Chemical Oxygen Demand COD

Gambar 84 Debit sedimen di perairan TAD pada tiap musim De bi t S e di me n Pe rai ran S u n gai di TAD pada Mu si m Ti mu r Agu stu s 2006 403.18 1754.89 1605.34 1191.67 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 S.Air Bsr Halong S.Waerekan S.Waetonahitu S.Waeheru Sungai D ebi t s edi m en to n ha ri Debit S edimen Perairan S ungai TAD pada Musim Pancaroba II Oktober 2006 626.09 422.89 1693.61 1036.93 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 1200.00 1400.00 1600.00 1800.00 S.Air Bsr Halong S.Waerekan S.Waet onahit u S.Waeheru Sungai D ebi t s edi m en to n ha ri De bi t Se di me n Pe rai ran Sungai di TAD pada Musi m Barat Januari 2007 464.04 328.04 26.155 728.67 0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 700.00 800.00 S.Air Bsr Halong S.Waerekan S.Waetonahitu S.Waeheru Sungai D eb it s ed ime n ton h ar i De bit Se dime n Pe rairan Sungai di TAD pada Musim Pancaroba I Mare t 2007 53.26 255.73 4434.90 1160.54 -1000.00 0.00 1000.00 2000.00 3000.00 4000.00 5000.00 S.Air Bsr Halong S.Waerekan S.Waetonahitu S.Waeheru S ungai D e bi t s e di m e n to n ha r i Dilihat dari karakteristik sungai Waetonahitu secara keseluruhan tidak mengherankan bila sungai ini relatif memiliki debit sedimen yang cukup tinggi hampir disemua musim. Adapun rata-rata debit sedimen pada musim timur, pancaroba II, barat dan pancaroba I adalah 1238,77 tonhari, 944,88 tonhari, 386,73 tonhari dan 1476,10 tonhari. Besarnya sumbangan debit sedimen dari tiap sungai dan tiap musim, ke perairan teluk jelas sangat berdampak kepada nilai kekeruhan perairan sebagai suatu habitat. Hal ini karena beberapa alasan yang terjadi pada dan disekitar sungai. Erosi yang terjadi bila musim hujan akibat kerusakan vegetasi, baik untuk pembangunan pemukiman, jaringan jalan maupun penambangan pasir dan batu turut andil dalam menyumbangkan sejumlah sedimen di perairan. Informasi ini menjadi penting bagi para pengguna perairan teluk khususnya untuk kegiatan budidaya dan perikanan. Oleh karena bukan hanya pencemaran bahan kimia yang terjadi saja, tetapi juga dapat disebabkan oleh terjadinya kekeruhan akibat sedimentasi. Sumber daya ikan akan bermigrasi ke tempat lain karena ketidaknyamanan yang dirasakan di perairan teluk sebagai habitat hidupnya selama ini. Sosrodarsono dan Takeda 2003 menjelaskan bahwa sedimentasi yang terjadi di perairan pantai baik secara alami maupun akibat ulah manusia, tidak dapat dilepaspisahkan dari limpasan run off yang dipengaruhi oleh karakteristik fisik sungai serta faktor meteorologis yang berpengaruh. Adapun faktor meteorologis yang berpengaruh diwakili oleh curah hujan, sedangkan fisik sungai berkaitan dengan kondisi penggunaan tanah landuse, daerah pengaliran, kondisi topografi dalam daerah pengaliran, jenis tanah serta faktor-faktor lain. Selain itu hasil penelitian Beegan 2005, menjelaskan bahwa sedimen di daerah teluk dan estuari sering terkontaminasi dengan bermacam bahan polutan sebagai hasil dari kegiatan industri dan buangan dari daerah pertanian, pembuangan limbah perkotaan serta dari sumber-sumber lain. Terkontaminasinya sedimen sangat berpengaruh ke kesehatan, kepadatan dan kelimpahan organisme invertebrata bentik, seperti kerang-kerangan dan cacing yang hidup di dalam sedimen. Ikan dan burung yang makan organisma invertebrata bentik juga akan terkontaminasi melalui pencernaan dan sedimennya. Hewan-hewan tingkat tinggi dapat juga terakumulasi bahan polutan setelah memakan ikan yang