Identifikasi dan Estimasi Sumber Nitrogen dari Daratan

125 padat aktivitas penduduk. Lebih lanjut konsentrasi nitrat di perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang dapat di lihat pada Gambar 25. Gambar 25. Sebaran kandungan nitrat pada perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang Gambar 25 memperlihatkan kandungan nitrat NO 3 rata-rata di perairan sungai adalah sebesar 0,326 mgl. Nilai rata-rata kandungan nitrat tertinggi ditemukan di perairan Sungai Tanjung Unggat yaitu sebesar 0,659 mgl, selanjutnya nilai rata-rata tertinggi ke dua dan ke tiga terdapat pada perairan Sungai Ladi sebesar 0,472 mgl dan Sungai Jang sebesar 0,318 mgl. Selanjutnya Sungai Ular dan Sungai Carang memiliki nilai kandungan nitrat rata-rata sebesar 0,214 mgl dan 0,195 mgl. Sedangkan kandungan nitrat rata-rata terendah ditemukan pada perairan Sungai Dompak hanya sebesar 0,101 mgl. Tingginya kandungan nitrat di perairan Tanjung Unggat disebabkan tingginya masukan nitrat baru new nitrate dari lingkungan sekitarnya. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat di sepanjang Sungai Tanjung Unggat merupakan kawasan padat pemukiman penduduk, serta banyak ditemukan hotel dan restoran. Menurut Boyd 1990 adanya aktivitas masyarakat urban dapat memberi kontribusi bahan organik yang banyak mengandung senyawa nitrat NO 3 . Disamping itu adanya pengaruh faktor turbulensi yang dapat mengangkat senyawa nitrat NO 3 dari dasar kolom air terutama pada perairan yang dangkal. 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600 0,700 Sei Ular Sei Ladi Sei Carang Tg.Unggat Sei Jang Dompak N it ra t m g l Sungai Pesisir 126 Pernyataan ini didukung oleh Mann and Lazier 1991 yang mengatakan bahwa pada kedalaman yang kecil adanya turbulensi dapat mengangkut nutrient dari dasar kepermukaan perairan. Nilai kandungan senyawa nitrat pada perairan sungai di wilayah Tanjungpinang yang memiliki sebaran tertinggi 0,659 mgl mengindikasikan bahwa di perairan sungai tersebut sangat berpotensi terjadinya eutrofikasi. Penjelasan ini didukung dengan adanya pernyataan bahwa suatu perairan menunjukkan kadar nitrat lebih dari 5 mgl 5 mgl, maka perairan tersebut telah terjadi pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrat-nitrogen yang lebih dari 0,2 mgl dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi pengayaan perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air lainnya secara pesat blooming. Pada perairan yang menerima limpasan air dari daerah pertanian yang banyak mengandung pupuk, maka kadar nitrat dapat mencapai 1.000 mgl Davis dan Cornwell, 1991 dalam Effendi, 2003. Selanjutnya dijelaskan nilai kandungan nitrat yang terdapat dalam suatu perairan, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat kesuburan, yakni perairan oligotrofik, mesotrofik dan eutrofik. Perairan oligotrofik memiliki kadar nitrat antara 0 – 1 mgl, perairan mesotrofik memiliki kadar nitrat antara 1 – 5 mgl, dan perairan eutrofik memiliki kadar nitrat berkisar antara 5 – 50 mgl Wetzel, 1975 dalam Effendi, 2003. Dengan demikian, nilai nitrat pada masing-masing perairan sungai di wilayah Tanjungpinang digolongkan dalam dua kategori, yaitu perairan Sungai Tanjung Unggat sudah tergolong pada perairan yang tercemar bahan antropogenik , sehingga perlu perhatian khusus untuk menanggulangi kondisi tersebut. Kategori yang ke dua, termasuk perairan Sungai Ular, Sungai Ladi, Sungai Carang, Sungai Jang dan Sungai Dompak memiliki nilai kandungan nitrat masih dalam batas yang cukup aman bagi biota laut meskipun mengarah terjadinya eutrofikasi pengayaan perairan tetapi tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Kandungan nilai nitrat NO 3 rata-rata tertinggi pada perairan pesisir Tanjungpinang ditemukan di perairan pesisir Tanjung Unggat yaitu sebesar 0,296 127 mgl, selanjutnya kandungan nitrat tertinggi ke dua