NO Analisis Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi Perairan TAD

limbah sebesar 1,6 m 3 thn, maka dari 47 ekor ternak babi yang dipelihara selama kurang lebih 6,7 bulan tersebut kemungkinan akan menghasilkan limbah sebesar 41,987 m 3 atau sekitar 0,893 m 3 ekor6,7 bln. Tabel 40 Perhitungan cepat beban pencemaran cair dari kegiatan agro-industri Jenis ternak Jumlah ternak ekor Rata-rata lamanya dipelihara bln Faktor Volume limbah m3ekorthn m3 Babi 47 6,7 1,6 41,987 Keterangan: Menurut Djajadiningrat Amir 1991 Jumlah ternak x wkt pelihara12 x Fak.vol.limbah Melihat sistem pembuangan limbah yang masih tradisional tersebut, maka volume limbah ini berpotensi masuk ke lingkungan perairan TAD setiap hari. Hal ini tentu akan mempengaruhi kualitas lingkungan perairan sekitarnya.

6.2.8.4 Beban Pencemaran Pertanian

Potensi sumber pencemaran yang cukup berpengaruh adalah dari kegiatan pertanian. Penggunaan pupuk dan pestisida sudah menjadi sumber pencemaran di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Berdasarkan pengamatan dari salah satu kelompok petani yang menggunakan sebagian lahan di Waeheru sebagai lahan kebun sayur-sayuran di peroleh informasi bahwa untuk penyuburan tanah dan tanaman dipakai pupuk kandang, urea dan gandasil. Sedangkan untuk mengatasi hama dan penyakit digunakan pestisida jenis antracol dan mamigro. Hasil perhitungan cepat menunjukkan bahwa kemungkinan total volume limbah yang dihasilkan selama pemberian pupuk kurang lebih 0,3091 m 3 Tabel 41. Luas lahan yang terbatas ini merupakan lahan yang terus menerus digarap untuk memenuhi kebutuhan hidup petani. Oleh karena itu maka pemupukan merupakan salah satu cara untuk menyuburkan lahan tersebut. Volume pupuk yang diberikan ini kemungkinan ada sebagian yang hilang waktu penyiraman atau waktu hujan. Apalagi perhitungan ini hanya untuk satu kali periode pemberian pupuk untuk umur tanaman pada masa pembesaran, sedangkan ada juga pemberian pupuk pada saat pembibitan. Dengan demikian kegiatan pertanian seperti ini baik dalam skala kecil maupun besar akan berpotensi menambah beban masukan atau limbah ke lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu kemungkinan terjadi pencemaran limbah organik di laut dapat bersumber baik dari darat maupun dari laut sendiri. Tabel 41 Perhitungan cepat beban pencemaran dari kegiatan pertanian kebun sayuran Jenis pupuk Luas ha Jmlh wkt pemberian pupuk kali Volume pupuk m3 Vol x jmlh wkt m3 Gandasil 0,25 2 0,0300 0,0601 Pupuk kandang 0,25 2 0,1200 0,2400 Urea 0,25 2 0,0045 0,0090 Jumlah 0,3091 Untuk mengatasi masalah ini maka penerapan pemberian pupuk berimbang dapat menjadi salah satu cara mengatasi hilangnya pupuk akibat komposisi salah satu bahan yang lebih besar dari yang lain.

