Perubahan Tutupan Lahan Wilayah Tanjungpinang Iklim dan Cuaca

Tanjungpinnag. Aliran sungai dapat mempengaruhi salinitas perairan, sedimentasi, membawa aliran nutrien, bahan pencemar dan proses-proses dinamika pantai. Karakteristik sungai di Tanjungpinang umumnya berbentuk estuary yang alirannya pendek dan ukurannya relatif kecil, dangkal dan masih ditemukan kadar salinitas hingga di daerah hulu sungai, tergolong ke dalam perairan yang memiliki karakteristik payau akibat besarnya pengaruh pasang surut air laut dimana sepanjang kawasan sungai didominasi oleh vegetasi Mangrove disamping itu juga ditemukan komunitas lamun sea gress. Sungai-sungai yang bermuara ke perairan pesisir kota Tanjungpinang pada umumnya merupakan estuari yang alirannya sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, dimana pada daerah hulu sungai atau estuari masih terdapat kadar salinitas dan ditemukan adanya komunitas lamun dan mangrove pada daerah hulu. Sungai atau estuari yang bermuara di Kawasan perairan pesisir Kota Tanjungpinang antara lain; sungai Ular di Kelurahan Kampung Bugis, Sungai Ladi di Desa kampung Ladi, Sungai Carang di kelurahan air Raja, Sungai Jang di Kelurahan Sei.jang dan sungai Dompak di kelurahan Dompak Seberang. Secara rinci sungai-sungai yang bermuara di kawasan Kota Tanjungpinang sebagaimana disajikan pada Tabel 20 dan Gambar 17. Tabel 20. Sungai yang Bermuara di Kawasan perairan Pesisir Kota Tanjungpinang No. Kecamatan Nama Sungai 1. Tanjungpinang Kota Sungai Ular 2. Tanjungpinang Kota Sungai Ladi 3. Tanjungpinang Timur Sungai Carang 4. Tanjungpinang Barat Sungai Tanjung unggat 5. Bukit Bestari Sungai Jang 6. Bukit Bestari Sungai Dompak Sumber: RDTR Tanjungpinang 2012 Gambar 17. Peta Sungai-Sungai Bermuara di Peraiaran Pesisir Kota Tanjungpinang

4.5 Kondisi Oseanografi

4.5.1 Pasang Surut

Pasang surut adalah proses naik turunnya muka air laut yang teratur, disebabkan terutama oleh gaya tarik bulan dan matahari serta benda-benda angkasa lainnya. Pada saat bulan mati dan bulan purnama, ketika matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis, maka gaya-gaya ini mencapai maksimum sehingga di bumi terjadi pasang dan surut maskimum yang dikenal dengan istilah spring tide . Pasang surut pasut merupakan proses naik turunnya muka laut sea level yang teratur, disebabkan terutama oleh gaya tarik bulan dan matahari. Adanya pengaruh posisi bulan dan matahari terhadap bumi selalu berubah secara hampir teratur, maka besarnya kisaran pasut juga berubah mengikuti perubahan tersebut. Tipe pasut suatu perairan ditentukan oleh frekuensi air pasang dan surut per hari. Jika perairan tersebut mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari, maka perairan tersebut dikatakan bertipe pausut tunggal. Selanjutnya jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari, maka pasutnya dikatakan bertipe pasut ganda. Tipe pasut yang ketiga adalah tipe pasut campuran, yaitu tipe peralihan dari tipe tunggal ke ganda atau sebaliknya. Tipe pasut dapat ditentukan secara kuantitatif, yaitu dengan membandingkan amplitudo tinggi gelombang dari komponen-komponen pasut tunggal utama dengan amplitudo komponen pasut ganda utama. Pasut erat hubungannya dengan siklus perjalanan matahari dan bulan dalam keadaan relatifnya terhadap bumi Sugiyono, 1990 dalam Kurniawan, 2000. Keadaan pasut di suatu tempat dilukiskan oleh konstanta harmonik. Sehingga yang dimaksud dengan analisis harmonik pasut adalah cara untuk mengetahui sifat dan karakter pasut di suatu tempat dari hasil pengamatan pasang surut dalam kurun waktu tertentu. Pengamatan pasut idealnya dilakukan selama 18,6 tahun Pariwono, 1985 dalam Dahuri et al., 1996. Pengamatan pasang surut di perairan pesisir Tanjungpinang dilakukan pada tanggal 1-15 Maret 2012. Data yang digunakan berupa data numerik yang disusun dalam tabel kedudukan tinggi air laut dalam satuan sentimeter tiap jam 24 jam untuk 15 hari pengamatan dan sudah terkoreksi. Perhitungan dengan metode Admiralty, yaitu perhitungan untuk mencari harga amplitudo A dan beda fase g dari data pengamatan selama 15 piantan hari pengamatan dan mean sea level S yang sudah terkoreksi. Berdasarkan besaran amplitudo A dan beda fase g konstanta harmonik pasang surut air laut yang diperoleh, dapat dianalisis dan diketahui sifat-sifat perairan Pesisir Tanjungpinang melalui karakter pasang surutnya.

