Undang-undang Pertambangan Baru KONTINJENSI a.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI METAL Tbk. dahulu PT BORNEO LUMBUNG ENERGI Lampiran 51 DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 DAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

28. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PENTING lanjutan

h. Fasilitas bank Seperti dibahas dalam Catatan 18a, AKT mengadakan perjanjian Letter of Credit Domestik dengan CIMB Niaga, dengan jumlah fasilitas sebesar Rp 50.500. Pada tanggal 30 Juni 2010, AKT belum menggunakan fasilitas ini. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada peristiwa yang dapat menyebabkan batalnya perjanjian-perjanjian diatas sebelum waktu yang telah ditentukan.

29. KONTINJENSI a.

Tuntutan Hukum Pada tanggal 9 Juni 2010, PT Asiamindo Nusa Mineral “ANM” atau “Penggugat” mengajukan tuntutan hukum ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan PN Jak-Sel. Penggugat menuntut AKT sebagai pihak yang bertanggung jawab bersama BMS bersama sebagai “Tergugat”. Penggugat, AKT dan BMS menandatangani Perjanjian Pemeliharaan Penuh Peralatan yang Disediakan oleh ANM tertanggal 27 Oktober 2008 di mana Penggugat diwajibkan untuk menyediakan jasa pemeliharaan peralatan dengan tarif tertentu. Penggugat menuntut Tergugat atas pembatasan dan pelarangan akses Penggugat atas peralatan selama periode perjanjian. Dalam tuntutannya, Penggugat meminta kepada PN Jak-Sel untuk menyatakan Tergugat secara bersama-sama bertanggung jawab atas tindakan melawan hukum dengan mencegah Penggugat dalam mengakses peralatan dan menuntut Tergugat untuk membayar: i Kerugian material sebesar AS23.699.418 dan Rp 911; ii Kerugian immaterial sebesar Rp 10.000; dan iii Penalti sebesar 6 per tahun dari AS23.699.418 dan Rp 911 per tanggal 29 Januari 2009. Manajemen berkeyakinan bahwa berdasarkan pendapat hukum yang diterima, tuntutan dari Penggugat tidak berdasar, sehingga penyelesaian dari kasus ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap operasional Grup. Grup belum mencatat pencadangan apapun dalam laporan keuangan konsolidasian karena hasil dari tuntutan ini belum bisa dipastikan dan estimasi yang andal belum dapat ditentukan pada tanggal laporan ini. Sampai dengan tanggal laporan ini, proses hukum atas kasus ini masih berjalan dan belum ada keputusan yang dikeluarkan oleh PN Jak-Sel.

b. Undang-undang Pertambangan Baru

Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara yang baru “Undang-Undang”, yang telah disahkan oleh Presiden pada tanggal 12 Januari 2009 dan menjadi UU No. 42009. Undang-undang tersebut mengindikasikan bahwa sistem Kontrak Karya tidak tersedia lagi untuk para penanam modal sejak berlakunya Undang-Undang ini. Walaupun Undang- Undang ini mengindikasikan Kontrak Karya yang sudah ada termasuk PKP2B yang dimiliki Grup akan tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya kontrak, tetapi ketentuan peralihan tidaklah jelas dan memerlukan klarifikasi lebih lanjut dalam peraturan pemerintah yang akan diterbitkan. Ada beberapa hal yang sedang dianalisis oleh para pemegang Kontrak Karya, termasuk Grup, antara lain: • Seperti dibahas di atas, Undang-Undang baru ini menyatakan bahwa Kontrak Karya yang ada pada saat ini akan tetap berlaku hingga akhir masa berlakunya. Namun Undang-Undang ini juga menyatakan bahwa Kontrak Karya harus disesuaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini selain dari ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan Penerimaan Negara – yang tidak didefinisikan, tetapi diasumsikan termasuk royalti dan pajak; dan • Kewajiban para pemegang Kontrak Karya yang telah memulai aktivitasnya, dalam jangka waktu satu tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini untuk menyerahkan rencana aktivitas penambangannya di seluruh wilayah kontrak untuk disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Jika tidak disetujui, maka wilayah kontrak karyanya akan dikurangi, menjadi seluas wilayah yang diizinkan oleh Undang-Undang baru yang luasnya jauh lebih kecil dari wilayah yang sekarang dimiliki Grup. Grup telah menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya dan menerima persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk memulai operasi komersial pada tanggal 15 September 2009. Pada tanggal 1 Februari 2010, Presiden Republik Indonesia menandatangani dua Peraturan Pemerintah ”PP”, yaitu PP No. 222010 dan PP No. 232010, yang dikeluarkan di bawah payung Undang – Undang Pertambangan Baru ini. PP No. 22 pada dasarnya mengatur tentang pembentukan area pertambangan di Indonesia. PP No. 23 menjelaskan lebih detil beragam tipe perizinan pertambangan yang dapat diperoleh dalam hubungannya dengan Undang – Undang ini, dan menjelaskan syarat dan kondisi yang wajib dipenuhi oleh pihak yang mengajukan maupun pihak berwenang yang mengeluarkan izin pertambangan. Pada tanggal 5 Juli 2010, PP No. 552010 dikeluarkan. PP ini mengatur mengenai pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan usaha pertambangan mineral dan batubara di Indonesia. 245 PT BORNEO LUMBUNG ENERGI METAL Tbk. dahulu PT BORNEO LUMBUNG ENERGI Lampiran 52 DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 DAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

29. KONTINJENSI lanjutan b.