150
Hasil pengukuran TOM pada dua belas stasiun pengamatan yang terdiri dari kawasan perairan sungai dan perairan pesisir. Kandungan nilai TOM pada
wilayah perairan pesisir Tanjungpinang menunjukkan nilai kisaran antara 18,5 – 34,8 mgl, sementara kandungan nilai TOM di beberapa perairan sungai
berkisar antara 23,4 – 53,7 mgl. Diketahui bahwa nilai kandungan TOM tertinggi untuk perairan pesisir Tanjungpinang ditemukan pada kawasan perairan pesisir
laut Tanjung Unggat yaitu sebesar 34,8 mgl, sedangkan terendah ditemukan di kawasan perairan pesisir Sungai Ular 18,5 mgl. Demikian juga dengan nilai
kandungan TOM tertinggi pada perairan sungai juga ditemukan pada perairan Sungai Tanjung Unggat dan terendah ditemukan juga pada stasiun perairan
Sungai Ular. Lebih lanjut sebaran nilai kandungan TOM pada masing-masing perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang dapat di lihat pada Gambar 39.
Gambar 39. Nilai rata-rata konsentrasi bahan organik total atau Total Organic Matter
TOM di perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang
1 = Sungai Ular ; 2 = Sungai Ladi ; 3 = Sungai Carang ; 4 = Sungi Tanjung Unggat ; 5 = Sungai Jang ; 6 = Sungai Dompak.
Bars = Standar deviasi kalkulasi dari 18 data perairan sungai ; 18 data perairan pesisir
10 20
30 40
50 60
70
1 2
3 4
5 6
Stasiun pengamatan T
O M
m g
l
Sungai Pesisir
151
5.4 Beban dan Kapasitas Asimilasi Perairan
5.4.1 Beban Load Nitrogen di Perairan Sungai
Kegiatan pembangunan kota Tanjungpinnag dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang tentunya akan memberikan dampak baik langsung
maupun tidak langsung terhadap perairan pesisir. Pendugaan sumber-sumber total nitrogen yang masuk ke lingkungan perairan pesisir Tanjungpinang berasal dari
kegiatan hotel dan restoran, pemukiman penduduk, industri pangan, peternakan dan pertanian. Guna melihat seberapa besar pengaruh potensi kegiatan-kegiatan
tersebut memberikan kontribusi terhadap beban total nitrogen dari lahan darat yang berpotensi masuk ke perairan sungai yang terdapat di Tanjungpinang,
didekati berdasarkan nilai konsentrasi parameter masing-masing senyawa nitrogen anorganik terlarut yang ditemukan di perairan C
i
dan fungsi dari debit air sungai Q. Lebih lanjut hasil pengamatan beban limbah nitrogen anorganik
dari setiap sungai yang bermuara ke perairan pesisir Tanjungpinang di tampilkan pada Gambar 40 dan Tabel 26.
Gambar 40. Beban Load rata-rata nitrogen anorganik di perairan Sungai Tanjungpinang
Gambar 40 menunjukkan total beban nitrogen anorganik terlarut Dissolved Anorganic NitrogenDIN di perairan pesisir Tanjungpinang yang
500 1000
1500 2000
2500
Lo a
d N
it ro
g e
n I
n o
rg a
n ik
t o
n t
a h
u n
Sungai Ular Sungai Ladi Sungai
Carang Sungai Tg.
