risiko ketergantungan dukungan keuangan dari pemegang saham pengendali

62 Indonesia dan lebih dari 200 negara lainnya telah menandatangani Konvensi Kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim Tahun 1992, yang dimaksudkan untuk membatasi atau mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida. Pada tahun 1997, di Kyoto, Jepang, para penandatangan konvensi tersebut membuat sasaran khusus untuk mengurangi emisi gas rumah kaca bagi negara-negara maju. Sasaran emisi khusus berbeda dari negara yang satu dengan negara yang lain. Pada bulan Desember 2007, para penandatangan konvensi ikut serta dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Bali, Indonesia. Pada konferensi tahun 2007 tersebut, para peserta sepakat untuk mengadopsi “Peta Jalan Bali”, yang menjabarkan proses perundingan baru yang diharapkan akan diakhiri pada tahun 2009 dan untuk memulai perjanjian internasional pasca tahun 2012 tentang perubahan iklim atau legislasi komprehensif lainnya yang berfokus pada emisi gas rumah kaca dapat memiliki dampak yang membatasi produksi baja dalam tanur tinggi yang memanfaatkan batubara termal. Hal-hal tersebut di atas dapat menimbulkan dampak yang secara materiil merugikan kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan operasi dan prospek Perseroan.

31. risiko pertanggungan asuransi yang tidak melindungi semua potensi kerugian

Pertanggungan asuransi Perseroan tidak melindungi semua potensi kerugian. Industri pertambangan tergantung pada risiko yang dapat mangakibatkan kerugian terhadap, atau kerusakan dari, properti batubara atau fasilitas produksi, cedera diri atau kematian, kerusakan lingkungan hidup, keterlambantan dalam penambangan dan kerugian moneter dan kemungkingan tanggung jawab hukum. Apabila Perseroan menganggapnya praktis untuk melakukan hal yang sedemikian, maka Perseroan mempertahankan asuransi terhadap risiko-risiko dalam kegiatan operasi usaha Perseroan dan dalam jumlah yang Perseroan yakini wajar. Asuransi tersebut, bagaimana pun juga, memuat pengecualian- pengecualian dan batasan-batasan tentang pertanggungan. Selain itu, sesuai dengan praktik industri Indonesia, Perseroan tidak mempertahankan asuransi untuk gangguan bisinis atau untuk tindakan atau kelalaian dari para kontraktor Perseroan. Dengan demikian, polis asuransi Perseroan tidak memberikan pertanggungan untuk semua kerugian yang berkaitan dengan usaha Perseroan dan kejadian kehilangan, tanggung jawab atau kerusakan yang tidak ditanggung oleh polis asuransi yang sedemikian, dapat memiliki dampak yang secara materiil merugikan terhadap usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan operasi dan prospek Perseroan. Tidak ada jaminan bahwa asuransi yang Perseroan miliki akan terus ada, akan tersedia dengan premi yang secara ekonomis dapat diterima atau akan memadai untuk menanggung setiap tanggung jawab yang ditimbulkan. Dalam beberapa kasus, pertanggungan tidak tersedia atau dianggap terlalu mahal berkaitan dengan persepsi risiko. Apabila setiap kewajiban timbul untuk mana Perseroan tidak tertanggung atau pertanggungan asuransi tidak memadai untuk menanggung keseluruhan kewajiban, maka hal tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan proitabilitas aktual atau potensi proitabilitas Perseroan, yang mengakibatkan naiknya biaya dan menurunnya nilai dari Saham dan dapat secara materiil dan secara merugikan berdampak terhadap usaha dan hasil kegiatan operasi Perseroan.

