Penutupan Tambang dan rehabilitasi

131 Pihak Perseroan yang bertanggung jawab untuk manajemen lingkungan hidup adalah Environment Superintendent yang merupakan bagian dari Departemen Jasa Teknik dan Enjinering, dan dibantu oleh seorang Kepala Teknik Tambang. Selain itu, Perseroan memiliki petugas khusus yang melakukan pemantauan harian atas lingkungan hidup, rehabilitasi dan vegetasi tambang. Perseroan mengawasi kegiatan penambangan setiap kuartal dan dilakukan pengawasan dua kali setahun oleh otoritas Pemerintah. Perseroan telah memperoleh persetujuan AMDAL, Rencana Kelola Lingkungan RKL, dan Rencana Pengawasan Lingkungan RPL dari institusi yang berwenang untuk semua area konsesi. Perpanjangan izin Kehutanan untuk mengakses porsi lain dari Blok Kohong masih menunggu persetujuan Kementerian Kehutanan. Konsesi termasuk area yang diklasiikasikan Hutan Lindung, yang akan mempengaruhi ketersediaan lahan untuk aktivitas penambangan, walaupun pit Kohong berada diluar area. Selain itu, Tuhup telah memperoleh Izin Pinjam Pakai, untuk area tertentu yang meliputi penambangan, pembuangan overburden, infrastruktur, coal hauling dan bongkar muat kapal tongkang barge loading. Persetujuan izin tersebut berlaku untuk 13 tahun operasi dan harus diperpanjang untuk aktivitas produksi selanjutnya. Perseroan telah memperoleh persetujuan secara verbal dari Gubernur walaupun perpanjangan Izin Pinjam Pakai masih belum secara formal diterbitkan oleh Kementerian Kehutanan. Karyawan bagian lingkungan hidup Perseroan mengawasi aktivitas operasional sehari-hari dan melaporkan temuan kepada pihak yang berwenang setiap bulan. Kementerian ESDM dan pemerintah lokal juga mengawasi kegiatan operasional Perseroan dalam kepatuhan terhadap peraturan lingkungan hidup. Selain itu, kontraktor pertambangan Perseroan melakukan audit internal secara independen dan diwajibkan dalam perjanjian operasional untuk melaporkan setiap adanya dampak lingkungan hidup kepada Perseroan. Laporan kuartalan atas kinerja lingkungan hidup harus disiapkan dan diserahkan kepada Pemerintah. Kementerian ESDM bekerja sama dengan KLH, mengawasi kepatuhan Perseroan terhadap peraturan dan perundang-undangan lingkungan hidup di Indonesia dan juga melakukan uji coba lapangan di tambang Perseroan secara kuartalan. Perseroan berkeyakinan telah mematuhi peraturan dan perundang-undangan mengenai lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia. Akan tetapi, untuk memenuhi permintaan standar lingkungan hidup yang dibuat International Finance Corporation “IFC”, Perseroan berkeyakinan masih butuh untuk meningkatkan praktek manajemen lingkungan hidup, termasuk antara lain, mempersiapkan dan menyerahkan konsultasi publik rencana penutupan tambang dan melakukan studi atas biodiversitas yang menyeluruh sebagai tambahan dari data AMDAL.

29. Penutupan Tambang dan rehabilitasi

Perseroan telah menyampaikan rencana reklamasi dan rehabilitasi kepada Kementerian ESDM yang telah disetujui dan akan diimplementasikan mulai akhir tahun 2010. Perseroan bermaksud memaksimalkan jumlah overburden yang akan ditambang keluar pit pada saat penambangan. Perseroan telah mempersiapkan rencana pertambangan terkait penutupan pertambangan Perseroan di tahun 2039 dan telah menyerahkan draft rencana ini kepada Kementerian ESDM selaku otoritas yang berwenang. Aktivitas penutupan tambang, seperti pengembangan dan penanaman kembali area bekas pertambangan dilakukan secara berkala sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses pertambangan. Dalam rangka memenuhi ketentuan IFC, Perseroan diwajibkan untuk mempersiapkan dan menyerahkan rencana penutupan tambang, dan Perseroan telah melakukan dan menyerahkan kepada otoritas regional yang relevan untuk disetujui kemudian. Perseroan masih harus berdiskusi dengan stakeholders selama menunggu jawaban dari otoritas regional yang diperkirakan berlangsung sampai enam sampai dua belas bulan ke depan. Ketentuan IFC mensyaratkan bahwa rencana penutupan tambang harus melibatkan proses konsultasi publik secara mendalam, selain dari minimum yang telah dilakukan untuk persiapan AMDAL. Perseroan menyatakan kesediaannya untuk mematuhi kewajiban IFC ini. 132 Di lokasi sekeliling blok Kohong terdapat sekitar sembilan desa dengan penduduk sekitar 4.000 orang. Ketentuan IFC mewajibkan bahwa komunitas lokal dimungkinkan secara signiikan mempengaruhi model dan dampak proyek, dan publik juga harus dilibatkan selama proyek, sedangkan peraturan AMDAL Indonesia hanya mewajibkan satu kali konsultasi publik sebelum penerbitan AMDAL. Perseroan berkeyakinan bahwa proses konsultasi publik yang diadakan sebagai bagian dari AMDAL telah mematuhi peraturan Indonesia, tetapi belum memenuhi ketentuan IFC. Untuk meningkatan partisipasi komunitas lokal di dalam proyek Perseroan dan memenuhi ketentuan IFC, Perseroan bermaksud melakukan konsultasi publik mendalam terkait rencana penutupan pertambangan.

30. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance