Perbandingan Volume Beban Pencemaran BL dari Sumber-sumber

Diketahui bahwa moluska adalah kelompok biota utama yang memiliki jumlah jenis terbanyak di perairan laut Indonesia yaitu sebanyak 2500 jenis yang terdiri atas kelas gastropoda dan bivalvia. Dengan demikian kemungkinan hadir kelas-kelas ini lebih dominan pada suatu lokasi dibandingkan kelompok biota lain. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada 12 lokasi pengamatan didapatkan bahwa nilai kepadatan total berkisar antara 5,67-41,21 indm 2 Tabel 52. Galala dan Halong merupakan daerah dengan nilai kepadatan terendah 5,67 dan 8,07 indm 2 , sedangkan nilai kepadatan tertinggi di jumpai pada daerah Kate- Kate 41,21 indm 2 , diukuti oleh Poka 31,73 indm 2 dan Latta 30,23 indm 2 . Hasil pengamatan pada lokasi dengan nilai kepadatan terendah seperti di Galala memperjelas kondisi sebenarnya dari habitat di daerah ini yang padat dengan kegiatan perbaikan kapal, tempat penambatan kapal motor , perahu, serta terdapat banyak sampah disekitarnya, daerah ini juga berada tepat di depan PLN Hative Kecil Galala.Sementara itu pada daerah Halong, didapatkan bahwa hampir sebagian besar daerah pasang surutnya telah dibangun perumahan penduduk, sehingga luas areal pasang surut menjadi lebih sempit, dengan demikian keberadaan biota-biotanyapun semakin terdesak. Tabel 52 Sumbangan nilai kepadatan tertinggi dari jenis-jenis moluska di tiap lokasi No. Lokasi Jenis Kepadatan Tertinggi indm2 1 Poka Clithon oualoniensis 13,05 2 Bt.Koneng LIPI Clypeomorus batillariaeformis 1,56 Morula muxiva 1,56 3 Kate-Kate Clanculus atropurputcus 14,69 4 Hunut Clithon oualoniensis 3,44 5 Waiheru Nerita signata 2,60 6 Nania Morula granulata 4,34 7 Negeri Lama Clithon oualoniensis 5,74 8 Passo Morula granulata 2,66 9 Lateri Nerita signata 3,78 10 Latta Architectnica prespective 10,39 11 Halong Morula granulata 1,34 12 Galala Thais rugosa 1,50 Ekspresi rendahnya nilai kepadatan suatu organisma secara merata pada suatu lokasi juga mengindikasikan bahwa kemungkinan sumberdaya makanan pada lokasi tersebut dapat dikatakan sangat miskin. Hasil observasi ditemukan bahwa lokasi seperti perairan Hunut, Nania, Negeri Lama, Waeheru dan Passo merupakan perairan-perairan dimana oleh masyarakat setempat kegiatan eksploitasi sumberdaya fauna bentos sering dilakukan. Kemungkinan hal ini turut juga mempengaruhi keberadaan sumberdaya fauna bentos di setiap perairan. Sebaliknya kenyataan bahwa sumbangan nilai kepadatan total yang tinggi pada suatu lokasi tidak selamanya berarti lokasi tersebut subur atau sehat, akan tetapi juga dapat dilihat apabila sumbangan tingginya nilai kepadatan adalah hanya dari sumbangan satu atau beberapa jenis saja itu berarti hal inipun perlu mendapat perhatian tersendiri apakah yang sedang terjadi pada lokasi seperti ini, sehingga ada jenis yang sangat menonjol dibandingkan jenis yang lain. Yang menarik disini, ternyata setiap lokasi hanya memiliki jumlah jenis antara 5,56-48,99 dari jumlah total jenis yaitu 192 Tabel 51. Hal ini berarti kemungkinan telah terjadi tekanan lingkungan sehingga hanya jenis-jenis yang mampu bertahan dengan kondisi tertekan tersebut saja yang dapat tetap hidup. Beberapa penelitian lingkungan dengan pendekatan ekologis telah banyak membuktikan bahwa tingginya nilai kepadatan suatu jenis pada suatu lokasi secara menonjol, menandakan telah terjadi tekanan ekologis terhadap lingkungan atau habitat tempat hidup biota-biota tersebut Tabel 52. Selain itu variabilitas kondisi lingkungan antar stasiun yang besar, sehingga tiap stasion memiliki bentos tersendiri.

6.8.2 Klaster Nilai Kepadatan Bentos

Analisis klaster dipergunakan untuk mengklasifikasi objek ke dalam kelompok yang relatif homogen. Dalam setiap kelompok cenderung memiliki objekkasus yang sama satu dengan lainnya dan berbeda jauh tidak sama dengan objek kelompokklaster lain. Pendekatan untuk mengukur kesamaan atau kemiripan objek dinyatakan dalam jarak distance antara pasangan objek. Objek yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah nilai kepadatan pada masing-masing lokasi yang ada di perairan TAD. Pengklasteran ini dimaksudkan untuk melihat kemiripan kepadatan spesies antar lokasi. Hasil analisis klaster mendapatkan 4 empat klasterkelompok Gambar 85 yaitu :