Nitrogen Anorganik Terlarut Dissolved Inorganik Nitrogen DIN

2.3.2.2 Derajat Keasaman pH

Nilai pH merupakan hasil pengukuran aktivitas ion hidrogen dalam perairan dan menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air. Adanya karbonat, hidroksida dan bikarbonat akan meningkatkan kebasaan air, namun adanya asam-asam mineral dan asam bikarbonat meningkatkan keasaman di lingkungan perairan Saeni 1989. Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aktivitas biologis misalnya fotosintesis dan respirasi organisme, suhu dan keberadaan ion-ion dalam perairan tersebut. Keberadaan unsur hara di laut dapat dipengaruhi oleh perubahan nilai pH. Apabila suatu perairan mengalami proses blooming plankton, maka nilai pH perairan tersebut bersifat asam yang berarti bahwa kandungan oksigen terlarut di laut rendah. Hal ini akan mempengaruhi kegiatan mikroorganisme dalam proses dekomposisi bahan organik. Salah satunya terjadi proses denitrifikasi yaitu proses mikrobiologi, ion nitrat dan nitrit diubah menjadi molekul nitrogen N 2 . Produksi akhir dari proses tersebut akan menghasilkan gas inert yang tidak dapat dipakai secara langsung. Akibatnya kandungan unsur hara yang dimanfaatkan akan menurun Saeni, 1989. Mukhtasor 2007 menyebutkan bahwa perairan yang produktif ideal bagi kehidupan biota akuatik adalah perairan yang pH airnya bersifat antara 6,5 – 8,5. Keasaman suatu perairan umumnya dapat disebabkan oleh tingginya kandungan bahan organik di perairan danatau oleh adanya senyawa-senyawa asam anorganik misal H 2 SO 4 yang berasal dari oksidasi pirit yang masuk kedalamnya. Menurut Hutagalung dan Rozak 1997 dalam air laut ammonium NH 4 + dan ammonia NH 3 berada dalam keadaan keseimbangan. Senyawa ammonium tidak beracun, sedangkan ammonia bersifat racun bagi organisme peerairan. Keseimbangan asam-basa ini sangat dipengaruhi oleh pH, dalam air yang bersifat sedikit basa pH 7, NH 3 lebih banyak dari NH 4 + . Hal ini yang menyebabkan ammonia lebih beracun dalam air laut daripada dalam air tawar.