Flushing Time waktu dirus

VII EVALUASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAD

7.1 Penataan Ruang

Pada intinya pengelolaan lingkungan TAD dikatakan berhasil, bila kondisi, struktur dan fungsi ekosistem TAD dalam keadaan baik serta mampu menunjang aktivitas pembangunan dan kehidupan manusia yang memanfaatkannya secara berkelanjutan. Kondisi ini tercermin pada kondisi kualitas perairan yang masih baik tidak tercemar, atau kalaupun tercemar hanya pada tingkat yang ringan dan masih terpeliharanya ekosistem pesisir utama, seperti terumbu karang, padang lamun dan mangrove. Oleh karena itu untuk mengetahui kondisi fisik kimia dan ekologis lingkungan perairan maka kajian spesifik tentang beban pencemaran dan penentuan status perairan TAD dianalisis seperti pada BAB VI sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis tersebut didapatkan bahwa perairan TAD sudah tercemar. Akan tetapi hasil penelitian ini juga perlu disesuaikan dengan kebijakan pengelolaan lingkungan TAD yang mungkin sudah dilakukan selama ini. Oleh karena itu maka, langkah evaluasi secara diskriptif terhadap isi tata ruang yang dipakai dalam rangka pengelolaan TAD juga perlu diperhatikan. Misalnya tentang cara konstruksi dan pembangunan prasarana dan sarana yang ramah lingkungan dan pengendalian pencemaran. Diketahui bahwa kebijakan pengelolaan lingkungan TAD yang dimaksud di atas secara khusus belum tertuang dalam rencana tata ruang yang dimaksud. Oleh karena tata ruang wilayah yang dibuat oleh pemerintah provinsi merupakan tata ruang untuk keseluruhan wilayah provinsi Maluku, sedangkan tata ruang kota Ambon juga merupakan tata ruang yang mencakup keseluruhan wilayah kota, dan tidak spesifik untuk wilayah TAD. Hal ini terlihat dari dasar pembuatan tata ruang itu sendiri yang lebih dititikberatkan pada aspek-aspek yang umum seperti pemerataan pembangunan di seluruh wilayah provinsi, optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam laut potensi ekonomi dan perlindungan terhadap keanekaragaman sumber daya alam mengacu pada U.U. No.262007 dan Kepmen DKP No.342002, sedangkan aspek kerusakan lingkungan akibat ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan daya dukung lingkungan masih kurang proporsinya. Beberapa alasan di atas selanjutnya menjadi bahan kajian terhadap kebijakan pengelolaan lingkungan TAD selama ini baik oleh pemerintah provinsi maupun kota. Dalam kaitan dengan penelitian ini maka secara umum dapat dilihat pola pemanfaatan dan pengelolaan wilayah ruang laut kota Ambon selama ini seperti pada Gambar 86, sedangkan peta wilayah yang berpotensi terkena pencemaran seperti pada Gambar 87. Berdasarkan peta pola pemanfaatan terlihat bahwa perairan TAD lebih banyak diarahkan untuk kegiatan budidaya KJA, rakit terapung dan kurungan tancap dan perikanan tangkap ikan pelagis dan demersal. Sementara itu Gambar 87, memperlihatkan kondisi hutan mangrove yang rusak misalnya pada perairan pantai Halong, Latta, Lateri, Nania dan Batu Koneng, dan terumbu karang yang telah rusak ditemukan pada perairan Halong dan Tanjung Tiram-Poka. Padahal kehadiran kedua komunitas ini sangat penting di dalam menunjang keberlangsungan hidup sumber daya alam lautnya. Gambar 87 juga menjelaskan kemungkinan kerusakan komunitas-komunitas tersebut dapat saja berhubungan dengan aktivitas beberapa pelabuhan atau dermaga yang beroperasi selama ini, sehingga berpotensi sebagai sumber pencemaran minyak. Kondisi di atas juga ditunjang dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa perairan TAD telah tercemar. Oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan kualitas lingkungan TAD yang dapat mengatasi masalah kerusakan lingkungan tersebut. Selanjutnya dari rencana tata ruang yang disusun pemerintah provinsi dan kota apakah sudah tersirat rencana dan arahan pengelolaan lingkungan yang dapat menjawab permasalahan lingkungan yang terjadi ataukah belum. Berikut ini akan dikemukakan gambaran umum beberapa rencana pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir dan laut kota Ambon termasuk perairan TAD sebagai salah satu wilayah kewenangan kota Ambon.

7.1.1 Gambaran Umum Rencana dan Arahan Pengelolaan Kawasan

Lindung 7.1.1.1 Zona Lindung Lokal dan Zona Penyangga Hutan Mangrove Rencana dan arahan pengelolaan kawasan lindung dimaksudkan untuk tujuan jangka panjang yaitu melindungi dan melestarikan keanekaragaman sumber daya alam dan lingkungan agar dapat dimanfaatkan terus oleh generasi