3.2 Pendekatan dan Tahapan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian survey, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada menurut apa adanya pada saat penelitian dilaksanakan Singarimbun, 1995. Pada tahap
pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui studi kasus dengan metode survai yang dirancang untuk mendeskripsikan pola penyebaran senyawa nirogen di
perairan pesisir dengan memformulasikan dinamika oseanografi perairan sehingga dapat digambarkan fluks nitrogen anorganik di perairan pesisir, dan selanjutnya di
sintesis dengan penyerapan senyawa nitrogen oleh ekosistem mangrove sebagai kondisi eksisting lingkungan. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti Nazir, 1999.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi sumber-sumber nitrogen di daratan, pengukuran langsung kandungan nitrogen inorganik terlarut
di perairan sungai dan di perairan pesisir dan laut Tanjungpinang. Disamping itu dilakukan juga observasi lapangan tentang kerapatan dan luasan ekosistem
mangrove yang terdapat di kawasan pesisir Kota Tanjungpinang, selanjutnya wawancara kepada masyarakat yang mermukim di sekitar perairan pesisir dan
sungai dilakukan secara terstruktur dengan berpedoman pada kuesioner. Data sekunder berupa kebijakan publik pengelolaan lingkungan hidup berupa dan
kondisi kependudukan diperoleh dari instansi terkait, studi pustaka, laporan dan data pengukuran lembaga penelitian.
Pelaksanaan penelitian dibagi dalam tiga tahapan Gambar 6. Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap pengumpulan informasi dan studi pustaka desk study dengan
melakukan pengumpulan beberapa informasi mengenai keberadaan senyawa- senyawa nitrogen anorganik terlarut di sistem perairan sungai, estuari dan
pesisir, parameter-perameter dinamika oseanografi yang berpengaruh terhadap pola penyebaran nitrogen di perairan pesisir, dan nilai besaran
magnitude penyerapan senyawa nitrogen anorganik oleh masing-masing spesies mangrove yang dominan di pulau kecil, serta pemodelan sistem
dinamik dalam bidang ekologi perairan; 2.
Tahap identifikasi kondisi eksisting, yang meliputi pengumpulan data mengenai sumber-sumber total nitrogen dari lahan darat yang berpotensi
masuk ke perairan pesisir, analisis kandungan senyawa nitrogen anorganik terlarut di perairan dan penghitungan beban limbah nitrogen anorganik di
perairan sungai dan kapasitas asimilasi perairan pesisir, pengukuran parameter-parameter oseanografi perairan yang terdiri dari pasang surut,
kecepatan arus dan bathimetri perairan, selanjutnya pengukuran kerapatan dan potensi luas kawasan ekosistem mangrove di kawasan pesisir Kota
Tanjungpinang, serta pengamatan terhadap kondisi karakteritik sosial masyarakat yang bermukim di sekitar perairan pesisir;
3. Tahap penyusunan model dan perumusan strategi, dimulai dengan
merumuskan model hidrodinamika untuk mengetahui pola penyebaran senyawa nitrogen anorganik terlarut di perairan pesisir, dan dilanjutkan
dengan perumusan model sistem dinamik yang dimulai dengan identifikasi kebutuhan dari stakeholders dan diformulasikan masalah dari kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Diagram sebab akibat dibuat sebagai dasar pembangunan model. Model dibangun menggunakan program stella ver9. Pada tahap
terakhir dilakukan analisis prospektif untuk perumusan strategi, berdasarkan alternatif perubahan faktor kunci dirumuskan berbagai skenario strategi masa
depan dan ditetapkan strategi pengelolaan fluks nitrogen anorganik terlarut dan kaitannya dengan ekosistem mangrove di perairan pesisir Kota
Tanjungpinang. Tahapan-tahapan tersebut membentuk alur kegiatan penelitian yang akan
dilakukan sebagaimana terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Tahapan penelitian model pengelolaan beban nitrogen anorganik dan ekosistem mangrove di perairan pesisir pulau-pulau kecil.
