Persentase Jenis Pekerjaan dan Angkatan Kerja

VI BEBAN PENCEMARAN, PENENTUAN STATUS KUALITAS PERAIRAN DAN PENDUGAAN ANGKA KERUSAKAN KOMUNITAS Konsentrasi Bahan Pencemaran Selanjutnya untuk menganalisis lebih dalam lagi perubahan kualitas lingkungan perairan TAD yang diawali dengan gambaran kondisi umum perairan TAD maupun sungai seperti yang sudah dijelaskan di Bab sebelumnya, maka pada bagian ini analisis dilanjutkan untuk mengetahui berapa beban pencemaran serta seperti apa status perairan TAD yang sebenarnya. Analisis beban pencemaran merupakan analisis hubungan antara besarnya beban pencemaran pollution load dari masing-masing pencemar pollutan dengan konsentrasi pencemar di laut. Rata-rata konsentrasi pencemar yang terukur melalui tiap paramater indikator pada tiap musim tidak terlalu bervariasi, kecuali indikator COD dan TOM Tabel 23, standar deviasi yang lebih besar dibandingkan parameter lain memperlihatkan variabilitas data kedua parameter ini. Konsentrasi limbah tertinggi adalah dari parameter COD, sedangkan konsentrasi limbah indikator TOM tertinggi hanya dijumpai pada musim timur Agustus. Tabel 23 Rata-rata konsentrasi parameter indikator di laut Konsentrasi mgl Musim NO 3 PO 4 BOD COD TOM TSS M.Timur Agustus 0,061 - 0,002 3,964 36,582 17,208 0,021 M.Pancaroba II Oktober 0,065 0,007 1,802 29,347 2,183 0,012 M.Barat Januari 0,096 0,007 1,938 44,829 5,315 0,037 M.Pancaroba I Maret 0,217 0,049 1,247 45,195 8,447 0,035 sd 0,070 0,023 1,189 7,558 6,473 0,011 Tabel 23, menjelaskan bahwa bila analisis hanya menggunakan nilai konsentrasi yang didapatkan, kemudian dibandingkan dengan nilai baku mutu air yang ditetapkan, maka hanya parameter NO 3 dan PO 4 yang menggambarkan bahwa kualitas perairan TAD sudah melebihi baku mutu. Demikian juga dengan parameter COD yang merujuk pada WHO, ternyata menunjukkan kondisi perairan telah tercemar. Namum membandingkan langsung nilai yang terukur dengan baku mutu seperti ini dikuatirkan tidak akan memberi gambaran yang sesungguhnya telah terjadi disuatu ekosistem perairan. Oleh karena itu analisis dilanjutkan dengan menghitung beban pencemaran sebagai hasil masukan dari sungai, demikian juga dengan analisis pendugaan angka kerusakan terhadap komunitas biologi dalam perairan serta penentuan status perairan TAD. Untuk menunjang analisis beban pencemaran tersebut maka konsentrasi masing-masing parameter indikator di kemukakan berikut ini.

