Prosedur Administratif Penataan Ruang

rumpon, gogona ataupun jaring insang menetap. Sedangkan buffer pelabuhan ditetapkan 200–400 m dari dermaga sebagai kawasan tidak diperbolehkan ada aktivitas budidaya maupun penangkapan ikan, untuk menghindari dampak pencemaran akibat aktivitas di pelabuhan.

8.2.2.2 Zonasi TAD

Dalam rangka pengembangan kota Ambon lebih khusus untuk perairan laut, dan untuk menghindari tumpang tindih pemanfaatan ruang teluk, maka pemerintah provinsi Maluku menyusun rencana tata ruang wilayah RTRW. Produk ini memuat strategi dan arahan pemanfaatan ruang wilayah Maluku termasuk perencanaan untuk wilayah laut kota Ambon. Berdasarkan uraian pada Bab VII, jelas terlihat beberapa rencana pengelolaan dan pengembangan wilayah ruang teluk baik TAD maupun TAL lebih ditekankan pada pengembangan sektor perikanan dan pariwisata, sehingga arahannya lebih mengarah kepada perlindungan ekosistem produktif sebagai sumber unsur hara. Oleh karena itu dengan memperhatikan arahan pengembangan pada RTRW laut, kondisi exsisting dan hasil penelitian ini, maka ada beberapa hal penting yang diusulkan bagi pemanfaatan dan pengelolaan TAD yang terpadu dan berkelanjutan sebagai berikut: • Kawasan lindung terbagi atas : 1. Kawasan yang sudah ditetapkan Pada wilayah perairan TAD terdapat kawasan preservasi dan konservasi pada hutan mangrove di desa Passo. Kawasan konservasi ini, lebih lanjut dimanfaatkan sebagai paru-paru bagi kelangsungan hidup organsime yang ada di kawasan ini, dan sebagai sumber produktivitas primer bagi berbagai organisme laut yang ada di Teluk Ambon Dalam maupun perairan sekitarnya. Kawasan konservasi dan preservasi K-KP di daerah Passo yang ditetapkan adalah seluas 0,293 7 km 2 atau 29,37 ha Tabel 58, Gambar 100 Lampiran 14. 2. Kawasan yang direncanakan terbagi atas: Demi menjaga keberlanjutan sumber daya yang ada dalam perairan teluk maka selain penetapan kawasan perlindungan atau konservasi, kawasan suaka alam K-SA juga perlu diusulkan. Daerah dengan ekosistem mangrove merupakan habitat alami bagi perlindungan berbagai kehidupan baik bagi ekosistem tersebut maupun bagi ekosistem teluk secara keseluruhan. Dengan demikian beberapa lokasi di TAD yang memiliki hutan mangrove menjadi kawasan yang diusulkan seperti; desa Lateri-Halong, Waeheru-Nania, Negeri Lama, Durian patah-Kate-Kate, Batukoneng dan Poka. Kawasan suaka alam yang diusulkan adalah seluas 0,2030 km 2 atau 20,3 ha Gambar 100. Selanjutnya kawasan konservasi dan rehabilitas K-KR juga perlu direncanakan pada kawasan mangrove yang sudah rusak sehingga tampak sangat jarang. Dengan demikian diharapkan dapat mengembalikan ekosistem ini seperti semula. Kawasan yang direncanakan adalah pada daerah Poka yaitu seluas 0,0186 km 2 atau 1,86 ha Tabel 58, Gambar 100 Lampiran 14. • Kawasan pemanfaatan ruang : 1. Perikanan budidaya Untuk keseluruhan wilayah perairan kota Ambon TAD dan TAL, maka perairan TAD merupakan perairan yang sesuai digunakan untuk pengembangan usaha budidaya oleh karena karakteristik dan dinamika perairan yang menunjang. Berdasarkan peta pemanfaatan dan matriks kesesuaian maka kawasan perairan TAD yang tersedia untuk aktivitas budidaya yaitu seluas ± 3,008 km 2 atau ± 300,8 ha Gambar 100 dan Tabel 59. Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian ini, diusulkan untuk tidak memanfaatkan keseluruhan area yang direkomendasikan untuk kegiatan budidaya tersebut. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan akan terjadi penambahan beban pencemaran lewat sektor ini bila skala dan intensitas kegiatan terus meningkat. Oleh karena itu melalui penelitian ini diusulkan untuk memperhatikan jumlah unit KJA yang beroperasi seperti pada Gambar 100. Tabel 58 Penilaian kriteria kawasan lindung Kriteria Nilai Kriteria Tinggi=3 Sedang=2 Rendah=1

I. Ekologi 1. Keragaman hayati

1.1. Ekosistem ada 4 ekosistem ada 2-3 ekosistem ada 1 ekosistem 1.2. Organisme 1.2.1. Mangrove 5 jenis ada 4-5 jenis ada 1-3 jenis 1.2.2. Lamun 5 jenis ada 4-5 jenis ada 1-3 jenis 1.2.3. Bentos ada 5 filum ada 4-5 filum ada 1-3 filum