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3 Kajian Teoritis Ekologi Perairan
1. Faktor Nitrogen anorganik terlarut dan mangrove
2. Dinamika Oseanografi Perairan
3. Pemodelan sistem dinamik
Kajian pustaka
Konsep Pemodelan Hidrodinamik dan Sistem Dinamik Konsep hubungan dinamika fluks nitrogen anorganik terlarut di perairan
pesisir dan ekosistem mangrove, serta dinamika oseanografi
Observasi data Lapang
Strategi pengelolaan fluks nitrogen anorganik terlarut dan kaitannya dengan ekosistem mangrove di perairan pesisir pulau-pulau kecil
Analisis Data
Model pengelolaan beban nitrogen anorganik terlarut dan kaitannya dengan ekosistem mangrove di perairan pesisir
Analisis Pemodelan Sistem Dinamik
Penyerapan DIN oleh
mangrove
Karakteristik sosial
masyarakat
Identifikasi sumber
nitrogen
Identifikasi parameter
oseanografi
Analisis Pemodelan Hidrodinamik
Konsentrasi DIN di
Perairan Fluks
DIN di Perairan
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan metode survei dengan teknik
pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap kondisi lapang observasi melalui pengamatan pada stasiun-stasiun penelitian yang ditentukan dengan
menggunakan alat GPS Geographic Positioning System dengan teknik purposive dan sistematik sampling
untuk mendapatkan gambaran tentang kandungan senyawa-senyawa nitrogen inorganik terlarut di perairan pesisir, dan
pengukuran beberapa parameter dinamika oseanografi perairan pesisir, serta mengetahui luasan dan kerapatan ekosistem mangrove di kawasan pesisir Kota
Tanjungpinang. Data sosial yang terkait dengan kegiatan penelitian ini akan dikumpulkan di lokasi penelitian dari para responden. Responden akan dipilih
secara purposive sampling dan accidental sampling. Pengumpulan data terhadap responden akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan wawancara
terstruktur terhadap responden menggunakan kuesioner. Sedangkan pengumpulan data sekunder berupa jumlah penduduk, jumlah
hotel dan restoran, industri, industri makanan, data iklim, curah hujan, arah dan kecepatan angin, data pasang surut dan bathimetri dikumpulkan dan diperoleh dari
beberapa instansi pemerintah setempat, seperti BPS, BMG, Hidros AL, Dinas Kelautan Perikanan Pertanian Kehutanna dan Energi KP2KE Kota
Tanjungpinang, BAPPEDA,
Badan Lingkungan
Hidup BLH
Kota Tanjungpinang dan instansi pendidikan yang terkait, ataupun hasil penelitian dan
tulisan laporan yang berkaitan dengan penelitian ini, serta sumber data lain yang dipercaya, akurat dan dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah berupa jurnal,
hasil penelitian, hasil survey instansi pemerintah, swasta dan lain-lain.
Tabel 7. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian No.
Jenis data Sumber Data
Data Primer:
1. Potensi total Nitrogen yang bersumber
dari daratan Pengamatan in situ dengan pengukuran
Rapid Assessment 2.
Kandungan DIN di sungai dan pesisir in situ
dan Laboratorium 3.
Parameter oseanografi perairan pesisir in situ
di perairan 4.
Kerapatan dan luas mangrove in situ
dengan metode transek dan GIS 5.
Analisis kebutuhan stakeholder dan karakteristik sosial masyarakat
Responden stakeholder dan masyarakat di sekitar perairan
6. Identifikasi faktor strategis dan
perbandingan antar faktor prospektif Responden expertpakar dan
masyarakat
Data Sekunder
1. Keberadaan ekosistem mangrove
KP2KE Kota Tanjungpinang 2.
Status lingkungan hidup Daerah Badan Lingkungan Hidup BLH
3. Jumlah penduduk
BPS 4.
Kepadatan penduduk BPS
5. Mata pencaharian
BPS 6.
Peraturan perundangan KP2KE dan BLH
7. Jumlah pertanian dan perternakan
KP2KE Kota Tanjungpinang 8.
Jumlah hotel Dinas Pariwisata dan BPS
9. Jumlah restoran
Dinas Pariwisata dan BPS 10.
Jumlah industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan
11. Jumlah dan kapasitas IPAL
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Identifikasi Sumber dan Pendugaan Kuantitatif Nitrogen dari Daratan
Pengumpulan data untuk mengidentifikasi sumber-sumber nitrogen yang berasal dari daratan yang berpotensi masuk ke perairan pesisir di lokasi penelitian
di lakukan melalui wawancara dan data sekunder. Sedangkan untuk mendapatkan data beban limbah nitrogen yang masuk ke perairan pesisir, diperoleh melalui
pengukuran debit sungai serta pengukuran konsentrasi parameter senyawa- senyawa nitrogen anorganik pada setiap stasiun pengamatan perairan sungai dan
pesisir. Selanjutnya data kapasitas asimilasi perairan pesisir diperoleh melalui pengukuran parameter senyawa-senyawa nitrogen anorganik di perairan pesisir
dengan jarak berkisar 500-1000 meter dari muara sungai.