Derajat Keasaman pH Faktor-faktor Kimia

tanah yang mengandung oksigen, mangrove tumbuh di tanah yang tidak mengandung oksigen dan harus memperoleh hampir seluruh oksigen untuk akar- akarnya dari atmosfer Yong 2011. Species Rhizopora memenuhi kebutuhan oksigen dengan akar tunjang yang mencuat sampai satu meter atau lebih diatas permukaan tanah. Akar-akar tersebut mempunyai banyak pori-pori, yang disebut lenticels. Pada waktu air surut oksigen terserab ke dalam tanaman melalui lenticels dan turun ke akar-akar. Namun menurut Gill and Tomlinson 1977 lentcels ini hanya berkembang apabila ada udara. Berbeda dengan Rhizophora, species dari genera Sonneratia, Avicennia , Lumnitzera dan Xylocarpus tidak memiliki akar-akar tunjang, akan tetapi mereka mempunyai pneumatophores, yaitu akar-akar yang mencuat secara vertikal ke luar dari bawah tanah sampai pada ketinggian sekitar 20-30 cm dari atas tanah. Pada saat air surut udara masuk melalui pneumatophore dan menyebarkan ke bawah selanjutnya ke seluruh jaringan hidup di akar. Peranan penting ekosistem mangrove bagi kehidupan dapat diketahui dari banyaknya makhluk hidup, baik yang hidup diperairan, di atas lahan maupun tajuk-tajuk pohon mangrove serta ketergantungan manusia terhadap ekosistem tersebut. Nilai keuntungan manfaat tidak langsung dari ekosistem mangrove dirasakan lebih tinggi jika dibandingkan manfaat langsungnya Kustanti 2011. Menurut Ongkosongo 2010 mangrove memegang peranan penting dalam daur hidup sebagai biota perairan pantai. Nilai penting ekosistem mangrove antara lain menurunkan tingkat erosi di pantai dan sungai, mencegah banjir, mencegah intrusi air laut, menurunkan tingkat polusi pencemaran, produksi bahan organik sebagai sumber makanan, sebagai wilayahdaerah asuhan, pemijahan, dan mencari makan untuk berbagai jenis biota laut. menurut penelitian Hincapie 2002 Pengkayaan nitrat di lingkungan mangrove dapat menyebabkan pertumbuhan eksponensial, dengan fluks maksimum rata-rata 36,7 µmolm 2 hari tidak mencapai tingkat kejenuhan. Respon yang berbeda untuk ammonium dan nitrat pada saat pasang, menunjukkan bahwa nitrifikasi mikrobial bertanggungjawab untuk sebagian besar pengamatan fluks gas N 2 O. Sedimen mangrove merupakan sumber penting dan meningkatkan N 2 O atmosfer global dalam load nitrogen sehingga menyebabkan peningkatan fluks gas aktif di atmosfer. Menurut Wibisono 2010 Pada kenyataannya ekosistem mangrove menjaga kestabilan garis pantai, menyediakan penghalang alami dari badai, taufan, pasang surut yang tidak menentu dan bencana alam lainnya. Selanjutnya Fredinan et al. 2010 menjelaskan beberapa fungsi ekologi ekosistem mangrove, yaitu terdiri dari: 1 Mangrove menyediakan daerah asuhan nursery ground, daerah mencari makan feeding ground dan daerah pemijahan Spawning ground berbagai jenis ikan, udang dan kepiting, dan biota laut lainnya. Serta tempat berlindung dan berkembangbiaknya berbagai jenis burung dan binatang mamalia lainnya; 2 Mangrove menghasilkan serasah daun dan bahan-bahan pengurai, yang berguna sebagai bahan makanan hewan-hewan estuari dan perairan pesisir; 3 Mangrove melindungi lingkungan sekitar dengan melindungi daerah pesisir dan masyarakat di dalamnya dari badai, ombak, pasang surut dan topan; 4 Melindungi daerah di belakang mangrove dari gelombang dan angin laut yang kencang; 5 Mangrove menghasilkan bahan organik organic biomass berupa unsur hara yang menjadi sumber nutrien bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut; 6 Mangrove berperan sebagai penyerap CO 2 dan penghasil O 2 yang sangat dibutuhkan oleh manusia; 7 Dari segi estetika, mangrove menyediakan daerah wisata untuk pengamatan burung, dan pengamatan jenis-jenis satwa lainnya. Secara ekologi komunitas mangrove memiliki peranan penting terhadap lingkungan sekitarnya. Peranan hutan mangrove yang paling menonjol dan tidak tergantikan oleh ekosistem lain adalah kedudukannya sebagai mata rantai yang menghubungkan kehidupan ekosistem laut dan daratan, serta kemampuannya untuk menstimulir dan meminimasi terjadinya pencemaran logam berat dengan menangkap dan menyerap logam berat tersebut. Kontribusi yang paling penting dari hutan mangrove dalam kaitannya dengan ekosistem pantai adalah serasah daunnya. Diperkirakan hutan mangrove mampu menghasilkan bahan organik dari serasah daun sebanyak 7-8 tonhatahun. Tingginya produktivitas ini disebabkan karena hanya 7 dari dedaunan yang dihasilkan dikonsumsi langsung oleh hewan di dalamnya, sedangkan sisanya oleh makroorganisme terutama kepiting dan organisme pengurai diubah sebagai detritus atau bahan organik mati dan memasuki sistem energi.

2.5 Beban Pencemar dan Kapasitas Asimilasi Perairan

Kapasitas asimilasi adalah kemampuan air atau sumber air dalam menerima pencemaran limbah tanpa menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai peruntukannya. Sementara itu konsentrasi dari partikel polutan yang masuk ke perairan akan melalui tiga macam fenomena, yaitu pengenceran dilution, penyebaran dispersi dan reaksi penguraian decay of reaction Quano 1993. Pengenceran terjadi pada arah vertikal ketika air limbah sampai di permukaan air. Peristiwa penguraian merupakan pengenceran pada air ketika limbah tercampur karena gelombang. Kapasitas asimilasi perairan adalah kemampuan perairan dalam memulihkan diri akibat masuknya limbah tanpa menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yang ditetapkan sesuai dengan peruntukkannya Quano 1993. Kemampuan asimilasi sangat dipengaruhi oleh adanya proses pengenceran maupun perombakan bahan pencemar yang masuk ke perairan. Metode untuk melihat kapasitas asimilasi dapat dilakukan dengan ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menentukan nilai kapasitas asimilasi di antaranya adalah sebagai berikut: a. Metode Pendekatan Hubungan Antara Kualitas Air dan Beban Limbahnya Dengan metode ini, nilai kapasitas asimilasi ditentukan dengan cara memplotkan nilai-nilai kualitas air suatu perairan pada kurun waktu tertentu