Definisi dan Pengertian Pencemaran

sumber daya pesisir secara terpadu dan efisien. Penekanan sektoral hanya memperhatikan keuntungan sektornya dan mengabaikan akibat yang timbul dari atau terhadap sektor lain, sehingga berkembang konflik penggunaan ruang di wilayah pesisir dan lautan. Setiap pihak yang berkepentingan mempunyai tujuan, target dan rencana untuk mengeksploitasi sumber daya pesisir. Menurut Cincin- Sain and Knecht 1998, bahwa perbedaan tujuan, sasaran dan rencana tersebut mendorong terjadinya konflik pemanfaatan sumber daya user conflict dan konflik kewenangan jurisdictional conflict. Sebagai contoh adalah konflik penggunaan ruang yang terjadi di pantai Indah Kapuk Jakarta yaitu ruang untuk konservasi mangrove dengan pembangunan lapangan golf dan pemukiman mewah, konflik antara kepentingan konservasi dengan pariwisata Taman Laut Kepulauan Seribu, konflik antara konservasi dengan pengembang reklamasi pantai Teluk Manado. Konflik antara UU dengan hukum adat terjadi pada persoalan status wilayah perairan pesisir dan laut. Di dalam UU No.6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia, status perairan pesisir dan laut secara substansial, merupakan milik negara state property. Sebaliknya, masyarakat lokal di berbagai wilayah pesisir, menganggap sumber daya di sekitar desanya sebagai hak ulayat common property berdasarkan hukum adat yang telah ada jauh sebelum berdirinya Negara Indonesia.

2.2 Pencemaran Perairan Pesisir

2.2.1 Definisi dan Pengertian Pencemaran

Sebelum menguraikan berbagai permasalahan mengenai pencemaran pesisir dan lautan, perlu untuk menjelaskan defenisi dan pengertian pencemaran itu sendiri. Pengertian pencemaran telah banyak dikemukakan baik oleh para ilmuan, kelompok ilmuan maupun oleh pemerintah. GESAMP 1989 diacu dalam Bacci 1994, pencemaran adalah masuknya zat-zat atau energi ke dalam lingkungan laut estuari baik langsung maupun tidak langsung akibat adanya kegiatan manusia, yang menimbulkan kerusakan pada lingkungan laut, kehidupan di laut, kesehatan manusia, mengganggu aktivitas di laut usaha penangkapan, budidaya, alur pelayaran, serta secara visual mereduksi keindahan estetika. Miller 2004 diacu dalam Mukhtasor 2007, mendefinisikan bahwa pencemaran adalah sembarang penambahan pada udara, air dan tanah, atau makanan yang membahayakan kesehatan, ketahanan atau kegiatan manusia atau organisme hidup lainnya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup menjelaskan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukannya makluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan pencemar adalah bahan-bahan yang bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan ekosistem sehingga mengganggu peruntukkan ekosistem tersebut Effendi 2003. Clark 1986, mengemukakan bahwa kebanyakan bahan-bahan yang masuk ke laut adalah dari aktivitas manusia ataupun terjadi secara alami. Akan tetapi kebanyakan bahan-bahan tersebut sejauh ini secara alami ada di laut, antara lain: logam-logam yang berasal dari deposit metalliferous; minyak dari rembesan deposit minyak yang masuk ke laut misalnya di teluk Mexico, pantai California; partikel-partikel dari erosi pantai contohnya di pantai Inggris; air panas dari sumber mata air panas sekitar Iceland, serta radioaktif di pantai Brazil dan India. Apakah semua input itu, baik karena aktivitas manusia maupun terjadi secara alami, dianggap sebagai pencemaran? Atau hanya karena ulah manusia saja yang dianggap sebagai input pencemaran, walaupun secara alami input beberapa bahan mungkin lebih besar. Hal inilah yang ditanggapi oleh para ilmuan yang merupakan ahli pencemaran laut yang tergabung dalam GESAMP Group of Experts on Scientific Aspects of Marine Pollution, bahwa ada perbedaan antara kontaminasi dan polusi atau pencemaran. Suatu perairan yang terkontaminasi ditandai dengan adanya perubahan satu atau lebih parameter lingkungan hingga dan telah mendekati nilai ambang batas alami, namun belum merusak lingkungan. Sebaliknya bila perubahan tersebut telah sampai pada tingkat merusak satu jenis organisma, populasi maupun komunitas biologis itulah yang dikenal dengan polusi atau pencemaran Bacci 1994. Kontaminasi adalah kehadiran bahan-bahan dengan konsentrasi yang tinggi dalam air, sedimen atau organisme, dan konsentrasi tersebut lebih tinggi dari konsentrasi alaminya baik untuk lingkungan maupun untuk organisme. Sedangkan pencemaran pollution adalah masukan dari aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, dari bahan atau energi ke lingkungan laut yang menghasilkan pengaruh merusak seperti membahayakan sumber daya – sumber daya hidup; membahayakan kesehatan manusia; mengganggu aktivitas di laut termasuk perikanan; perusakan kualitas penggunaan air laut serta mengurangi kenikmatankesenangan GESAMP 1989, diacu dalam Clark 1986. Dengan kata lain kontaminasi mungkin merupakan isyarat peringatan, tetapi bukan pencemaran polusi kecuali, pertama, disebabkan oleh aktivitas manusia dan, kedua, sudah ada pengaruh yang merusak. Berdasarkan defenisi dan pengertian pencemaran yang dikemukakan di atas, proses terjadinya pencemaran adalah ketika ada bahanzat, makluk hidup atau energi yang masuk ke suatu perairan baik yang terjadi secara alami maupun dari aktivitas manusia. Kondisi suatu lingkungan dimana telah terjadi pergeseran nilai-nilai alamiahnya tersebut, bukan hanya berdampak ke kelestarian sumber daya alam saja tetapi dapat juga membahayakan kesehatan manusia pengguna alam ini sendiri bahkan bisa sampai mati. Kenyataan ini juga secara langsung dapat mengurangi nilai estetika lingkungan pesisir dan lautan, dan akhirnya akan mempengaruhi konsisi sosial ekonomi masyarakat. Atas dasar kondisi geologi dan geomorfologi, bentuk teluk membulat dan adanya ambang sempit yang merupakan pintu masuk ke TAD, mengakibatkan teluk terlindung dari berbagai pengaruh langsung Laut Banda, serta kemiringan lereng yang menopang proses akresi disepanjang pantai, sehingga ekosistem penting di TAD seperti mangrove dan lamun dapat berkembang dengan baik. Dengan demikian wilayah ini menjadi wilayah yang produktif bagi pengembangan usaha-usaha perikanan, budidaya maupun perikanan tangkap. Sistem drainase yang kurang baik mengakibatkan pembuangan limbah domestik menjadi tidak lancar. Di Teluk Ambon bermuara beberapa sungai yang sering meluap di musim hujan dan membawa endapan lumpur dan pasir. Endapan- endapan sedimen ini terjadi karena konversi penggunaan lahan atas untuk berbagai kegiatan pembangunan, perombakan batuan dan penambangan pasir turut mempercepat laju erosi dan kerusakan daerah hilir. Endapan sedimen di daerah muara dipercepat oleh semakin meluasnya pengelupasan penutup batuan di daerah aliran sungai serta perubahan tataguna lahan, sehingga daerah batuan yang tidak terlindung vegetasi akan mengalami erosi waktu musim hujan. Oleh karena itu bila potensi terjadinya pencemaran terus meningkat maka akan beresiko terhadap kehidupan sumber daya alam di dalamnya.

2.2.2 Jenis dan Sumber Pencemaran