Kegiatan operasi dan Logistik Tambang Kegiatan eksplorasi

121 Penilaian dan pengawasan mutu atas seluruh batubara yang diproduksi dan diproses dilakukan oleh manajemen yang berpengalaman yang juga didukung oleh konsultan independen, PT Geoservices Limited, untuk menjamin terjaganya kualitas batubara Perseroan.

13. Kegiatan operasi dan Logistik Tambang

Kegiatan tambang saat ini hanya dilakukan di Blok Kohong dengan empat ceruk tambang pit. Pit-pit tersebut saat ini termasuk empat lapisan yang memiliki ketebalan dari 0,4 m sampai 2,75 m, dari seluruh lapisan yang berjumlah 28 lapisan di Blok Kohong. Pit tambahan saat ini dalam tahap awal pengembangan pra produksi. Proses produksi coking coal Tuhup sama seperti proses produksi batubara termal yang umum di Indonesia. Penambangan dilakukan menggunakan metode penambangan terbuka open pit konvensional. Metode open pit yang dilakukan Perseroan terdiri atas sembilan langkah utama meliputi: 1 eksplorasi; 2 perencanaan penambangan; 3 topsoil and overburden removal; 4 penambangan batubara; 5 coal blending and crushing; 6 coal hauling; 7 coal barging; 8 transshipment; dan 9 pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup dan sosial.

14. Kegiatan eksplorasi

Dibawah pengawasan konsultan pertambangan independen, SMGC, Perseroan melakukan aktivitas eksplorasi berkelanjutan di area konsesi Perseroan. Sampai saat ini, aktivitas pengembangan dan produksi Perseroan berfokus di Blok Kohong karena Perseroan telah mengidentiikasi Kohong sebagai wilayah yang paling tepat untuk penambangan awal. Per tanggal 30 Juni 2010, Perseroan telah dilakukan pengeboran sejumlah 1.296 lubang di Blok Kohong dan 187 lubang di Blok Telakon. Aktivitas eksplorasi termasuk pengumpulan data, pemodelan geologi, evaluasi kondisi keuangan dan riset pasar. Pengumpulan data adalah proses identiikasi lokasi, bentuk dan kualitas cadangan batubara. Proses ini dilakukan berdasarkan pemetaan geologi, yang berupa survei kondisi permukaan tanah, dan pengeboran lubang tanah, dimana tingkat kedalamannya tergantung dari kedalaman dan konigurasi lapisan batubara. Untuk tujuan khusus, pemetaan geologi dan pengeboran umumnya dilakukan juga survei geoisika. Permodelan geologi adalah proses transfer data dari setiap titik observasi ke dalam bentuk maket 3 dimensi lapisan batubara. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kandungan batubara yang tersedia di suatu lapisan batubara dan berdampak pada pemilihan metode penambangan tertentu. Pemodelan geologi juga dapat memberikan informasi mengenai kualitas batubara. Perseroan telah menunjuk SMGC untuk melakukan estimasi independen dari sumber batubara penambangan terbuka yang dimiliki dan sumber daya dari setiap proyek, sesuai dengan panduan laporan berdasarkan 2004 JORC Code. SMGC telah mengklasiikasikan cadangan di masing-masing proyek sebagai jumlah terukur measured, terindikasi indicated dan tereka inferred, yang mencerminkan tingkat keyakinan terhadap data tersebut. Data-data tersebut kemudian diterjemahkan sebagai cadangan terbukti dan cadangan terduga, yang dapat diartikan sebagai batubara yang dapat ditambang secara ekonomis. Perseroan melakukan aktivitas pengumpulan data dan pemutakhiran model geologi secara terus-menerus untuk menambah tingkat keyakinankepercayaan terhadap cadangan yang dimiliki. Perseroan melakukan evaluasi keuangan untuk menentukan apakah pelaksanaan penambangan atau perluasan daerah penambangan memang layak secara ekonomis untuk dilakukan. Evaluasi ini mencakup harga batubara, permintaan produk, investasi modal yang dibutuhkan, penambangan, biaya pemrosesan dan transportasi, serta bentuk, besaran, dan kedalaman ekskavasi excavation. Selain itu, Perseroan melakukan riset pasar untuk memperoleh informasi mengenai tingkat permintaan batubara, harga batubara, dan juga pelanggan batubara yang potensial. 122 Aktivitas eksplorasi penting telah dilakukan di daerah konsesi sebelum kepemilikan AKT diakuisisi oleh Perseroan. Perseroan melanjutkan eksplorasi setelah mengambil alih AKT dan menunjuk SMGC sebagai konsultan penambangan independen untuk menerbitkan laporan atas sumberdaya dan cadangan batubara yang dimiliki Perseroan. Per tanggal 30 Juni 2010, Perseroan telah mencatat beban eksplorasi sebesar Rp 1.103,0 miliar yang ditangguhkan dan dicatatkan sebagai biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan. Pengeluaran eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis dan berkesinambungan yang mana lebih singkat antara umur tambang atau umur PKP2B 30 tahun untuk Perseroan. Blok Kohong telah secara intensif dieksplorasi dengan 1.296 lubang tambang per tanggal 30 Juni 2010, sedangkan 187 lubang boreholes telah dibor di Blok Telakon pada tanggal 30 Juni 2010. Perseroan berencana untuk melanjutkan aktivitas eksplorasi di Blok Kohong dan Blok Telakon. Perseroan berencana untuk melanjutkan pengeboran di Blok Kohong untuk meningkatkan jumlah sumber daya dan mengembangkan pit tambahan. Adapun di Blok Telakon, Perseroan berencana untuk melaksanakan pengeboran eksplorasi lanjutan yang akan dimulai pada bulan November 2010 dan telah mengajukan Izin Pinjam Pakai dari Kementerian Kehutanan untuk Blok Telakon. Perseroan mengharapkan bisa memperoleh Izin Pinjam Pakai Eksploitasi pada akhir tahun 2011. Dengan asumsi hasil yang memuaskan dari pengeboran eksplorasi, Perseroan berencana untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang disyaratkan untuk penambangan di Blok Telakon pada akhir tahun 2011 dan memulai produksi pada awal sampai pertengahan tahun 2012.

15. Perencanaan Penambangan