6.2.8.5 Beban Pencemaran Kapal di Laut

Pencemaran laut diketahui dapat terjadi akibat adanya bahan atau zat yang masuk ke perairan baik yang bersumber dari darat seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maupun dari hasil kegiatan di laut sendiri. Untuk menduga seberapa besar sumbangan bahan pencemar yang ada di laut maka pendekatan analisis konsentrasi beberapa parameter indiktor telah dilakukan. Akan tetapi untuk menghitung seberapa besar jumlah limbah yang mungkin dihasilkan dari suatu kegiatan tidak bisa diduga dari hanya nilai konsentrasi parameter tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu cara perhitungan cepat seperti ini. Hasil perhitungan sumber dari laut lebih di tekankan pada sumber pencemaran bergerak seperti yang berasal dari kapal ferry yang beroperasi melayani penyeberangan dari Galala ke Poka. Dikatakan bahwa kapal-kapal ferry ini dalam satu hari beroperasi selama kurang lebih 15 jam yaitu dari pkl.06.00-21.00 WIT. Berdasarkan komunikasi interpersonal, selama operasi kemungkinan masing-masing kapal dapat mencecerkan limbahnya kurang lebih 0,5 . Berdasarkan informasi kapal Tenggiri dengan kapasitas 740 GT membutuhkan 700 liter minyak per hari dan jika 0,5 tercecer dalam operasi kapal ini berarti ± 3,5 liter yang masuk ke laut. Sedangkan kapal Gabus dengan kapasitas 133 GT membutuhkan 200 liter per hari dan kemungkinan minyak yang tercecer dari operasi kapal ini adalah ± 1 liter. Berdasarkan informasi ini maka kemungkinan dalam setahun pengoperasian ke dua kapal ini dapat menghasilkan kurang lebih 1,643 m 3 minyak yang tercecer Tabel 42. Dikatakan juga bahwa untuk kapal Tenggiri membutuhkan banyak minyak dari kapal Gabus karena kondisi mesinnya yang sudah tidak bagus lagi. Sedangkan kegiatan yang berpotensi mencecerkan minyak adalah dari kegiatan pengisian bahan bakar, pencucian tangki ballas dan perbaikan mesin kapal. Perhitungan ini baru dari satu jenis kapal yaitu kapal ferry, padahal masih banyak kapal-kapal lain yang beroperasi setiap hari di teluk. Perhitungan ini mencoba memberi gambaran bahwa dalam 1 hari atau bahkan setahun laut berpotensi tercemar limbah cair baik dari darat maupun dari laut dengan kuantitas yang berbeda-beda. Tabel 42 Perhitungan cepat beban pencemaran cair dari kapal ferry Jenis Kapal Kapasitas GT Jenis BBM Jumlah BBM lthari 0,5 BBM yang hilang lt m3 KMP Tenggiri 740 solar 700 1277,500 1,278 KMP Gabus 133 solar 200 365,000 0,365 Jumlah 1,643 Keterangan: High Speed Diesel Komunikasi interpersonal ABK

6.2.8.6 Persentase Limbah Kegiatan di Darat dan Laut

Dari keseluruhan sumber pencemaran di darat dapat dilihat bahwa persentase buangan limbah terbesar adalah dari limbah cair kota, sedangkan kegiatan-kegiatan lainya memberikan kontribusi limbah relatif kecil, seperti buangan yang berasal dari kapal ferry Tabel 43. Tabel 43 Persentase beban pencemaran produksi limbah dari kegiatan di darat dan di laut Kegiatan Beban limbah m 3 thn Persentase DARAT: 1. Domestik padat 15359,797 0,209965 2. Domestik cair : a.ada saluran buangan 5531575 75,615444 b. tanpa saluran buangan 1768425 24,173990 3. Peternakan 41,987 0,000574 4. Pertanian 0,309 0,000004 LAUT : 5.Kapal ferry 1,643 0,000022 Jumlah total 7315403,736 100 Persentase ini memberikan gambaran sementara besarnya beban masukan dari berbagai sumber di darat dan di laut yang telah masuk ke perairan teluk. Hal ini juga membenarkan kesimpulan beberapa peneliti bahwa pencemaran yang terjadi di perairan pesisir dan laut, sebagian besar berasal dari sumber-sumber di darat. Oleh karena itu sistem pengolahan limbah di masing-masing sumber mestinya menjadi perhatian pemerintah kota di dalam menetapkan kebijakan pengolahan limbah yang tepat pada tiap sumbernya.

6.3 Perbandingan Volume Beban Pencemaran BL dari Sumber-sumber

Utama Secara umum dapat dilihat bahwa dari hasil analisis beban pencemaran yang berasal dari sungai dan hasil perhitungan cepat beban pencemaran beban limbah dari darat dan laut, diperoleh bahwa sumber pencemaran utama di perairan teluk adalah bersumber dari darat yaitu ± 7315402,093 m 3 limbah per tahun atau sekitar ± 99 . Sedangkan sumber dari laut yaitu ± 1,643 m 3 limbah per tahun atau sekitar 0,00002 dan sumber dari sungai yaitu ± 3,475 m 3 limbah per tahun atau sekitar 0,00005 Tabel 44. Kenyataan ini membuktikan bahwa untuk pulau kecil seperti pulau Ambon, maka pengaruh darat terhadap keberadaan perairan pesisir menjadi sangat dominan. Tabel 44 Persentase beban pencemaran dari sumber utama Sumber pencemaran Beban pencemaran m3thn Persentase SUNGAI 3,475 0,00005 DARAT 7315402,093 99,99993 LAUT 1,643 0,00002 7315407,211 100 Perkiraan nilai beban masukan ini mungkin akan lebih bertambah lagi bila analisis sumber pencemaran di laut dikembangkan untuk semua kapal yang