Persediaan Aset Tetap dan Penyusutan

25

2. Kebijakan Akuntansi Penting

Diskusi dan analisis atas kondisi keuangan dan kinerja operasional Perseroan dilakukan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan yang telah disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Dalam menyusun Laporan Keuangan tersebut, manajemen Perseroan telah melakukan estimasi dan membuat sejumlah asumsi yang mempengaruhi nilai yang tercantum pada Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan. Perseroan meyakini bahwa kebijakan akuntansi yang dijelaskan di bawah ini merupakan kebijakan yang dinilai penting untuk mereleksikan kondisi keuangan dan kinerja operasional Perseroan, antara lain:

a. Persediaan

Persediaan batubara dinilai berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang weighted average atas biaya yang terjadi selama periode berjalan dan mencakup alokasi bagian biaya overhead tetap dan variabel tidak langsung. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi biaya penyelesaian dan penjualan. Persediaan habis pakai consumable dinilai pada harga perolehan, ditentukan berdasarkan metode masuk pertama keluar pertama irst-in irst-out, dikurangi dengan penyisihan untuk persediaan usang. Penyisihan untuk persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Bahan pendukung pemeliharaan dicatat sebagai beban produksi pada periode digunakan.

b. Aset Tetap dan Penyusutan

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap disusutkan menggunakan metode garis lurus selama yang lebih pendek antara estimasi umur aset atau umur tambang atau sisa umur PKP2B: Aset Tetap Tahun Infrastruktur 10 – 30 Peralatan komunikasi 4 Komputer 4 Peralatan dan perlengkapan kantor 4 Kendaraan 4 – 8 Alat berat 4 – 8 Gedung 5 – 20 Masa manfaat dan nilai sisa aset ditelaah dan disesuaikan secara memadai setiap tanggal neraca. Perubahan yang terjadi diakui dalam laporan labarugi konsolidasian secara prospektif. Biaya yang terjadi setelah tanggal transaksi dimasukkan ke dalam nilai tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, hanya jika manfaat dari aset tersebut dimasa mendatang akan didapatkan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan dan biaya dari aset tersebut dapat diukur secara memadai. Nilai tercatat dari aset yang digantikan akan dihapus. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya dalam laporan labarugi konsolidasian. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan dan kerugian yang timbul akibat pelepasan aset tetap tersebut diakui dalam laporan labarugi konsolidasian. Akumulasi biaya konstruksi bangunan, infrastruktur, pabrik dan pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasiikasikan ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang sama. 26

c. Biaya eksplorasi dan Pengembangan yang Ditangguhkan