. Padahal dampak dari kegiatan pembangunan yang telah dilakukan selama ini di perairan TAD belum diatur secara baik, misalnya tentang arahan pengendalian pencemaran lingkungan akibat perubahan kualitas lingkungan yang terus terjadi di wilayah kota Ambon dan sekitarnya. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dikritisi dari produk RTL kota Ambon sebagai berikut : 1. Rencana dan Arahan zona lindung lokal dan zona penyangga hutan mangrove. • Rencana kawasan lindung hanya pada 3 tiga kelompok yaitu a desa Lateri, Passo dan Waeheru; b desa Tawiri; dan c desa Rutong. Padahal untuk wilayah TAD sendiri hutan mangrove tersebar pada desa Lateri-Halong, Passo, Waeheru-Nania, Negeri Lama, Durian Patah-Kate-kate, Batu Koneng dan Poka. Dengan demikian masih ada lokasi yang belum dilibatkan dalam perencanaan kawasan lindung ini. • Rencana pengelolaan kawasan Terumbu Karang hanya berfokus pada wilayah Teluk Ambon Luar Hative Besar dan Tawiri dan pantai bagian selatan kota Ambon, padahal permasalahan hilangnya terumbu karang di TAD juga perlu mendapat perhatian dalam penyusunan konsep dan strategi pengelolaan lahan atas yang sangat berpotensi dalam menyumbangkan muatan sedimen ke perairan pantai. • Arahan pengelolaan bagi ekosistem mangrove dan terumbu karang telah mengakomodir semua upaya perbaikan ekosistem-ekosistem ini ke depan. • Belum ada konsep arahan bagi ekosistem lamun dalam RTL, padahal ekosistem ini memiliki peran dan fungsi ekologis yang penting untuk diselamatkan dari berbagai dampak pembangunan. • Perlu penyusunan konsep dan strategi pengelolaan terhadap ke tiga ekosistem khas daerah tropis ini mengingat hubungan yang sangat erat antar ke tiga ekosistem tersebut, sehingga pekerjaan pengelolaannya dapat membantu proses pemulihannya. Oleh karena pulihnya ekosistem ini sama dengan menyelamatkan lingkungan perairan TAD umumnya dan kehidupan biota laut khususnya. 2. Rencana dan arahan kawasan lindung sempadan pantai dan sungai • Rencana pengelolaan merupakan konsep yang harus diperhatikan oleh karena 90 wilayah sempadan pantai dan sungai yang sudah terpakai sangat beresiko bagi pengembangan pemukiman di masa datang lagi. • Keseluruhan arahan dapat menjawab permasalahan yang mungkin terjadi, oleh karena itu arahan pengelolaannya harus secepatnya ditindaklanjuti, sehingga baik pantai maupun sungai masih dapat diselamatkan dari potensi abrasi dan intrusi air laut ke darat, serta berkurangnya sumber daya air bagi kebutuhan hidup masyarakat dapat ditanggulangi. 3. Rencana dan arahan kawasan lindung DAS • Rencana dan arahan kawasan lindung DAS menjadi agenda penting pemerintah, oleh karena konsep rehabilitasi hutan primer dan sekunder merupakan langkah konservasi sumber daya air di kawasan kota Ambon dan sekitarnya. Dengan demikian penetapan wilayah hulu DAS sebagai zona penyangga serta pembatasan pemanfaatan hutan di hulu DAS akan sangat membantu. 4. Rencana dan arahan pengelolaan budidaya dan penangkapan • Rencana dan arahan pengelolaan budidaya lebih banyak diarahkan ke TAD, sedangkan buat perikanan tangkap diarahkan ke bagian selatan kota Ambon.Tidak ada yang salah dari konsep ini, akan tetapi jika diperhatikan perbandingan luas TAD dengan jenis aktivitas dalam TAD saat ini apakah masih mungkin konsep ini dipertahankan. Tingginya variasi tipe budidaya dan jenis komoditi