Kegiatan Usaha KegIATAn DAn ProsPeK UsAHA PerseroAn DAn AnAK PerUsAHAAn

106

IX. KegIATAn DAn ProsPeK UsAHA PerseroAn DAn AnAK PerUsAHAAn

1. Tinjauan Umum

Perseroan, melalui anak perusahaannya, AKT, saat ini merupakan satu-satunya perusahaan penambangan hard coking coal di Indonesia, sebagaimana disebutkan dalam SMGC Report. Kegiatan operasi Perseroan berlokasi Kalimantan Tengah, Indonesia dan berfokus pada aktivitas eksplorasi, penambangan terbuka open cut, pemrosesan dan ekspor hard coking coal premium yang dipasarkan dengan nama Tuhup Coal kepada pelanggan di Cina, India, Jepang, Taiwan, Turki dan Korea Selatan. Dalam Laporan AME terdapat tabel yang menjelaskan kriteria klasiikasi jenis-jenis batubara coking coal. Berdasarkan tabel tersebut, batubara yang diproduksi oleh Perseroan merupakan “medium volatile hard coking coal” yang menurut Perseroan dapat diklasiikasikan sebagai premium hard coking coal. Anak perusahaan Perseroan lainnya BMS, memiliki peralatan pertambangan yang disewakan kepada AKT. Berdasarkan PKP2B dengan Pemerintah Indonesia yang ditandatangani pada tahun 1999, AKT memiliki hak penambangan eksklusif di area konsesi seluas 21.630 hektar di Murung Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Dalam PKP2B, Pemerintah berhak atas 13,5 porsi penjualan dari batubara yang diproduksi, yang dibayarkan Perseroan dalam bentuk tunai berdasarkan harga batubara pada titik bongkar muat terakhir di area konsesi. Area konsesi Perseroan terdiri dari Blok Kohong di barat daya dan Blok Telakon di timur laut. Sampai saat ini, kegiatan pengembangan dan produksi Perseroan terfokus di Blok Kohong yang telah diidentiikasikan sebagai area yang paling tepat untuk kegiatan penambangan awal. Coking coal yang terdapat di Blok Kohong dan Blok Telakon merupakan batubara yang memiliki kadar vitrinite tinggi, abu sedang ke rendah dengan kalori sangat tinggi. Menurut SMGC dalam Tuhup JORC Resource and Reserve Statement, kadar vitrinite relectance, luidity value dan abu rendah yang dimiliki Tuhup Coal menempatkannya sebagai hard coking coal. Vitrinite dengan kadar hampir 100 membuat Tuhup Coal merupakan batubara yang sangat cocok sebagai bahan campuran dengan batubara lain untuk menekan biaya dalam pembuatan besi baja.