32. risiko ketergantungan dukungan keuangan dari pemegang saham pengendali

Pemegang saham pengendali Perseroan telah memberikan dukungan keuangan yang besar kepada Perseroan di masa yang lalu dan pembiayaan alternatif mungkin tidak tersedia bagi Perseroan dengan ketentuan yang dapat diterima. Di masa yang lalu, Perseroan telah menikmati dukungan keuangan yang besar dari pemegang saham pengendali Perseroan. Perseroan telah tergantung pada dukungan keuangan dari perusahaan- perusahaan tersebut dan pemegang saham pengendali Perseroan untuk kegiatan operasi Perseroan. Selain itu, Perseroan telah mengadakan pengaturan-pengaturan keuangan bank yang dijamin oleh pemegang saham pengendali Perseroan untuk melunasi utang ailiasi dan untuk memenuhi modal kerja dan kebutuhan pembiayaan lainnya di masa yang akan datang. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan tetap menikmati dukungan keuangan tersebut atau bahwa kehilangan akses terhadap pembiayaan atau jaminan pemegang saham, tidak akan memiliki dampak yang secara materiil merugikan terhadap usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan operasi dan prospek Perseroan. 63 33. risiko translasi kondisi keuangan dan hasil kegiatan operasional Perseroan dari mata uang Dollar As menjadi mata uang rupiah Kondisi keuangan dan hasil kegiatan operasi Perseroan dapat secara merugikan dipengaruhi oleh kerugian nilai tukar devisa karena luktuasi dalam nilai Rupiah terhadap mata uang asing, khususnya mata uang Dolar A.S. Sebagian dari pendapatan dan utang batubara Perseroan didenominasikan dalam mata uang Dolar A.S., sementara mata uang pelaporan dari laporan keuangan Perseroan adalah mata uang Rupiah. Selama enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010, 100 dari pendapatan Perseroan dan 74 dari utang Perseroan didenominasikan dalam Dolar A.S. Meskipun Perseroan tidak menghadapi risiko transaksi devisa yang signiikan karena Perseroan memperoleh keuntungan dari lindung nilai secara alami tersebut, Perseroan secara merugikan dapat terkena dampak dari kerugian nilai tukar devisa karena luktuasi dalam nilai mata uang Rupiah terhadap mata uang Dolar A.S. dan mata uang lainnya yang Perseroan gunakan dalam menjalankan usaha Perseroan. Penguatan mata uang Rupiah terhadap mata uang Dolar A.S. dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil kegiatan operasi Perseroan karena antara lain hal tersebut menyebabkan penurunan pendapatan penjualan batubara, piutang dagang dan kas dan setara kas yang Perseroan catat dalam laporan keuangan konsolidasi. Sebaliknya, pelemahan mata uang Rupiah terhadap mata uang Dolar A.S. mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil kegiatan operasi Perseroan, karena antara lain, hal tersebut menyebabkan kenaikan dalam biaya produksi karena ongkos yang harus dibayarkan kepada para kontraktor Perseroan, utang dagang Perseroan dan utang serta biaya bunga Perseroan didenominasikan dalam mata uang Dolar A.S. 34. risiko ketergantungan pada kontraktor dalam melakukan berbagai aspek dari kegiatan operasi Perseroan Perseroan tergantung pada para kontraktor Perseroan untuk melakukan berbagai aspek dari kegiatan operasi Perseroan. Perseroan saat ini menggunakan beberapa kontraktor pihak ketiga berkaitan dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan operasi Perseroan, termasuk antara lain, pengangkutan batubara dan penggunaan tongkang. Perseroan telah mengadakan perjanjian dengan para kontraktor eksternal Perseroan yang memuat hak dan kewajiban mereka untuk melaksanakan kegiatan operasi di wilayah- wilayah yang telah ditunjuk. Perseroan juga telah mengadakan perjanjian sewa peralatan sekitar seperempat dari peralatan yang dipergunakan Perseroan. Sementara ini Perseroan menggunakan kontraktor untuk sebagian kecil dari kegiatan pertambangan aktual Perseroan, terutama yang berkaitan dengan peledakan dan perbaikan peralatan tambang, Kemungkinan tidak tertutup bahwa Perseroan memutuskan untuk mensubkontrakkan bagian yang lebih besar dari kegiatan operasi penambangan Perseroan kepada pihak ketiga jika Perseroan memulai produksi di blok Telakon pada tahun 2011-2012. Kerusakan, atau kesulitan operasional, dari peralatan dan mesin-mesin dari para kontraktor Perseroan dapat secara materiil menimbulkan dampak yang secara materiil merugikan kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan operasi dan prospek Perseroan. Setiap kelalaian yang signiikan dari para kontraktor Perseroan untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian operasional mereka baik sebagai akibat dari kesulitan keuangan atau kesulitan operasional atau yang lainnya, setiap pengakhiran atau pelanggaran yang signiikan atas perjanjian operasional oleh para kontraktor Perseroan, setiap kenaikan biaya yang signiikan oleh para kontraktor Perseroan, setiap perselisihan yang berkepanjangan dengan salah satu kontraktor, setiap perselisihan Tenaga Kerja yang bersifat materiil antara kontraktor dan karyawannya atau setiap tindakan Tenaga Kerja utama oleh karyawan tersebut terhadap kontraktor Perseroan dapat menimbulkan dampak yang secara materiil merugikan kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan operasi dan prospek Perseroan. 64

35. risiko kegagalan melaksanakan strategi usaha Perseroan atau mencapai tujuan Perseroan