Derajat Keasaman pH Karakteristik Lingkungan Fisika-kimia Perairan
146
diurnal dan musiman, tergantung pada pencampuran mixing dan pergerakan turbulence massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah yang masuk ke
perairan. Pada perairan terbuka dimana pergerakan air dan sirkulasi masih terjadi, oksigen terlarut berada pada kondisi alami. Perairan terbuka jarang dijumpai
perairan yang miskin oksigen Brotowidjoyo et al. 1995. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari proses fotosintesis oleh
fitoplankton dan tumbuhan air lainnya serta difusi dari udara APHA 1989. Difusi oksigen dari atmosfer ke perairan berlangsung relatif lambat walaupun
terjadi pergolakan massa air, sehingga sumber oksigen terlarut yang berasal dari difusi oksigen hanya sekitar 35 Effendi 2003. Oksigen terlarut ini sangat
penting bagi kehidupan organisme budidaya untuk pernapasan dan mengoksidasi bahan organik didalam tambak. Pencemaran limbah organik dapat menyebabkan
menurunnya kandungan oksigen terlarut dalam perairan Connel dan Miller 1995 dalam
Efendi 2003. Sumber utama oksigen terlarut di perairan adalah berasal dari: 1 aktivitas
fotosintesis oleh tumbuhan air lamun dan fitoplankton; 2 difusi oksigen secara langsung dari udara ke dalam air melalui lapisan permukaan sehingga proses
aerasi dapat berlangsung terus; 3 agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya ombak atau gelombang; 4 aliran airarus; dan 5 melalui air hujan. Sementara,
kandungan oksigen terlarut dapat berkurang disebabkan oleh: 1 respirasi biota perairan; 2 pemakaian dalam proses dekomposisi bahan organik secara biokimia;
3 pemakaian dalam proses dekomposisi bahan anorganik secara kimia; 4 kenaikan suhu dan salinitas terutama pada daerah pasang-surut. Perubahan
salinitas lebih kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan pengaruh suhu terhadap konsentrasi oksigen di laut Muhktosar 2007.
Oksigen terlarut diperlukan oleh organisme perairan untuk pernapasan dan penguraian bahan-bahan organik. Kandungan oksigen terlarut di lokasi penelitian
berkisar antara 8,3 mgl yang tertinggi dan 4,3 mgl yang terendah. Kadar oksigen terlarut terendah berada di lokasi perairan Sungai Tanjung Unggat dibanding lima
lokasi perairan sungai lainnya. Hal ini disebabkan perairan tersebut merupakan
147
daerah paling banyak ditemukan masukan buangan limbah organik dari berbagai aktivitas masyarakat di sepanjang aliran sungai tersebut. Lokasi ini menjadi
tempat dimana pemanfaatan oksigen cukup tinggi dari aktivitas hewan, tumbuhan ataupun bakteri untuk proses respirasi dan dekomposisi. Hal ini tentunya
berpengaruh terhadap ketersediaan oksigen terlarut dalam air. Pencemaran dari limbah organik dapat menyebabkan menurunya oksigen
terlarut dalam perairan. Kandungan oksigen terlarut pada suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator kualitas perairan dan terbagi dalam empat kategori,
yaitu; 1 kadar oksigen terlarut 6,5 mgl kategori tidak tercemar sampai tercemar sangat ringan; 2 kadar oksigen terlarut antara 4,5 – 6,4 mgl termasuk
kategori tercemar ringan; 3 kadar oksigen terlarut antara 2,0 – 4,4 mgl termasuk kategori tercemar sedang; dan 4 kadar oksigen terlarut 2,0 mgl termasuk
dalam kategori tercemar berat Lee et al. 2008. Berdasarkan nilai kandungan oksigen terlarut yang terukur selama penelitian dapat disimpulkan bahwa perairan
sungai yang terdapat di Tanjungpinang termasuk dalam kategori perairan yang tercemar ringan, sedangkan untuk sebaran perairan pesisir sebagian termasuk
dalam kategori perairan tidak tercemar dan sebagian termasuk dalam kategori tercemar sangat ringan.