Basis pelanggan yang bereputasi dan terdiversiikasi dengan baik

110 bahwa batubara Perseroan yang dipasarkan dengan nama Tuhup Coal memiliki kandungan coking yang sangat baik, ditunjukkan dengan Crucible Swelling Number “CSN” 8 sampai 9, dengan kandungan vitrinite tinggi lebih dari 90, kandungan debu in-situ rendah sampai menengah, medium sulphur, volatilitas menengah 26,5 dan nilai terbaik 1,22 Romax. Tuhup Coal menunjukkan Coke Strength after Reaction CSR 60, atau lebih tinggi dari CSR coking coal pada umumnya bernilai 55. Dalam Laporan AME terdapat tabel yang menjelaskan kriteria klasiikasi jenis-jenis batubara coking coal. Berdasarkan tabel tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa batubara yang diproduksi dapat diklasiikasikan sebagai premium hard coking coal dan dapat dibandingkan dengan hard coking coal berkualitas tinggi lainnya dari Australia. Selain itu, kandungan fosfor coking coal Tuhup yang rendah, dan lebih rendah dari sebagian besar batubara Australia membuat Tuhup Coal lebih menarik, khususnya sebagai pelengkap bijih besi dengan kandungan fosfor tinggi dalam produksi baja. SMGC dalam JORC Resources and Reserves Statement menyatakan bahwa Tuhup Coal dapat menjadi komponen utama dalam campuran coking coal. Kualitas premium ini dapat dibuktikan oleh kemampuan Perseroan untuk menawarkan harga jual yang tinggi untuk produk coking coal dan diterima dengan baik oleh para produsen baja internasional.

