Kedalaman Perairan Kondisi Oseanografi

Tabel 23. Persentase penduduk 10 Tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan Tahun 2011 No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Rata-rata 1. TidakBelum pernah sekolah 18.78 20.01 19.40 2. SDMIsederajat 17.10 18.05 17.58 3. SLTPMTSsederajatKejuruan 0.16 0.41 0.29 4. SMUMA sederajat 18.30 16.88 17.59 5. SMK 0.68 0.71 0.70 6. Diploma III 1.33 0.96 1.15 7. Diploma IIISarmud 24.30 25.17 24.74 8. D IVS1 0.65 1.18 0.92 9. S2S3 10.88 8.58 9.73 Jumlah 100.00 100.00 100.00 Sumber : BPS Kota Tanjungpinang, 2012

4.6.3 Karakteristik Sosial Budaya

Karakteristik sosial budaya penduduk di wilayah Kota Tanjungpinang secara garis besar bersifat heterogen yang terdiri dari percampuaran suku bangsa dan golongan etnis seperti Melayu sebagai penduduk asli atau penduduk lokal yang telah turun temurun bermukim di daerah ini dan sebagian lainnya berasal dari suku Minang, Jawa, Tionghoa, Bugis Sulawesi dan dari daerah lainnya di Sumatera serta berbagai suku bangsa lainnya. Dengan kondisi demikian, pluralisme menjadi ciri khas utama kebudayaan masyarakat Kota Tanjungpinang. Sebagian penduduk Kota Tanjungpinang merupakan penduduk kepulauan yang hidupnya bersentuhan langsung dengan karakteristik laut, seperti musim angin, musim ikan, daya jangkau laut antar pulau yang sangat tergantung pada lingkungan dan sumberdaya laut. Hal ini sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat setempat dengan adanya gerak keluar yang relatif dominan dan gerak kedalam yang kurang sehingga pola kehidupan sosial masyarakanya lebih terbuka. Kebudayaan Melayu merupakan kebudayaan asli penduduk Kota Tanjungpinang. Dalam perkembangannya sesuai dengan karakteristik sifat heterogen penduduknya, kebudayaan lain juga ikut mengalami perkembangan dengan tetap menghormati Kebudayaan Melayu sebagai kebudayaan asli dalam dalam hubungan sosial kemasyarakatan. 4.6.4 Kegiatan Ekonomi Wilayah 4.6.4.1 Pertanian Tanaman Pangan Kegiatan pertanian tanaman pangan yang ada di Kota Tanjungpinang menghasilkan produk-produk pertanian berupa bahan makanan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Sub sektor tanaman bahan makanan mencakup tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar, talas dan kacang tanah. Dari lima jenis tanaman palawija yang diusahakan di Kota Tanjungpinang, jagung dan ubi kayu merupakan tanaman yang bisa diandalkan produksinya. Pada tahun 2011 masing-masing memiliki produksi sebesar 380 ton dan 560 ton. Semua produksi jenis tanaman sayuran pada tahun 2011, mengalami penurunan produksi yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2010 produksi sayuran di Kota Tanjungpinang mencapai 13.625 ton, sedangkan pada tahun 2011 hanya berjumlah sebanyak 2.172 ton. Tanaman buah-buahan yang terdapat di Kota Tanjungpinang terdiri dari mangga, rambutan, nangka, papaya, pisang, nenas dan lain-lain. Pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan produksi bandingkan dengan tahun 2010. Pada tahun 2010 jumlah produksi total buah-buahan adalah sebanyak 1.539 ton, sedangkan pada tahun 2011 hanya berjumlah 1.464 ton. Tanaman buah-buahan Rambutan dan pepaya mengalami peningkatan produksi yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2007. Pada tahun 2010 buah-buahan rambutan tidak mempunyai produksi, sedangkan papaya sebanyak 41 ton, meningkat menjadi 250 ton dan 184 ton di tahun 2011.

4.6.4.2 Peternakan

Peternakan yang terdapat di Kota Tanjungpinang terdiri dari ternak besar dan ternak unggas. Ternak besar yang ada meliputi ternak sapi, kerbau, kambing dan sapi. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan populasi ternak besar dibandingkan dengan tahun 2010, kecuali untuk ternak kerbau. Pada tahun 2010 populasi ternak besar yang dipelihara terdiri dari 106 ekor sapi, 3 ekor kerbau,180 ekor kambing, dan 167 ekor babi, meningkat menjadi 152 ekor sapi, 302 ekor kambing dan 600 ekor babi pada tahun 2011. Populasi ternak unggas di Kota Tanjungpinang tahun 2011 mengalami peningkatan dibanding tahun 2010. Pada tahun 2010 populasi ternak unggas di Kota Tanjungpinang terdiri dari 17.700 ekor ayam ras pedaging, 44.536 ekor ayam ras petelur, 4.625 ekor ayam kampong dan 599 ekor itik, meningkat menjadi 24.000 ekor ayam ras pedaging, 59.500 ekor ayam ras petelur, 38.041 ekor ayam kampong, dan 873 ekor itik.

4.6.4.3 Perikanan

Sub sektor perikanan yang paling dominan di wilayah Kota Tanjungpinang adalah sub sektor perikanan tangkap di perairan laut dan sangat prospektif untuk dikembangkan bagi karakteristik wilayah kepulauan. Produksi hasil tangkapan perikanan laut tahun 2011 berjumlah sebanyak 3.514,470 ton, mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah hasil tangkapan tahun 2010 yaitu 2.184,601 ton, yang diikuti juga dengan peningkatan nilai produksinya.

4.6.4.4 Perindustrian

Jenis industri yang terdapat di Kota Tanjungpinang adalah industri rumah tangga, kecil dan menengah. Industri Rumah tangga merupakan komoditas utama yang cukup potensial dan memiliki pasar yang baik di Kota Tanjungpinang. Adapun produksi hasil industri kecil dan rumah tangga yang potensial dan sudah