Aset Tetap, Properti dan Peralatan Kontrak dengan Pihak Ketiga

126 Berikut adalah tingkat utilisasi kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai Perseroan: Keterangan 30 Juni 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008 31 Desember 2007 Kapasitas Terpasang mtpa 2,4 2,4 1,0 - Rata-rata Utilisasi Kapasitas Terpakai 100 90 20 - Perseroan saat ini dalam proses akhir membangun infrastruktur yang lebih lengkap untuk mencapai kapasitas produksi terpasang 3,6 mtpa dan meningkatkan kemandirian pada akhir tahun 2010. Inisiatif yang telah dilakukan diantaranya meningkatkan kualitas haul road yang ada menjadi haul road yang tahan terhadap berbagai cuaca all weather sehingga mengurangi kebutuhan jumlah truk, crusher tambahan, konstruksi gudang penyimpan bahan peledak permanen untuk menyimpan kebutuhan pasokan untuk tiga bulan, konstruksi lima tangki penyimpan bahan bakar berkapasitas 3.000 ton untuk kebutuhan pasokan tiga bulan, dan juga konstruksi kantor dan mess permanen. Perseroan telah membeli perlengkapan penambangan seperti service truck, excavation truck dan haul truck. Selain itu, Perseroan telah mempertimbangkan untuk mengembangkan haul road untuk operasi trailer batubara dan mengakuisisi lahan untuk membangun stockpile sendiri. Pada pertengahan tahun 2011 Perseroan berencana untuk membangun infrastruktur sementara di Blok Telakon, seperti jalan raya, fasilitas air, dumps, camps, workshops dan fuel tank. Perseroan berencana untuk memulai pembangunan fasilitas dan infrastruktur di Blok Telakon yang permanen apabila Izin Pinjam Pakai telah diterima. Perseroan berencana untuk mengajukan Izin Pinjam Pakai kepada Kementerian Kehutanan pada bulan Januari 2011 dan diperkirakan akan diperoleh pada akhir tahun 2011. Dalam jangka panjang, Perseroan berencana membangun rute transportasi alternatif dari lokasi tambang menuju sungai Mahakam. Dari pelabuhan Melak di sungai Mahakam, yang berjarak kurang lebih 112 km dari lokasi tambang Perseroan, kapal tongkang berkapasitas 8.000 ton dapat dioperasikan sepanjang tahun dengan jarak 355 km ke lokasi bongkar muat di laut. Perseroan telah melakukan akuisisi lahan untuk membangun haul road untuk jalan alternatif yang akan melayani truk berkapasitas 60 ton dengan trailer berkapasitas 60 ton dan berencana untuk menggunakan jalur alternatif ini 2 tahun lagi. Perseroan juga sedang mempertimbangkan kelayakan inansial untuk membangun belt conveyer sepanjang 112 km di jalur alternatif ini dibanding dengan membangun jalan darat haul road. Perseroan berkeyakinan bahwa kebijakan yang dilakukan saat ini akan dapat membantu meningkatkan proses logistik, mengurangi biaya, mengurangi cycle time, biaya per unit dan demurrage costs, dan juga membantu Perseroan dalam melakukan manajemen tambang, persediaan, transportasi dan pengangkutan dengan lebih eisien.

21. Aset Tetap, Properti dan Peralatan

Secara umum, Perseroan telah membangun dan menguasai sebagian besar infrastruktur yang berada di lokasi tambang, diantaranya stockpiles, crushing plant dan conveyor, haul road, barge loader dan fasilitas mess. Perseroan juga bertanggung jawab, sebagaimana diatur dalam PKP2B, perawatan seluruh properti, pabrik dan peralatan yang dioperasikan oleh Perseroan di proyek penambangan. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2010 Perseroan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset tetap berupa hak atas tanah dan bangunan tetap. Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010, nilai buku aset tetap Perseroan berjumlah Rp773,2 miliar, yang sebagian besar terdiri dari alat berat Rp519,0 miliar dan akumulasi biaya atas pengembangan infrastruktur Rp160,5 miliar. Perseroan mencatat aset tetap dengan metode biaya sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroan dan tidak ada penilaian kembali aset tetap yang dicatat dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan. 127

22. Kontrak dengan Pihak Ketiga

Selain memanfaatkan tenaga kerja yang dimiliki sendiri, Perseroan menunjuk pihak ketiga untuk melakukan proses penambangan Perseroan yang tertentu. Seluruh perawatan untuk peralatan pertambangan dilakukan oleh kontraktor pihak ketiga dan diawasi oleh personil Perseroan. Hal ini termasuk perawatan kapal dan perbaikan peralatan. Perseroan juga menunjuk pihak ketiga untuk menyediakan peralatan dan melakukan pengangkutan sebagian dari batubaranya. Sebagai contoh, sekitar 20 batubara yang diangkut dilakukan oleh pihak ketiga dan sisanya oleh Perseroan. Seluruh aktivitas coal barging dilakukan pihak ketiga Perseroan. Perseroan telah memiliki kontrak dengan pihak ketiga dengan harga tetap berdasarkan jumlah batubara per ton atau jam operasi. Perseroan bergantung pada sejumlah pihak ketiga untuk pelayanan dan kebutuhan peralatan dan tidak hanya kepada satu pihak ketiga tertentu untuk aktivitas operasionalnya. Perseroan berkeyakinan apabila salah satu kontrak dengan pihak ketiga tersebut dihentikan, Perseroan masih tetap akan bisa mencari kontraktor atau operator lain yang bisa mengurangi gangguan terhadap aktivitas penambangan, hauling dan barging. Berikut adalah tabel yang menjelaskan berbagai kontrak dengan pihak ketiga yang signiikan terkait dengan aktivitas hauling dan bargin batubara: Kontraktor Jenis Kontrak Masa Kontrak PT Capitol Nusantara Indonesia Barging Nov 2008 – Nov 2010. PT Habco Primatama Barging Open-Ended PT Pelangi Sindu Mulia Barging Mar 2010 dan seterusnya sewa minimum 3 bulan di awal dan diperpanjang berikutnya. PT Borneo Banda Segara Bongkar muat di Teluk Timbau ISP Okt 2009 – Okt 2010 PT Telen Orbit Prima Bongkar muat di Teluk Timbau ISP Jun 2010 – Jun 2011

23. Pengaruh Cuaca