Kondisi Biologi Perairan TAD
mengganggu penetrasi cahaya. Kondisi ini justru sangat mempengaruhi proses fotosintesa zooxanthella yang bersimbiosis dengan polip karang. Dengan
hilangnya ekosistem terumbu karang di perairan TAD tentunya berdampak ke hilangnya rantai makanan yang terbentuk di ekosistem terumbu karang selama ini.
Keadaan seperti ini sangat mengkuatirkan bagi ketersediaan sumber daya laut seperti komunitas ikan. English et al. 1997 dalam http:regional.coremap
2006, walaupun memiliki kompleksitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi, namun ekosistem terumbu karang tidak stabil, karena sensitif terhadap gangguan
yang timbul, baik secara alami maupun akibat aktivitas manusia. 4.3.5 Komunitas Ikan
Komunitas ikan merupakan sumber daya laut yang penting untuk dipelihara dan dilestarikan bagi kepentingan generasi selanjutnya. Walaupun ada
banyak sumber daya laut di perairan Maluku khususnya perairan P.Ambon, namun komunitas ikan tetap merupakan salah satu sumber daya favorit di daerah
ini. Oleh karena itu seyogyanya sumber daya ikan perlu mendapat perhatian tersendiri di dalam mengelolanya demi keberlanjutan sumber daya ini ke depan.
Keberadaannya komunitas yang sangat tergantung pada kualitas suatu perairan karena hidup selamanya dalam kolom air ini, tentunya akan sangat terganggu
apabila suatu perairan ditemukan telah tercemar. Contoh sederhana, masuknya material-matrial padat yang larut dalam air sehingga membuat perairan menjadi
keruh telah mengganggu sistem pernapasan hewan ini. Tutup bukanya insang setiap saat sangat berpotensi menempelkan berbagai partikel tersebut pada
lamella-lamella insang, apalagi kalau bahannya minyak akan sangat sulit dihindari. Bahaya-bahaya inilah yang mendorong penelitian ini juga mencermati
kondisi ikan yang ada di Teluk Ambon. Hasil penelitian dengan menggunakan jaring insang dasar yang
dioperasikan pagi dan senja telah mendapatkan bahwa ada 23 jenis ikan yang tersebar pada 3 tiga daerah penangkapan. Adapun jumlah individu berkisar
antara 85–101 ekor Tabel 17. Sedangkan berat individu berkisar antara 11,350- 13,060 gr. Daerah di muara sungai atau pada perairan estuari merupakan perairan
yang menghasilkan tangkapan baik jumlah individu maupun berat individu yang lebih besar dibandingkan dengan daerah penangkapan dengan dasar perairan
lamun dan bebatuan. Hal ini tentunya berkaitan dengan banyak hal antara lain, ketersediaan sumber daya makanan, paramater oseanografis yang mendukung,
serta waktu makan. Dari ke 23 jenis yang tertangkap maka jenis dominan yang tertangkap
adalah jenis Ulua aurochs nama lokal: Bubara ketupat yaitu sebesar 55 individu dengan berat 3000 gr. Diikuti oleh jenis Upeneus vittatus nama lokal: Salmaneti
dengan 51 individu dengan berat 5750 gr dan jenis Rastrelliger kanagurta nama lokal: Lema dengan hanya 36 ekor tetapi memiliki berat sebesar 6760 gr. Bila
kita cermati informasi Tabel 17, maka terlihat kurang lebih hanya sekitar 8 delapan jenis ikan yang dominan, hal ini terlihat dari jumlah individu setiap
jenis yang tertangkap pada tiap daerah penangkapan. Seperti dijelaskan di atas bahwa ada banyak alasan satu jenis organisma hadir dengan melimpah pada satu
perairan. Akan tetapi satu hal yang perlu diperhatikan yaitu kemungkinan juga berkaitan dengan kualitas fisik kimia perairan yang mempengaruhi kehidupan
komunitas ikan di TAD, selain ketersediaan sumber daya makanan. Selain itu total produksi ikan tuna, pelagis besar, pelagis kecil dan ikan
demersal dari perairan kota Ambon adalah sebesar 5038,69 ton, dan secara khusus produksi ikan dari perairan Teluk Ambon Dalam adalah sebesar 252,49 ton.