risiko persaingan bisnis rIsIKo UsAHA

50

9. risiko terkait terbatasnya rekam jejak operasional Perseroan

Perseroan memiliki sejarah produksi yang terbatas dan sejarah operasional dan keuangan Perseroan yang pendek serta rekam jejak yang belum terbukti dari tim manajemen Perseroan yang secara bersama- sama menyulitkan para investor untuk menilai prospek usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. Perseroan telah mendapatkan pendanaan yang signiikan untuk mendanai pengembangan tambang Perseroan dari sejak dimulainya kegiatan komersial pada bulan September 2009 dan kegiatan operasional Perseroan. Akibat dari biaya yang dikeluarkan dalam rangka pembangunan dan ekspansi tersebut, kondisi likuiditas Perseroan terkadang mengalami tekanan yang dimitigasi dengan cara menunda pembayaran Pajak Pertambahan Nilai melebihi batas waktu yang ditentukan dan juga menunda pembayaran hutang kepada pemasok. Sebagai akibat dari penundaan pembayaran tersebut, Perseroan dihadapkan oleh risiko pembayaran penalti oleh Pemerintah dan para pemasok Perseroan. Walaupun sampai saat ini Perseroan belum pernah dikenakan penalti terkait dengan penundaan pembayaran pajak ke Pemerintah dan pembayaran ke para pemasok, Perseroan telah mencatatkan potensi penalti tersebut dapal Laporan RugiLaba dalam akun “Biaya Lain-lain – Bersih sebesar Rp29,5 miliar pada periode 1 satu tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan Rp27 miliar pada periode 6 enam bulan yang berakhir 30 Juni 2010. Berdasarkan proyeksi produksi dan penjualan serta fasilitas kredit yang tersedia untuk Perseroan, dan dengan asumsi pendanaan yang didapatkan dari hasil Penawaran Perdana Saham, Perseroan berkeyakinan memiliki likuiditas yang cukup untuk mendanai kegiatan operasional, balanja modal dan pembayaran pinjaman Perseroan untuk satu tahun kedepan. Namun demikian, sehubungan dengan rencana Perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 3,6 mtpa pada akhir 2010 dan 5,0 mtpa pada akhir 2011, Perseroan tidak dapat memastikan bahwa Perseroan tidak akan mengalami masalah likuiditas selama satu tahun kedepan. Adanya masalah likuiditas dapat mengakibatkan penundaan kembali atas pembayaran pajak dan pembayaran kepada pemasok Perseroan, sehingga berpotensi menimbulkan penalti dan memberikan dampak negatif terhadap hubungan Perseroan dengan para rekanan dan pemasok. Hal tersebut dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil operasional dan prospek Perseroan.

10. risiko persaingan bisnis

Industri coking coal sangat kompetitif dan dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kendali Perseroan. Ekspor hasil produksi Perseroan merupakan bagian terbesar dari penjualan hasil produksi Perseroan di tahun-tahun mendatang. Perseroan terutama bersaing dengan kelompok-kelompok penghasil batubara Australia dan RRC untuk penjualan di pasar coking coal yang terutama didasarkan atas harga, mutu batubara, biaya angkutan dan pasokan. Beberapa dari pesaing internasional Perseroan, khususnya dari Australia, mungkin memiliki kapasitas produksi batubara yang lebih besar, biaya produksi tunai yang lebih rendah serta sumber keuangan, pemasaran, distribusi dan sumber lainnya yang lebih besar dari pada Perseroan, dan dapat memperoleh manfaat dari nama-nama merek yang lebih terkenal di pasar internasional. Faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi biaya produksi dari produsen batubara secara global adalah antara lain ciri-ciri geologis dari kualitas batubara yang terdiri atas ketebalan lapisan batubara, nisbah kupasan, biaya angkutan dan ketersediaan buruh dan ongkos. Biaya produksi tunai Perseroan, sebagian didasarkan atas kualitas batubara yang ditambang oleh Perseroan yang dapat berbeda tergantung dari kondisi geologis dan akan meningkat jika Perseroan menggali batubara di wilayah pertambangan yang mengalami nisbah kupasan yang lebih tinggi. Oleh karena harga batubara dunia didenominasikan dalam mata uang Dolar AS, para pesaing Perseroan juga terkena dampak oleh nilai tukar yang bersifat relatif antara Dolar AS dan mata uang negara mereka sendiri. Ketidakmampuan Perseroan untuk mempertahankan posisi kompetitif Perseroan sebagai akibat dari faktor-faktor tersebut di atas dapat menimbulkan kerugian materiil terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan operasi dan prospek Perseroan. 51 Sementara Perseroan berniat untuk mengembangkan dan mendiversiikasikan penjualan batubara Perseroan kepada para konsumen di berbagai negara di Asia dan Eropa, Perseroan saat ini menjual sebagian besar dari batubara yang Perseroan hasilkan kepada para konsumen di Cina. Perseroan saat ini memiliki keuntungan biaya angkutan yang kompetitif apabila dibandingkan dengan para pesaing Perseroan di Cina. Persaingan dalam industri batubara RRC didasarkan atas banyak faktor, termasuk antara lain, harga, kapasitas produksi, mutu dan sifat batubara, kemampuan angkutan dan biaya, kemampuan pencampuran dan nama merek yang dapat berubah di masa yang akan datang. Di Cina, Perseroan bersaing dengan perusahaan-perusahaan RRC yang besar dan perusahaan-perusahaan pertambangan coking coal internasional. Sementara banyak dari pesaing Perseroan yang berbasis di Cina saat ini dirugikan oleh terbatasnya infrastruktur angkutan, dengan perbaikan sarana pengangkutan komoditas di Cina, maka para pesaing RRC di masa yang akan datang dapat memiliki biaya angkutan yang lebih rendah dari pada Perseroan. Pasar batubara RRC sangat terbagi-bagi dan Perseroan menghadapi persaingan harga dari beberapa produsen batubara kecil, setempat yang menghasilkan batubara dengan biaya yang secara signiikan lebih rendah dari pada Perseroan karena berbagai faktor, termasuk belanja mereka yang lebih rendah berkenaan dengan keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap peraturan. Ketidakmampuan Perseroan untuk mempertahankan posisi kompetitif Perseroan dapat menimbulkan kerugian materiil terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan operasi dan prospek Perseroan. Keberhasilan Perseroan di masa yang akan datang akan tergantung pada kemampuan Perseroan untuk merespons tekanan persaingan secara efektif dan secara tepat waktu.

11. risiko belum adanya kontrak-kontrak jangka panjang dengan konsumen