2. Kegiatan Usaha

Perseroan melaksanakan percobaan produksi di Kohong pada akhir bulan September 2008 setelah melakukan pengembangan infrastruktur selama sembilan bulan dan memulai produksi komersial pada akhir bulan September 2009. Selama periode pelaksanaan percobaan produksi sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, Perseroan telah memproduksi 1,7 juta ton batubara dengan rata-rata rasio pengupasan strip ratio sekitar 14,4. Selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010, Perseroan telah memproduksi 752.107 ton batubara. Perseroan telah meningkatkan kapasitas produksinya sampai dengan 200.000 ton per bulan, atau 2,4 mtpa per tanggal 31 Desember 2009 dan sedang dalam tahap akhir untuk menambah peralatan dan infrastruktur untuk mencapai kapasitas produksi terpasang 3,6 mtpa yang akan dicapai selambat-lambatnya pada akhir tahun 2010 dan akan meningkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 5,0 mtpa pada akhir tahun 2011. Perseroan melakukan sendiri seluruh operasi penambangan batubara coal extraction dan sebagian besar operasi pengangkutan batubara coal hauling. Perseroan menggunakan kontraktor pihak ketiga untuk memberikan jasa seperti sewa tongkang, penyediaan bahan peledak, penyediaan pemeliharaan alat-alat berat dan keamanan. Perseroan melakukan ekspor sebagian besar coking coal yang diproduksi ke pabrik baja dan pabrik kokas coke plant di negara-negara Cina, India, Korea Selatan dan Jepang. Perseroan telah melakukan kontrak dengan pabrik coke domestik untuk memasok coking coal dalam kuantitas yang relatif kecil. Perseroan berkeyakinan kemampuan Perseroan menghasilkan hard coking coal berkualitas tinggi memungkinkan menarik dari perusahaan baja berskala besar sebagai pelanggan dan menetapkan harga yang setara dengan coking coal yang berasal dari Australia, dimana produk coking coal tersebut digunakan sebagai batubara campuran di pabrik baja dan pemanas kokas. 107 Area konsesi Perseroan berada 36 km melalui jalan darat hauling road dari lokasi bongkar muat tongkang barge loading di pelabuhan Muara Tuhup di sungai Barito. Dari Pelabuhan Muara Tuhup, batubara diangkut dengan tongkang sejauh 562 km ke suatu pelabuhan lepas pantai di Taboneo, dimana batubara diangkut ke kapal. Lokasi strategis tambang Perseroan yang berdekatan dengan pelanggan Perseroan di Asia dan India mengurangi biaya pengiriman batubara dan memberikan keuntungan bagi Perseroan dibanding dengan pesaing dari Australia. Berdasarkan AME, produsen batubara Indonesia memiliki penghematan freight cost rata-rata sekitar sebesar USD3-USD6 per ton dan USD4-USD8 per ton, berturut-turut untuk pengapalan ke Jepang dan Cina, bila dibandingkan pesaing dari Australia. Perseroan menggunakan kombinasi kapal tongkang berkapasitas 4.000 ton dan 8.000 ton untuk mengatasi ketidakstabilan ketinggian air di sungai Barito dan untuk memberikan leksibilitas dalam mengontrol logistik bongkar muat dan pengapalan batubara. Perseroan juga menggunakan peralatan dan kru yang memungkinkan pengangkutan sungai dari kapal tongkang berkapasitas 4.000 ton sampai dengan kapal tongkang berkapasitas 8.000 ton untuk mengurangi dampak tidak stabilnya ketinggian air pada musim kemarau, khususnya pada bagian pengapalan dari Muara Tuhup ke Teluk Timbau, yang dapat berlangsung hingga dua sampai tiga bulan setiap tahunnya. Perseroan telah menandatangani kontrak dengan dua operator ISP pihak ketiga untuk menggunakan ISP pihak ketiga tersebut di Teluk Timbau yang berlokasi di sepanjang sungai Barito, untuk menyimpan persediaan coking coal Perseroan sehingga mampu memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu dan secara berkesinambungan sepanjang tahun. Perseroan juga mempertimbangkan untuk membangun fasilitas ISP dengan spesiikasi sendiri di Teluk Timbau untuk mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga. Perseroan saat ini memiliki handling capacity minimum 262.500 ton per bulannya dan Perseroan berencana untuk mengembangkan kapasitas penanganan dengan menandatangani kesepakatan dengan pihak ketiga untuk menggunakan kapal Panamax yang dilengkapi dengan kapasitas penyimpanan hingga sebesar 60.000 ton dan kapasitas bongkar muat sebesar 40.000 ton per hari yang akan memberikan nilai tambah bagi solusi logistik Perseroan. Tujuan dari penggunaan kapal Panamax adalah sebagai tambatan lepas pantai di pelabuhan Taboneo. Kapal Panamax tersebut saat ini sedang dimodiikasi dengan menambah crane dan mechanized hole covers, serta penambahan lainnya, yang diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2010. Untuk jangka panjang, Perseroan berencana membangun rute transportasi alternatif dari lokasi tambang ke sungai Mahakam. Pelabuhan Melak yang diusulkan dalam rencana Perseroan terletak di sungai Mahakam dan berjarak kurang lebih 112 km dari lokasi tambang Perseroan, kapal tongkang berkapasitas 8.000 ton dapat dioperasikan sepanjang tahun sejauh 355 km dari lokasi bongkar muat di laut. Rute transportasi alternatif akan melengkapi dan meningkatkan rantai operasi logistik Perseroan, memberikan keuntungan biaya, khususnya mengurangi waktu pengapalan dan pengangkutan, menurunkan biaya per unit dan biaya keterlambatan pengapalan demurrage cost, serta memungkinkan Perseroan secara eisien mengelola aktivitas operasi penambangan, penyimpanan, pengangkutan dan pengapalan. Perseroan memiliki perjanjian pemasaran dengan Glencore yang mencakup pasar global secara eksklusif, dengan pengecualian pada pelanggan yang dirujuk oleh Sumitomo Corporation dan ailiasinya yang berdasarkan hubungan jangka panjang dengan AKT sebelum Perseroan mengakuisisi AKT. Mengingat Perseroan memiliki kinerja operasi yang relatif baru pendek, seluruh penjualan batubara sampai saat ini masih dilakukan pada harga spot. Untuk periode 6 enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010, jumlah pendapatan Perseroan sebesar Rp1.074.602 juta. Di masa akan datang, Perseroan berencana untuk mengamankan kontrak perjanjian penyediaan batubara dengan jangka waktu satu sampai tiga tahun, dengan pabrik baja dan produsen kokas. Perseroan menargetkan sebagian besar produksinya dijual berdasarkan perjanjian berjangka tersebut, dan sisanya berdasarkan kontrak tahunan dan harga spot. Dengan adanya kontrak perjanjian penyediaan batubara yang dijalin dengan pelanggan untuk beberapa tahun untuk sebagian besar penjualannya, Perseroan berkeyakinan dapat mengurangi eksposur atas luktuasi harga di pasar spot dan memastikan penjualan konsisten walaupun terjadi luktuasi permintaan batubara yang bersifat musiman. 108

3. riwayat singkat Kegiatan Usaha