Cadangan yang besar untuk mendukung peningkatan produksi yang berkesinambungan Produk hard coking coal yang berkualitas tinggi

109 Perseroan berkeyakinan bahwa pertumbuhan produksi baja India akan dipengaruhi oleh keterbatasan cadangan hard coking coal domestik, sedangkan pertumbuhan produksi baja Cina akan dipengaruhi oleh potensi intervensi pemerintah, masalah infrastruktur yang dihadapi oleh produsen coking coal domestik dan tingginya biaya pengangkutan domestik untuk coking coal. Dalam jangka panjang, ketergantungan India dan Cina atas impor batubara dan kemampuan pasokan batubara memenuhi permintaan akan menjadi kunci utama dalam industri tersebut. Pertumbuhan permintaan diharapkan akan melampaui pasokan di pasar coking coal global. AME memperkirakan bahwa Australia, sebagai pemasok coking coal terbesar di dunia, akan meningkatkan produksinya pada tahun 2010 sebesar lebih dari 11 untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dari Cina. Walaupun Australia memiliki potensi cadangan batubara yang besar, pertumbuhan ekspor coking coal dihambat oleh permasalahan terkait pelabuhan dan akses kreta api, ketersediaan pendanaan dan ketidakpastian pasar atas kebijakan pemerintah Australia seperti rencana pemberlakuan Mineral Resource Rent Tax. Mozambique dan Mongolia diharapkan akan muncul sebagai produsen coking coal baru. Walaupun demikian, sebagian besar atau seluruh pasokannya tidak akan mencapai pasar ekspor karena diperkirakan akan diserap oleh Cina. Selain itu, permasalahan terkait intervensi pemerintah dan infrastruktur yang terbatas di Mongolia juga diperkirakan akan menghambat pasokan batubara dalam waktu dekat. Berdasarkan AME, jumlah ekspor coking coal dari Indonesia lebih terbatas dibandingkan dengan thermal coal akibat keterbatasan proyek coking coal yang ada. Coking coal yang diproduksi di Indonesia umumnya coking coal berperingkat rendah seperti semi-soft coking dan PCI coal. Dengan perkiraan permintaan coking coal dunia yang tinggi, khususnya dari Cina dan India, maka sebagai satu-satunya produsen hard coking coal saat ini di Indonesia, Perseroan memiliki posisi yang tepat untuk mengambil keuntungan dari peluang pasar hard coking coal dunia yang sangat menarik.

b. Cadangan yang besar untuk mendukung peningkatan produksi yang berkesinambungan

Berdasarkan estimasi, cadangan Perseroan sebesar 69,2 juta ton, yang terdiri dari 36,5 juta ton cadangan terbukti proved reserves dan 32,7 juta ton cadangan terduga probable reserves, dengan estimasi keseluruhan sumber daya resources sebesar 378,8 juta ton, yang terdiri dari measured resources sumber daya terukur sebesar 57,8 juta ton, indicated resources sumber daya tertunjuk sebesar 74,3 juta ton dan inferred resources sumber daya tereka sebesar 246,7 juta ton berdasarkan standar JORC pada tanggal 30 Juni 2010, Perseroan berkeyakinan memiliki cadangan reserves dan sumber daya resources yang besar untuk mempertahankan pertumbuhan produksi batubara di masa akan datang. Perseroan memulai produksi di Blok Kohong pada akhir bulan September 2008 setelah sembilan bulan pengembangan dan konstruksi infrastruktur. Periode percobaan produksi telah diselesaikan pada bulan Mei 2009 dan operasi penambangan komersial telah dimulai pada akhir bulan September 2009. Sampai saat ini, Perseroan telah menambang sekitar 1.7 juta ton batubara dengan rata-rata stripping ratio sebesar 14,4. Selama periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010, Perseroan telah memproduksi sekitar 752.107 ton batubara. Perseroan telah menambah kapasitas produksi terpasang sampai 2,4 mtpa per tanggal 31 Desember 2009 dan sedang melanjutkan pengembangan infrastruktur dengan tujuan mencapai kapasitas produksi terpasang 3,6 mtpa pada akhir tahun 2010 dan kapasitas produksi 5,0 mtpa pada akhir tahun 2011. Perseroan secara berkesinambungan melakukan kampanye penambangan dalam usaha untuk mengembangkan cadangan yang dimilikinya. Selain itu, Perseroan telah memiliki rencana untuk mengembangkan Blok Telakon pada tahun 2011 dimana secara signiikan mampu meningkatkan kapasitas produksi Perseroan.

c. Produk hard coking coal yang berkualitas tinggi

Seluruh cadangan dan sumber daya batubara Perseroan merupakan batubara bituminus bituminuous coal, yang sebagian besarnya merupakan hard coking coal premium. Karakteristik coking coal yang spesiik seperti luidity, relectance dan coke strength sangatlah penting untuk produk coking coal. Survei laboratorium yang dilakukan oleh PT Geoservices Limited di Balikpapan dan the Australian Coal Industry Research Laboratory “ACIRL” di Ipswich, Australia, telah menunjukkan 110 bahwa batubara Perseroan yang dipasarkan dengan nama Tuhup Coal memiliki kandungan coking yang sangat baik, ditunjukkan dengan Crucible Swelling Number “CSN” 8 sampai 9, dengan kandungan vitrinite tinggi lebih dari 90, kandungan debu in-situ rendah sampai menengah, medium sulphur, volatilitas menengah 26,5 dan nilai terbaik 1,22 Romax. Tuhup Coal menunjukkan Coke Strength after Reaction CSR 60, atau lebih tinggi dari CSR coking coal pada umumnya bernilai 55. Dalam Laporan AME terdapat tabel yang menjelaskan kriteria klasiikasi jenis-jenis batubara coking coal. Berdasarkan tabel tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa batubara yang diproduksi dapat diklasiikasikan sebagai premium hard coking coal dan dapat dibandingkan dengan hard coking coal berkualitas tinggi lainnya dari Australia. Selain itu, kandungan fosfor coking coal Tuhup yang rendah, dan lebih rendah dari sebagian besar batubara Australia membuat Tuhup Coal lebih menarik, khususnya sebagai pelengkap bijih besi dengan kandungan fosfor tinggi dalam produksi baja. SMGC dalam JORC Resources and Reserves Statement menyatakan bahwa Tuhup Coal dapat menjadi komponen utama dalam campuran coking coal. Kualitas premium ini dapat dibuktikan oleh kemampuan Perseroan untuk menawarkan harga jual yang tinggi untuk produk coking coal dan diterima dengan baik oleh para produsen baja internasional.

d. Basis pelanggan yang bereputasi dan terdiversiikasi dengan baik