6.1.1 Konsentrasi Oksigen Terlarut DO di Perairan Laut

Oksigen terlarut merupakan parameter penting yang dibutuhkan oleh semua organisme perairan, seperti ikan. Ketidak hadiran oksigen dalam perairan akan sangat berbahaya bagi kehidupan akuatik. Kebanyakan ikan pada beberapa perairan tercemar mati, bukan karena toksisitas bahan buangan secara langsung, akan tetapi karena kekurangan oksigen dalam perairan akibat digunakan di dalam proses dekomposisi oleh mikroorganisme. Dalam volume udara yang bersih dan kering terdapat 20,95 oksigen. Sebagian besar oksigen dalam air berasal dari atmosfer. Oleh karena itu, kemampuan suatu badan air untuk mengisi oksigen kembali dengan cara kontak dengan atmosfer merupakan hal yang sangat penting Achmad 2004. Lebih lanjut menurut Connel dan Miller 1995 diacu dalam http:www.redaksidamandiri 2003, sebagian besar dari zat pencemar yang menyebabkan oksigen terlarut berkurang adalah limbah organik. Lee et al. 1978 diacu dalam http:www.redaksidamandiri 2003, kandungan oksigen terlarut pada suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator kualitas perairan, seperti terlihat pada Tabel 24. Tabel 24 Status kualitas air berdasarkan kandungan oksigen terlarut Lee et al. 1978 No. Kadar DO mgl Status Kualitas Air 1 6,5 Tidak tercemar hingga tercemar sangat ringan 2 4,5 – 6,4 Tercemar ringan 3 2,0 – 4,4 Tercemar sedang ringan 4 2,0 Tercemar berat Kandungan oksigen terlarut DO di sperairan teluk Ambon Dalam TAD untuk lapisan permukaan telah banyak informasi penelitian. Akan tetapi untuk lapisan bawah penelitian ini jarang dilakukan, sehingga informasi temporal di TAD sangat sedikit. Pada musim barat November-Desember 1998 oksigen terlarut berkisar dari 3,98–4,08 mgl, sedangkan pada musim timur Mei-Juni 1998 oksigen terlarut berkisar dari 2,45–2,46 mgl. Sedangkan pada musim barat Desember 2002 nilai oksigen terlarut pada lapisan permukaan terukur 5,0–6,0 mgl. Nilai terendah ditemukan pada perairan Waiheru–Lateri 2 yakni 5 mgl dan meningkat ke arah Latta–Tanjung Martafons 5,5–6,0 mgl. Dengan demikian kisaran nilai DO menurun dengan bertambahnya kedalaman Pemkot Ambon dan Unpatti, 2002. Hal ini berhubungan dengan supply oksigen baik dari udara maupun dari aktivitas fotosintesa. Demikian juga dengan hasil penelitian pada Tabel 25, dimana kisaran oksigen terlarut adalah 3,14–5,96 mgl. Kisaran inipun masih ada dalam kisaran DO hasil penelitian 2002. Itu berarti indikasi terjadi penurunan oksigen dalam ekosistem TAD telah berlangsung sejak lama. Hasil penelitian menunjukkan kisaran oksigen terlarut rata-rata tiap stasion berkisar antara 6,16–8,14 mgl dan dari rata-rata tiap musim berkisar antara 6,18–7,53 mgl Gambar 61. Berdasarkan Tabel 24, maka representasi kisaran rata-rata nilai DO yang diperoleh menunjukkan status kualitas perairan TAD berkisar dari tercemar ringan hingga tercemar sedang ringan. Tabel 25 Kandungan oksigen terlarut perairan TAD tahun 1974 – 1975 Bulan Oksigen terlarut mg l Mei 1974 4,18 Juni 3,84 Juli 4,44 Agustus 4,26 September 4,34 Oktober 3,14 November 3,22 Desember 3,68 Januari 1975 5,96 Februari 3,30 Maret 4,08 April 4,18 Sumber : P3O LIPI- Ambon Selain itu bila dilihat peta sebaran oksigen terlarut tiap stasion dan tiap musim Lampiran 4a,b,c,d kisaran nilai DO pada musim timur dan pancaroba II relatif lebih besar dari 7, sedangkan pada musim barat dan pancaroba I berkisar Ket: sd rata-rata semua stasion=0,696 sd rata-rata semua musim=0,619 Gambar 61 Oksigen terlarut rata-rata tiap stasion dan tiap musim antara 3,41 – 9,20 mgl. Kondisi nilai DO seperti ini juga menggambarkan kondisi perairan tidak tercemar hingga tercemar sedang ringan Tabel 24.

6.1.2 Konsentrasi NO

3 dan PO 4 di Perairan Laut Pembuangan kotoran biasanya mengandung nitrat dan fosfat, dalam jumlah yang besar. Kedua unsur ini merupakan nutrien bagi tanaman, sehingga meningkatkan kelimpahan fitoplankton di perairan. Pengkayaan ini menguntungkan zooplankton dan memperbanyak jumlah rantai-rantai makanan lainnya Clark 1986. Dijelaskan juga bahwa bila buangan domestik diuraikan oleh bakteria, tidak hanya karbon dioksida CO 2 dan air H 2 O, tetapi juga nitrogen dan fosfor dilepaskan sebagai bahan anorganik yang secara alami terkandung dalam komponen protein tanaman dan hewan. Nitrat, fosfat dan garam-garam lainnya merupakan nutrien penting untuk pertumbuhan tanaman. Sirkulasi bahan secara alami berfungsi hanya bila nutrien-nutrien ini dilepaskan terus menerus. Tanpa nutrien tidak ada pertumbuhan tumbuhan. Namum tidak berarti adalah baik jika banyak nutrien yang masuk ke dalam badan air itu baik bagi suatu ekosistem perairan Gerlach 1981. Melimpahnya nutrien di suatu perairan justru akan menimbulkan masalah baru yaitu terjadi peledakan populasi mikroorganisma yang akan berdampak suplai oksigen terlarut dalam perairan. Hasil penelitian Tarigan 1987; Edward dan Manik 1987, menunjukkan bahwa konsentrasi NO 3 dan PO 4 di dua sungai pada TAD berturut-turut berkisar antara 14,8–22,7 μm dan 16,4–21,0 μm. Selanjutnya Wagey 2002 menemukan bahwa Mei 1996 – Juli 1997 dan Agustus 1997 – Juli 1998, kondisi nitrat dan DO Rata-rata tiap Stasion di Perairan TAD 7.86 8.14 7.59 7.01 6.69 7.65 7.64 6.64 6.16 6.34 6.39 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 ST7 ST8 ST9 ST10 ST11 Stasion D O m g l DO rata-rata tiap musim di perairan TAD 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 M.T imurAgust06 M.Pancaroba IIOkt06 M.Barat Jan07 M.Pancaroba IMart07 Musim D O m g l d i la u t