2. Kealamian

2.1. penutupan karang 75 51-75 51 2.2. Abrasi pantai tidak ada abrasi abrasi 25-50 25

3. Keunikan teluk

3.1. Karakteristik fisik 3.1.1. Terlindung Terlindung sedikit terbuka terbuka 3.1.2. Arus 0.5 mdet 0.5-1 mdet 1mdet 3.2. Habitat ikan, krustasea ada ikan,krustase moluska dan moluska

II. Sosial 2.1. Tingkat dukungan

masyarakat Pemerintah, masy, stakeholder LSM Pemerintah,masy,stakeholder Pemerintah

2.2. Rekreasi

Panorama pantai yg indah, ada 4 ekosistem khas, laut yang tenang panorama yg indah, 2 ekosistem, agak berombak Panorama tdk indah, 2 ekosist, berombak

2.3. Budaya

Memiliki menjalankan adat budaya Maluku 75 50 - 75 gunakan adat 50 gunakan adat

2.4. Estetika

Keindahan teluk pantai, keanekeragaman jenis yang tinggi Keindahan dan keanekagaman jenis yang sedang keindahan dan keaneka ragaman yang rendah

2.5. Konflik kepentingan

Antara pemerintah,masy, stakeholder LSM antara pemerintah, masy, stakeholder pemerintah LSM

2.6. Keamanan Aman terjamin keamanan

cukup aman tdk aman

2.7. Aksesibilitas

Akses ke teluk sangat mudah banyak tersedia alat transportasi akses cukup mudah alat tranportasi cukup tersedia sulit akses sulit utk mendpt alat transportasi

2.8. Penelitian Pendidikan

Memenuhi semua kriteria utk kegiatan penelitian pendidikan Cukup memenuhi kriteria utk penelitian pendidikan kurang memenuhi kriteria untuk penelitian pendidikan

III. Ekonomi 3.1. Spesies penting

Tersedia semua komponen 3-4 komponen 3 komponen Jenis ikan pelagis kecil, ikan demersal, krustasea kepiting bakau udang-udangan, moluska gastropoda bivalvia, ekinodermata Taripang

3.2. Kepentingan perikanan

Daerah budidaya penangkapan ikan pelagis kecil demersal Memenuhi semua kepentingan Hanya untuk 1 kepentingan tidak memenuhi kepentingan

3.3. Bentuk ancaman

Tdk Menggunakan bom ikan Alat tangkap tdk ramah Kurang menggunakan alat tangkap tdk ramah lingk bhn beracun menggunakan alat tdk ramah lingk bahan beracun

3.4. Manfaat ekonomi pariwisata

Terdapat wisata pantai, pancing, ekologi semua komponen terpenuhi cukup menunjang parawisata kurang menunjang pariwisata Lanjutan Tabel 58 …