ditemukan di perairan pesisir sekitar Sungai Ladi dengan nilai rata-rata sebesar 0,283 mgl. Pada perairan pesisir sekitar Sungai Jang, pesisir Sungai Carang dan pesisir Sungai Ular memiiki kandungan nitrat yang nilainya hampir sama yaitu masing-masing sebesar 0,130 mgl, 0,115 mgl dan 0,101 mgl. Nilai kandungan nitrat terendah berikutnya ditemukan dilaut sekitar pelabuhan dan perairan pesisir Sungai Dompak selat Dompak dengan nilai rata-rata yaitu sebesar 0,053 mgl dan 0,038 mgl. Sedangkan nilai kandungan nitrat terendah ditemukan di laut sekitar Selat Riau hanya sebesar 0,021 mgl. Nilai tersebut relatif besar jika dibandingkan dengan standar kandungan nitrat NO 3 di laut karena menurut Millero dan Shon 1992 kandungan nitrat di laut berkisar antara 0,0001-0,5000 mgl. Tingginya kandungan nitrat di perairan pesisir Tanjung Unggat dan pesisir Sungai Ladi disebabkan oleh masuknya limbah domestik berasal dari aktivitas masyarakat kota yang dapat terurai umumnya mengandung banyak nitrat. Nitrat NO 3 merupakan jenis nitrogen yang paling dinamis dan dominan pada daerah limpasan, masukan sungai, keluarnya air tanah dan deposisi atmosfir ke laut Kirchman, 2000 dalam Wibowo, 2007. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil yang dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan, maka menurut Effendi 2003 nitrat adalah nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman algae. Suton, 1974 dalam Wibowo, 2007 menyatakan bahwa konsentrasi nitrat di suatu perairan dipengaruhi proses nitrifikasi. Proses nitrifikasi di perairan merupakan proses oksidasi senyawa ammonia dalam kondisi aerob oleh bakteri autrotof yang melalui proses mikrobiologi menjadi nitrat melalui senyawa tengah nitrit. Dimana proses nitrifikasi terdiri dari dua tahap, yaitu: tahap pertama merubah ammonia NH 3 menjadi nitrit NO 2 dan tahap ke dua merubah nitrit NO 2 menjadi nitrat NO 3 . Nilai kandungan nitrat terendah yang ditemukan di laut Selat Riau disebabkan rendahnya masukan sumber nitrogen dan adanya faktor salinitas yang cukup tinggi di laut mempengaruhi proses pembentukan senyawa nitrat. Sebagaimana dijelaskan Hutagalung dan Rozak 1997 bahwa distribusi nitrat secara horisontal adalah semakin tinggi menuju arah pantai, dan kadar tinggi biasa ditemukan di perairan muara, dimana peningkatan kadar nitrat di laut disebabkan 128 oleh masuknya limbah domestik atau pertanian pemupukan yang umumnya mengandung banyak nitrat. Sementara distribusi nitrat secara vertikal memperlihatkan bahwa kadar nitrat semakin tinggi bila kedalaman laut bertambah Millero dan Sohn 1992. Hubungan antara konsentrasi nitrat di perairan sungai dengan konsentrasi nitrat di pesisir dapat dijelaskan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan hasil persamaan = 0,04646 + 0,0153, dengan koefisien determinasi sebesar = 0,835. Hal ini menunjukkan bahwa 83,5 variasi konsentrasi nitrat di perairan pesisir disebabkan oleh variasi konsentrai nitrat di sungai, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Penjelasan lebih lanjut mengenai hubungan nitrat di sungai dengan di pesisir disajikan pada Gambar 26. Gambar 26. Hubungan konsentrasi nitrat di perairan sungai dan pesisir

5.2.2 Nitrit NO

2 di Perairan Sungai dan Pesisir Nitrit NO 2 di perairan merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi dan merupakan senyawa toksik yang dapat mematikan organisma air. Senyawa nitrit biasanya tidak bertahan lama dalam perairan dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amonia dan nitrat Alaerst dan Santika, 1997 dalam Sedyowati, 2005. Keberadaan nitrit di perairan menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut y = 0.4646x + 0.0153 R 2 = 0.835 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.2 0.4 0.6 0.8 Kons e ntr as i Nitr at di Sungai m glite r K o n s e n tr a s i N it ra t d i P e s is ir m g l it e r