Unggat Sungai Jang
Sungai Dompak
Lokasi pengamatan pada Perairan Sungai
Nitrat Nitrit
Amonium DIN
152
berasal dari masukan beberapa aliran sungai ditemukan bahwa beban amonium merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang paling besar
terhadap nilai total beban DIN yaitu sebesar 2.669 tontahun. Sementara senyawa Nitrat memberikan kontribusi beban sebesar 1.787 tontahun, dan kontribusi
terkecil disumbangkan oleh beban nitrit yaitu hanya sebesar 837 tontahun. Sehingga total beban DIN yang terakumulasi pada perairan pesisir Tanjungpinang
adalah sebesar 5.293 tontahun. Perbandingan nilai akumulasi beban load DIN yang terdapat pada enam
perairan estuari di wilayah Tanjungpinang 5.293 tontahun relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan beban yang terdapat di estuari wilayah Inggris bagian
selatan yaitu hanya sebesar 3.700 tontahun Latimer and Charpentier, 2010. Namun jika dibandingkan dengan nilai beban DIN yang berasal dari sungai yang
bermuara ke peraiaran pesisir Teluk Bengal di India adalah sebesar 380.000 tontahun Singh and Ramesh, 2011 dan beban DIN pada perairan pesisir
Pantelagoscuro di Italy yang berasal dari sungai Po yaitu sebesar 123.482 tontahun Palmeri et al., 2005, maka beban DIN di perairan Tanjungpinang
relatif lebih rendah. Tabel 26. Beban nitrogen anorganik terlarut di perairan Sungai Tanjungpinang
Lokasi pengamatan Beban nitrogen anorganik terlarut tontahun
Nitrat Nitrit
Amonium DIN
Sungai Ular 49
63 19
130 Sungai Ladi
453 351
98 903
Sungai Carang 259
97 1.083
1.439 Sungai Tg. Unggat
643 293
1.150 2.086
Sungai Jang 311
29 234
574 Sungai Dompak
72 4
85 161
Beban rata-rata 298
140 445
882 Total Beban masuk
1.787 837
2.669 5.293
Tingginya beban amonium di perairan Tanjung Unggat dan Sungai Carang diduga akibat tingginya proses dekomposisi bahan organik oleh mikro organisme
yang terjadi di kolom perairan. Hal ini dibuktikan dengan tingginya nilai kandungan bahan organik total TOM di perairan sungai Tanjung Unggat
153
53,7 mgl. Disamping itu juga didukung oleh kondisi perairan yang relatif dangkal, sebagaimana dikemukakan oleh Paasche 1988, pada perairan dangkal
terjadi penguraian nitrogen-organik yang cukup tinggi menghasilkan senyawa ammonium oleh mikrobial benthik dan komunitas hewan yang dapat
menyediakan lebih besar atau semua N yang dikonsumsi di kolom air. Selanjutnya dijelaskan oleh Sorensen 1988 bahwa konsentrasi amonium jarang dijumpai
mencapai 1 mgl pada lapisan tercampur bagian atas perairan terbuka atau laut dalam, namun sebaliknya ditemukan nilai yang lebih besar dari level tersebut pada
perairan estuari dan teluk yang tercemar bahan organik. Beban Nitrat NO
3
-N tertinggi terdapat pada perairan Sungai Tanjung Unggat yaitu sebesar 643 tontahun, dan tertinggi berikutnya ditemukan di
perairan Sungai Ladi sebesar 453 tontahun. Sementara perairan Sungai Jang dan Sungai Carang memiliki beban nitrat masing-masing sebesar 311 tontahun dan
259 tontahun. Sungai Dompak mempunyai beban nitrat sebesar 72 tontahun, sedangkan beban nitrat terendah ditemukan di perairan Sungai Ular yaitu hanya
sebesar 49 tontahun. Tingginya beban nitrat di perairan Sungai Tanjung Unggat disebabkan
tingginya masukan limbah domestik yang berasal dari aktivitas masyarakat perkotaan dari lahan darat, sebagaimana dijelaskan bahwa kandungan limbah
domestik pada umumnya terdiri atas karbohidrat, lemak dan protein. Penguraian zat nutrisi lemak dan protein akan menghasilkan nitrat dan amoniak, selanjutnya
amoniak di perairan akan bereaksi membentuk amonium. Beban nitrit NO
2
-N tertinggi ditemukan diperairan Sungai Ladi yaitu sebesar 351 tontahun, dan berikutnya diikiuti oleh perairan Sungai Tanjung
Unggat sebesar 293 tontahun. Sementara perairan Sungai Carang, Sungai Ular dan Sungai Jang mempunyai beban Nitrit masing-masing sebesar 97 tontahun, 63
tontahun dan 29 tontahun. Beban nitrit terendah ditemukan di perairan Sungai Dompak yaitu hanya 4 tontahun.
Beban Amonium NH
4 +
-N tertinggi ditemukan di perairan Sungai Tanjung Unggat yaitu sebesar 1.150 tontahun, dan beban amonium tertinggi ke
dua ditemukan di perairan Sungai Carang yaitu sebesar 1.083 tontahun. Sementara perairan Sungai Jang, Sungai Ladi dan Sungai Dompak memiliki