IV. Kelembagaan 4.1. Lembaga sosial

Ada lembaga sosial 1 lembaga 1 lembaga sosial tidak ada lembaga sosial

4.2. Dukungan pemerintah Ada dukungan pemerintah

cukup mendapat dukungan kurang mendapat dukungan

4.3. Infrastruktur

Tersedia infrastruktur 2 fasilitas cukup tersedia infrastruktur 1-2 fasilitas kurang tersedia infrastruktur 1 fasilitas Sumber: Modifikasi Salm et al 2000; Soselisa 2006 Tabel 59 Matriks kesesuaian untuk budidaya laut Parameter Bobot Kategori dan Skor Sesuai Nilai Tidak sesuai Nilai Kecerahan 5 5 m 2 5 m 1 Salinitas 5 33-34 PSU 2 33-34 PSU 1 Suhu 5 28-32 C 2 28-32 C 1 pH 5 7-8,5 2 7 1 Sampah 5 Nihil 2 Bersampah 1 Lapisan minyak 5 Nihil 2 Berminyak 1 DO 4 5 mgl 2 5 mgl 1 BOD 4 20 mgl 2 20 mgl 1 PO4 4 0,015 mgl 2 0,015 mgl 1 NO3 4 0,008 mgl 2 0,008 mgl 1 PAH 4 0,003 mgl 2 0,003 mgl 1 Minyak Lemak 4 1 mgl 2 1 mgl 1 Kromiun Cr 4 0,005 mgl 2 0,005 mgl 1 TSS 3 20-80 mgl 2 80 mgl 1 Keterangan : Kepmen LH.No.512004 2. Perikanan tangkap Berdasarkan hasil perhitungan maka luas perairan TAD kurang lebih adalah 11,03 km 2 atau 1103 ha. Secara keseluruhan luas perairan ini sebenarnya merupakan habitat sumber daya ikan pelagis. Oleh karena itu dengan mempertimbangkan keberlanjutan kegiatan perikanan di TAD, berdasarkan kriteria kesesuaian bagi peruntukan penangkapan ikan pelagis kecil Tabel 60, maka luas perairan yang sesuai untuk daerah penangkapan ikan adalah seluas 4,9589 km 2 atau 495,89 ha Gambar 100. 3. Pariwisata Kawasan perairan TAD secara keseluruhan dapat dimanfaatkan sebagai wisata pancing ikan pelagis dan demersal Poka, Latta, Halong, Kate-Kate dan Batu Koneng serta wisata ekologis menikmati panorama sumber daya alam yang ada. Tabel 60 Matriks kesesuaian untuk penangkapan ikan Parameter Bobot Kategori dan Skor Sesuai Nilai Tidak sesuai Nilai Jenis ikan pelagis 5 20 – 50 ekor 2 20-50 ekor 1 Salinitas 5 33-34 PSU 2 33-34 PSU 1 Minyak Lemak 5 1 mgl 2 1 mgl 1 Suhu 4 28-32 C 2 28-32 C 1 Kecerahan 4 5 m 2 5 m 1 Cromiun Cr 4 0,005 mgl 2 0,005 mgl 1 PAH 4 0,003 mgl 2 0,003 mgl 1 DO 3 5 mgl 2 5 mgl 1 BOD 3 20 mgl 2 20 mgl 1 pH 3 7-8,5 2 7 1 Keterangan: Kepmen LH.No.512004 Kriteria kesesuaian wilayah yang sesuai untuk pariwisata merujuk pada Tabel 61 Gambar 98. Tabel 61 Matriks kesesuaian untuk pariwisata Parameter Bobot Kategori dan Skor sesuai Nilai Tidak sesuai Nilai Bau 5 Tidak berbau 2 Berbau 1 Kecerahan 5 5 m 2 5 m 1 TSS 5 20-80 mgl 2 80 mgl 1 Suhu 5 28-32 C 2 28-32 C 1 Sampah 5 nihil 2 bersampah 1 Lapisan minyak 5 nihil 2 berminyak 1 pH 4 7-8,5 2 7 1 Salinitas 4 33-34 PSU 2 33-34 PSU 1 DO 3 5 mgl 2 5 mgl 1 BOD 3 20 mgl 2 20 mgl 1 PO4 3 0,015 mgl 2 0,015 mgl 1 NO3 3 0,008 mgl 2 0,008 mgl 1 PAH 3 0,003 mgl 2 0,003 mgl 1 Minyak Lemak 3 1 mgl 2 1 mgl 1 Kromiun Cr 3 0,005 mgl 2 0,005 mgl 1 Timbal Pb 3 0,05 mgl 2 0,05 mgl 1 Keterangan : Kepmen LH No.512004 4. Pertahanan dan Keamanan Seperti yang dijelaskan pada bagian pendahuluan, maka wilayah ekologis TAD yang telah dimanfaatkan selama ini untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. Adapun wilayah tersebut adalah: a Pantai Halong, dimanfaatkan sebagai pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut TNI-AL; b Pantai Lateri-Passo,dimanfaatkan sebagai pangkalan kepolisian laut; c Desa Waeheru, dimanfaatkan sebagai markas TNI-AD dan Kepolisian Brimob. Adapun wilayah yang telah dipergunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan ini adalah seluas 6,9925 km 2 atau 699,25 ha Gambar 100 Secara umum kriteria yang dipakai untuk penilaian lokasi-lokasi bagi peruntukan pelabuhan adalah seperti pada Tabel 62. Tabel 62 Matriks kesesuaian untuk perairan pelabuhan Parameter Bobot Kategori dan Skor sesuai Nilai Tidak sesuai Nilai Kecerahan 5 3 m 2 3 m 1 Kebauan 5 Tidak berbau 2 Berbau 1 TSS 5 80 mgl 2 80 mgl 1 Sampah 4 Nihil 2 Bersampah 1 Suhu 4 Alami 2 atau alami 1 Lapisan minyak 4 Nihil 2 Berminyak 1 pH 3 6,5-8,5 2 6,5 1 Salinitas 3 alami 2 atau alami 1 Minyak Lemak 3 5 mgl 2 5 mgl 1 Timbal Pb 3 0,05 mgl 2 0,05 mgl 1 Keterangan : Kepmen LH No.512004 5. Transportasi Jalur transportasi juga menjadi bagian yang direncanakan oleh karena padatnya lalu lintas di TAD dapat mengancam keberlanjutan aktivitas perikanan Gambar 100. 6. Fasilitas umum Selain fasilitas pertahanan dan keamanan maka keberadaan PLN baik di Hative kecil maupun di Poka juga menjadi pertimbangan untuk dipertahankan untuk kepentingan umum. Akan tetapi fasilitas ini harus menyediakan fasilitas sistem pengelola limbah sesuai ketentuan yang diijinkan. Kedua fasilitas ini berada pada kawasan seluas 0,0129 km2 atau 1,29 ha Gambar 100. • Untuk kawasan penyangga buffer