d. Basis pelanggan yang bereputasi dan terdiversiikasi dengan baik

Sebagai perusahaan dengan rekam jejak track record kegiatan operasional yang masih relatif singkat, Perseroan saat ini tengah dalam proses memasarkan brand Tuhup Coal dan membangun basis pelanggan. Sebagai bagian proses tersebut, melalui agen pemasaran Glencore, Perseroan telah mengirimkan contoh batubara kepada lebih dari 30 pelanggan global yang potensial, termasuk diantaranya pasar utama Asia, perusahaan-perusahaan di Turki, Finlandia, Prancis, Belanda dan Italia, dan sekitar seperempat dari perusahaan-perusahaan tersebut lalu menjalin kontrak jual beli dengan Glencore dengan jumlah berkisar antara 30.000 sampai 50.000 ton untuk dapat dilakukan uji coba lebih lanjut. Pembeli utama batubara Perseroan melalui Glencore meliputi pabrik baja dan produsen kokas seperti General Nice, Nippon Steel Corporation, Bengal Energy, Winsway, Tata Steel Limited, Hyundai Steel, Nisshin Steel Co. Ltd, Zhonglian dan China Steel Corporation. Perseroan telah menerima indikasi positif dari beberapa pelanggan yang telah dikirimi contoh batubara untuk mengadakan perjanjian penyediaan batubara berjangka satu sampai tiga tahun. Perseroan saat ini tengah melakukan negosiasi dengan satu pembeli terkait kontrak pasokan batubara dan memperkirakan akan mulai melakukan negosiasi dengan calon pembeli lainnya pada akhir tahun 2010 dan awal tahun 2011 dan mulai memasok pada kuartal dua pada tahun 2011. Perseroan telah menjalin kontrak pasokan satu juta ton selama satu tahun dengan Zhonglian Resources Company Limited “Zhonglian” dengan harga yang ditentukan kuartalan berdasarkan harga pasar. Zhonglian adalah perusahaan perdagangan batubara dan baja yang terhubung dengan sejumlah pabrik batubara dan baja di Cina. Perseroan berkeyakinan bahwa apabila Perseroan berhasil melakukan kontrak pasokan batubara dengan banyaknya calon pembeli yang telah menyatakan minat atas batubara Perseroan dan domisili calon pembeli tersebut yang tersebar di berbagai negara, maka hal tersebut dapat mengurangi risiko Perseroan atas luktuasi permintaan batubara. Perseroan berkeyakinan bahwa kerjasama dengan Glencore, agen pemasaran Perseroan, serta hubungan yang erat dengan Sumitomo, akan memungkinkan Perseroan membangun hubungan kerjasama jangka panjang dengan pelanggan yang telah dikirimi contoh batubara dan menyatakan minatnya pada Tuhup Coal yang dimiliki saat ini maupun dengan pelanggan baru. e. Lokasi strategis terdekat dengan pasar besi baja terbesar di dunia dengan tingkat pertumbuhan tertinggi Pelanggan utama Perseroan saat ini berlokasi di Cina, India, Jepang dan Korea Selatan. Cina, India dan negara lain di Asia adalah pusat pertumbuhan permintaan yang utama, walaupun di masa lalu ekspor coking coal sebagian besar berasal dari Australia dan Kanada. Dengan lokasi tambang yang menguntungkan di Asia, Perseroan dapat mengambil manfaat dari kedekatan Perseroan dengan pusat permintaan dan dapat menawarkan kualitas batubara yang sebanding dengan biaya pengangkutan yang kompetitif dibandingkan dengan pesaingnya di Australia. 111 Biaya pengangkutan yang relatif lebih murah pada tahun 2009 dan 2010 telah menjadikan pasar coking coal dunia mendunia, dan membuat para eksportir dari Indonesia, Australia dan Afrika Selatan menguasai pangsa pasar yang sebelumnya dikuasai Amerika Serikat dan Kanada. Dengan Cina menjadi net importir coking coal, Indonesia bertahan menjadi pemasok yang paling diuntungkan dengan biaya pengangkutan yang rendah. Berdasarkan AME, potensi meningkatnya biaya pengangkutan dapat memberikan dampak positif terhadap perdagangan batubara di wilayah Atlantik dan Pasiik. Hal tersebut dapat memperkuat keunggulan kompetitif Indonesia dibandingkan dengan negara-negara di Asia, dengan eksportir dari Australia dan Afrika Selatan yang terkena dampak negatif paling besar dengan peningkatan biaya tersebut. Berdasarkan AME, produsen batubara Indonesia memiliki penghematan freight cost rata-rata sebesar USD3-USD6 per ton dan USD4-USD8 per ton, berturut-turut untuk pengapalan ke Jepang dan Cina, bila dibandingkan pesaing dari Australia. Selain itu, Indonesia memiliki lokasi yang lebih dekat dengan pasar Asia. Berdasarkan AME, waktu perjalanan dari Indonesia ke Cina dan Jepang membutuhkan sekitar 7-9 hari dan 8-10 hari, berturut-turut, dibandingkan dengan 10-13 hari dan 12-15 hari, berturut-turut untuk produsen coking coal dari Australia. Perseroan berkeyakinan bahwa keuntungan waktu pengiriman ini membuat Perseroan lebih tanggap atas permintaan dari pelanggan dan dapat mendapatkan keuntungan yang lebih besar apabila dibandingkan dengan kompetitor dari Australia. Selain itu, para pelanggan, terutama pabrik baja Jepang yang saat ini mengimpor 50 kebutuhan coking coal dari Australia, telah menyatakan kesediaannya untuk mengamankan sumber alternatif penyediaan untuk mengurangi ketergantungannya pada hard coking coal Australia yang terkadang mengalami hambatan terkait jalur kereta dan infrastruktur lainnya. Perseroan berkeyakinan dapat memanfaatkan kesempatan dimana coking coal Tuhup dapat menjadi alternatif bagi coking coal Australia karena kedekatan lokasi tambang Perseroan dengan fasilitas pengangkutan dan pelanggan di negara Cina, India, Jepang, Korea Selatan, Turki dan negara Asia lainnya, sehingga mampu mengurangi waktu pengiriman dan keseluruhan biaya transportasi.

f. Potensi untuk meningkatkan cadangan dan sumber daya batubara secara signiikan