4.5.2 Tipe Pasang Surut

Penentuan tipe pasut di Tanjungpinang dilakukan dengan pendekatan nilai F Form-zahl atau konstanta pasang surut tidal constant. Berdasarkan hasil pengukuran pasang surut, amplitudo komponen pasang surut utama di perairan Pesisir Kota tanjungpinang sebagai berikut : • AM 2 amplitudo dari anak gelombang pasang surut Harian Ganda rata-rata yang dipengaruhi oleh bulan = 31,60 cm • AS 2 amplitudo dari anak gelombang pasang surut Harian Ganda rata-rata yang dipengaruhi matahari = 10,69 cm • AK 1 amplitudo dari anak gelombang pasang surut Harian Tunggal rata-rata yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan dan matahari = 23,29 cm • O 1 amplitudo dari anak gelombang pasang surut Harian Tunggal yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari = 14,08 cm Berdasarkan nilai komponen pasang surut utama tersebut diperoleh nilai F Form-zahl atau konstanta pasang surut tidal constant sebesar 0,88 atau berada dalam kisaran 0,25 F 1,50 yang berarti tipe pasang surut campuran mixed type yang dominan ke Harian Ganda mixed semi-diurnal. Interpretasi dari tipe pasut yaitu dalam sehari semalam terjadi dua kali pasang dan dua surut. Secara detail tipe pasut di perairan pesisir Tanjungpinang berdasarkan hasil pengukuran disajikan pada Gambar 18. Gambar 18. Tipe pasang surut berdasarkan data hasil pengukuran di wilayah perairan Tanjungpinang pada Februari Tahun 2013. Berdasarkan konstanta harmonik pasang surut tersebut diperoleh nilai kedudukan air laut tertinggi dan terendah sebagai berikut : MHWS : Air laut tertinggi saat pasut purnama = 178,0 cm MHWN : Air laut tertinggi saat pasut mati = 156,7 cm MLWS : Air laut terendah saat pasut purnama = 114,9 cm MLWN : Air laut terendah saat pasut mati = 93,9 cm

4.5.3 Gelombang

Gelombang yang terjadi di kawasan perairan Tanjungpinang merupakan gelombang yang dibangkitkan di dalam dasar perairan. dan arah gelombang bervariasi sesuai angin musiman. Menurut Bappeda Kota Tanjungpinang 2007, pada musim barat angin berhembus dari barat laut, sedangkan pada musim timur angin berhembus dari tenggara. Pada umumnya tinggi gelombang di sekitar pantai dan di tengah berbeda besarannya pada kondisi kecepatan angin yang sama karena terdapat perbedaan panjang daerah pembangkitan gelombang. Untuk kecepatan angin yang kecil seperti 1 mdet, tinggi gelombang di perairan dekat pantai sekitar 10 cm, sedang di tengah sekitar 15 cm. Untuk kecepatan angin 7,4 mdetik tinggi gelombang di dekat pantai 54 cm sedang di tengah teluk 76 cm. Pergerakan air dalam bentuk gelombang dan arus, merupakan faktor yang penting sebab gelombang dan arus memegang peranan penting dalam mempengaruhi transport senyawa nitrogen anorganit terlarut, menghindari adanya fluktuasi temperatur, pH, salinitas, oksigen terlarut dan lain-lain.

4.5.4 Kecepatan Arus

Arus yang terjadi di perairan pesisir Tanjungpinang umumnya merupakan arus permukaan yang pergerakan massa air secara horisontal di permukaan akibat tiupan angin dan arus pasang surut yaitu bergeraknya massa air secara horizontal akibat gerak vertikal permukaan air laut karena proses pasang surut sebagai hasil interaksinya dengan batas-batas perairan pantai, tebing dan dasar laut. Arus laut erat kaitannya dengan sirkulasi massa air disuatu kawasan perairan. Pengetahuan tentang sirkulasi massa air di perairan yang diamati sangat berguna dalam perkiraaan arah, lama dan sebaran dari materi yang terbawa oleh massa air tersebut. Arus di suatu perairan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti angin, pasang surut, gradien tekanan. Besarnya kontribusi masing-masing faktor terhadap kekuatan dan arah arus yang ditimbulkannya tergantung pada tipe perairan pantai atau laut lepas dan keadaan geografisnya. Arus pasang surut tide induced current di perairan pesisir Tanjungpinang terjadi sesuai dengan tipe pasang surutnya yaitu arus menuju laut pada saat pasang dan arus menjauhi pantai pada saat air laut surut. Kecepatan arus pasang surut ini akan mencapai maksimum pada saat permukaan laut berada pada posisi duduk tengah mean sea level dan semakin melemah pada waktu mendekati pasang tertinggi maupun surut terendah. Kecepatan arus saat surut menuju pasang umumnya lebih kecil daripada kecepatan arus pasang menuju surut. Kecepatan arus di perairan pesisir Kota Tanjungpinang dapat di lihat pada Gambar 19.