f. pengembangan fasilitas pengolahan limbah B3 disesuaikan dengan studi kelayakan yang diadakan sebelumnya; dan
g. pengadaan danatau penyesuaian perundang-undangan tentang Pedoman Pengelolaan limbah cair, limbah udara, dan limbah B3 untuk wilayah Kota
Ambon. 2 Program pengembangan sistem pengelolaan limbah domestik diarahkan
untuk: a. Pengembangan mandi cuci kakus MCK umum dengan communal septic
tank di kawasan padat penduduk b. Pengembangan sistem pengelolaan limbah cair domestik dan non-
domestik secara off site dan on site c. Pengadaan danatau penyesuaian perundang-undangan tentang pedoman
pengelolaan limbah domestik untuk wilayah Kota Ambon.
Penyediaan sarana dan prasarana penyelesaian sampah padat maupun cair kota bukanlah merupakan langkah terakhir dalam pengendalian pencemaran
lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang dapat menilai apakah kepatuhan terhadap hukum dan peraturan mengenai baku mutu air limbah dan
lingkungan sudah di taati atau belum, serta bagaimana dengan mekanisme kerja dari sistem pengolahan limbah yang telah ada selama ini apakah sudah memenuhi
standart kualitas lingkungan? Dengan demikian perlu menerapkan sistem monitoring dan evaluasi kualitas lingkungan secara periodik. Selama ini bentuk
pengendalian pencemaran hanya sampai pada penyelesaian limbah tanpa evaluasi apakah teknologi penyelesaian limbahnya sudah tepat atau masih kurang.
VIII STRATEGI PENGELOLAAN PENCEMARAN TAD
8.1 Pengurangan Beban Pencemaran
Dari uraian sebelumnya BAB VI bahwa status perairan TAD telah tercemar ringan sampai berat. Hal ini berarti kapasitas asimilasi ekosistem
perairan TAD telah terlampaui oleh beban pencemaran pollution load yang masuk ke dalamnya. Disamping itu hasil evaluasi RTL kota Ambon juga secara
spesifik belum mengakomodasi kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan perairan TAD. Oleh sebab itu, demi kelangsungan sustainability TAD dalam
menunjang pembangunan wilayah kota Ambon secara berkelanjutan, maka harus dilakukan pengurangan beban pencemaran.
Langkah pengurangan terhadap bertambahnya beban pencemaran menjadi pilihan yang harus diambil. Oleh karena itu di dalam mengelola kualitas
lingkungan yang diketahui telah tercemar, maka manajemen pengendalian atau penanggulangan adalah dengan menimbulkan kesadaran masyarakat pemerintah
dan rakyat, penyediaan prasarana dan sarana penanganan limbah, penegakan hukum serta pendekatan ekonomi. Teluk Ambon Dalam, berdasarkan hasil
penelitian ini dengan pendekatan beberapa parameter indikator diketahui telah tercemar bahan organik biodegradable dan beracun PAH. Namun tidak berarti
semua kegiatan pembangunan dilarang di teluk, akan tetapi justru seluruh kegiatan masih dapat dilakukan dengan tetap berpatokan pada usulan penetapan zonasi dan
secara teknis mengacu pada instrumen-instrumen pengelolaan. Untuk mengatasi masalah ketidaktentuan dari pencapaian kualitas air yang baik dan sehat, maka
beban masukan harus dikendalikan, disertai dengan pengelolaan kualitas air yang efektif sehingga kualitas air dapat dipertahankan tetap layak bagi kelangsungan
hidup biota laut. Selanjutnya pengurangan beban pencemaran pada perairan TAD dapat dilakukan dengan pendekatan instrumen teknik, hukum dan kelembagaan,
sosial ekonomi dan budaya.
8.1.1 Pendekatan Teknologi
Pengurangan beban pencemaran yang masuk ke perairan TAD dengan pendekatan teknologi terdiri atas beberapa alternatif yaitu :
a. Semua limbah B3 bahan beracun berbahaya dilarang dibuang ke perairan TAD
b. Pengurangan pengendalian beban pencemaran yang masuk ke laut dengan teknik reuse penggunaan kembali produk buangan, recycle
teknik pendaur ulang produk-produk buangan agar dapat dimanfaatkan lagi, reduce teknik pengurangan buangan limbah ke
saluran, zero waste discharge teknologi penggunaan instalasi pengolah limbah sehingga tidak ada buangan.
c. Membangun jalur hijau green belt di kiri dan kanan sungai dan di sepanjang pantai.
d. Pengurangan bahan-bahan produksi pada setiap tahap produksi, sehingga dapat menghasilkan produk bersih.
e. Memilih lokasi pembuangan dengan spesifikasi tertentu tidak sensitif, serta penentuan waktu pembuangan yang tertentu juga.
8.1.2 Pendekatan Ekonomi
Pengurangan beban pencemaran dengan pendekatan ekonomi dapat dilakukan sebagai berikut :
Anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD dapat menciptakan pendapatan daerah, membelanjakan keuangan negara dan dapat bersikap netral
dalam mempengaruhi arah kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan melalui:
• Insentif positif berupa subsidi, keringanan pajak, kemudahan akses bank untuk memacu aktifitas ekonomi berwawasan lingkungan.
Artinya insentif ini diberikan untuk mencegah aktivitas yang merusak lingkungan.
• Disinsentif yaitu kebijakan yang menghasilkan pendapatan berupa pajak dan pungutan untuk mencegah aktivitas yang tidak berwawasan
lingkungan. Selain itu penetapan pajak dan pungutan sebagai harga atas terjadinya pencemaran lingkungan sebagai cerminan pelayanan
publik masyarakat terhadap kerusakan lingkungan.