risiko fungsi kontrol internal yang tidak berjalan dengan baik

49 penyelesaian sengketa lainnya, dan Perseroan diperintahkan untuk melakukan pembayaran royalti yang masih terhutang dan Perseroan masih belum dapat melakukan pembayaran, Pemerintah dapat meminta pengadilan negeri terkait untuk menerbitkan surat perintah pelaksanaan putusan arbitrase agar aset Perseroan disita sampai sejauh mana diperlukan untuk memenuhi kewajiban pembayaran royalti yang masih belum ditunaikan. Sementara Perseroan bermaksud untuk melakukan seluruh pembayaran yang terhutang sehubungan dengan royalti kepada Pemerintah, kelalaian untuk membayar jumlah terhutang tersebut, setiap jumlah di masa yang akan datang sehubungan dengan royalti dan denda terkait sesuai jadwal waktu pembayarannya juga dapat memiliki dampak material yang negatif pada bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan. Berdasarkan proyeksi produksi dan volume penjualan dan fasilitas kredit yang tersedia untuk Perseroan, dan dengan asumsi Perseroan akan mendapatkan dana dari hasil Penawaran Umum, Perseroan berkeyakinan akan memiliki likuiditas yang mencukupi untuk membiayai kegiatan operasional Perseroan, belanja modal dan pembayaran pinjaman untuk 12 bulan kedepan. Namun, dengan rencana bisnis Perseroan yang menargetkan kapasitas produksi sebesar 3.6 mtpa di akhir tahun 2010 dan 5.0 mtpa di akhir tahun 2011, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa Perseroan akan terhindar dari masalah likuiditas untuk 12 bulan kedepan. Adanya kesulitan likuiditas di masa mendatang dapat menyebabkan keterlambatan pembayaran pajak dan royalti kepada Pemerintah dan pada para pemasok. Hal tersebut dapat mengakibatkan adanya denda atas keterlambatan pembayaran dan juga dapat mempengaruhi reputasi maupun hubungan Perseroan dengan para pemasok dan kreditur, sehingga berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil kegiatan usaha dan prospek usaha Perseroan.

8. risiko fungsi kontrol internal yang tidak berjalan dengan baik

Auditor Perseroan telah mengidentiikasi adanya beberapa kekurangan dalam kontrol internal laporan keuangan Perseroan, sehingga dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan Dalam laporan auditor mengenai kontrol akuntansi internal berdasarkan audit laporan keuangan Perseroan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010, auditor mengidentiikasi beberapa kekurangan dalam kontrol internal laporan keuangan Perseroan. Kekurangan ini berhubungan dengan perbedaan antara hasil inventory stock rate dan stock listings, perbedaan saldo bank antara trial balance dan laporan kas dari bank, perbedaan antara daftar rekening dan trial balance, dan saldo antar perusahaan. Hal- hal tersebut maupun kekurangan lainnya dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan, dan dibutuhkan biaya dan sumber daya yang cukup besar untuk memperbaiki setiap kekurangan dalam kontrol internal. Jika Perseroan tidak dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan, investor dapat kehilangan kepercayaan dengan informasi laporan keuangan Perseroan, yang dapat menyebabkan penurunan harga saham Perseroan, dan Perseroan tidak dapat memperoleh pembiayaan tambahan untuk melakukan kegiatan operasional dan mengembangkan kegiatan usaha Perseroan dan kondisi keuangan memburuk. Selain kekurangan yang dibahas sebelumnya, dalam laporan auditor mengenai kontrol akuntansi internal Perseroan, auditor telah mencatat beberapa kekurangan tambahan dalam pengendalian internal atas laporan keuangan. Salah satu kekurangan tersebut berkaitan dengan uang muka yang telah dibayar Perseroan untuk memastikan pasokan peralatan pertambangan. Seperti contohnya, beberapa uang muka tersebut telah berumur lebih dari satu tahun tanpa dikompensasikan dengan hutang dari para pemasok, pengembalian dari jumlah tersebut menjadi meragukan, sehingga Perseroan telah membukukan beban dalam laporan laba rugi dalam akun “beban lain-lain bersih” dengan jumlah Rp5,1 miliar USD 0,6 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan Rp18,0 miliar USD2,0 juta untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010. Dalam laporan auditor atas kontrol akuntansi internal Perseroan, auditor telah merekomendasikan Perseroan untuk menetapkan suatu prosedur untuk meminimalkan kemungkinan write-off serupa di masa depan. 50

9. risiko terkait terbatasnya rekam jejak operasional Perseroan