Pendekatan Sosial Budaya Pendekatan Hukum

Beberapa usulan penanganan dampak dalam dokumen AMDAL ternyata diabaikan oleh perusahan sehingga terjadi sedimentasi yang sangat luas di daerah pantai Passo dan Lateri. Kondisi ini menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap hasil analisis merupakan hal penting di dalam pengelolaan lingkungan. Kalau dilihat bahwa AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang diisyaratkan untuk mendapatkan perijinan, selain studi kelayakan teknis dan studi kelayakan ekonomis, seharusnya AMDAL dilaksanakan bersama- sama, sehingga dari ketiga studi kelayakan tersebut dapat saling memberikan masukan sehingga dapat dilakukan optimasi untuk mendapatkan keadaan yang optimum bagi proyek atau aktivitas pembangunan mana saja. Terutama dampak lingkungan dapat dikendalikan melalui pendekatan teknis atau dapat disebut sebagai penekanan dampak negatif dengan engineering approach maupun pendekatan limbahwaste approach Gambar 104. Gambar 104 Pengendalian dampak lingkungan dengan pendekatan limbah waste approach Hadiwiardjo 1997

8.3.2 Pengendalian Limbah Rumah Tangga

Secara umum dengan tidak mengurangi nilai manfaat dari instrumen sosial budaya dan ekonomi, strategi pengelolaan pencemaran untuk mengurangi beban pencemaran di TAD lebih dititik beratkan pada penggunaan instrumen teknologi yaitu dengan pendekatan metode 3R reuse, recycle dan reduce. Mempelajari sistem penanganan dan pengelolaan limbah yang sekarang dilakukan oleh pemerintah kota Ambon dengan mekanisme penanganan yang belum maksimal Studi Kelayakan Teknis Studi Kelayakan Ekonomis Studi Kelayakan Lingkungan Amdal Proyek berjalan Dampak Lingkungan Pengelolaan Lingkungan maka berikut ini di usulkan langkah pengendalian berdasarkan sumber pencemaran itu sendiri. Untuk mengendalikan pencemaran yang bersumber dari aktivitas rumah tangga di usulkan untuk menggunakan langkah dan teknologi yang di pakai oleh masyarakat peduli sampah Indonesia sebagai yang diuraikan berikut ini. Kwadrati 2007 dalam http:pedulisampah.orgblog~3RbwPvqtT3Q8 2008, menjelaskan bahwa penanganan sampah dari segi teknologi tidak akan tuntas hanya dengan menerapkan satu metode saja tetapi harus dengan kombinasi dari berbagai metode yang kemudian dikenal sebagai sistem pengelolaan sampah terpadu. Sistem pengelolaan sampah terpadu tersebut setidaknya mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah reduce, daur ulang recycle dan pemanfaatan kembali reuse, pengkomposan, pembakaran incinerate dan pembuangan akhir landfilling. Pengelolaan sampah sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak dari sumber sampai dengan pembuangan akhir. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengelolaan sampah terpadu adalah: penanganan sampah pada sumbernya yaitu semua perlakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah di tempatkan di tempat pembuangan. Penanganan sampah di sumbernya dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penanganan sampah pada tahap selanjutnya. Penanganan sampah pada tahap ini dapat mengendalikan timbulan sampah. Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya meliputi pemilahan sorting, yaitu memilah antara sampah organik, anorganik dan sampah berbahaya B3. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali reuse contohnya : menggunakan kembali botol dan wadah kemasan produk untuk penyimpanan daripada membeli baru dan tidak membuang barang yang masih layak digunakan namun memberikannya kepada yang membutuhkan. Selain itu dapat di daur ulang misalnya kaleng bekas susu untuk membuat mainan atau mempersilahkan pemulung mengambilnya untuk didaur ulang. Sampah organik dapat memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu dijadikan kompos atau pakan ternak. Sedangkan sampah berbahaya harus ditangani secara khusus untuk menetralisirkannya dari pengaruh bahan pencemaran. Sampah ini harus dipisahkan dari yang lainnya sehingga proses