130
Kandungan nitrit tertinggi untuk perairan pesisir di temukan pada kawasan perairan pesisir Tanjung unggat dengan nilai rata-rata sebesar 0,220 mgl. Nilai
kandungan nitrit tertinggi ke dua ditemukan di perairan pesisir laut Sungai Carang yaitu sebesar 0,100 mgl, selanjutnya pesisir laut kawasan Sungai Ladi dan pesisir
Sungai Ular adalah sebesar 0,054 mgl dan 0,021 mgl. Pada perairan kawasan pesisir Sungai Jang dan laut sekitar pelabuhan memiliki nilai kandungan nitrit
rata-rata adalah sebesar 0,019 mgl dan 0,012 mgl. Sedangkan nilai kandungan nitrit terendah ditemukan pada perairan laut Selat Dompak dan laut sekitar Selat
Riau yaitu hanya 0,004 mgl. Sebagaimana diketahui nitrit biasa ditemukan dalam jumlah yang sangat
sedikit di perairan alami, kadarnya lebih kecil dari pada nitrat, karena nitrit bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan
intermediate dari amonia menjadi nitrat melalui proses nitrifikasi, dan antara nitrat menjadi gas nitrogen melalui proses denitrifikasi yang berlangsung pada
kondisi anaerob. Selain itu, adanya perbedaan kandungan nitrit di perairan disebabkan oleh pergantian musim yang mengakibatkan perubahan suhu dan
keberadaan oksigen terlarut di perairan Nybakken, 1992. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mgl dan sebaliknya tidak
melebihi 0,06 mgl Effendi, 2003. Kadar nitrit yang melebihi dari 0,05 mgl dapat bersifat toksik bagi organisme perairan yang sensitif. Nilai kandungan nitrit
yang cukup tinggi di perairan pesisir sungai Tanjung Unggat 0,220 mgl dan perairan pesisir kawasan Sungai Carang 0,100 mgl, dapat diartikan bahwa nilai
nitrit pada perairan tersebut sudah melebihi batas yang tidak aman bagi biota laut. Hubungan antara konsentrasi nitrit di perairan sungai dengan konsentrasi
nitrit di perairan pesisir dijelaskan dengan persamaan regresi yang dihasilkan yaitu = 0,2083 + 0,033, dengan koefisien determinasi sebesar
= 0,1696. Hal ini menunjukkan bahwa variasi konsentrasi nitrit di perairan pesisir hanya
bisa dijelaskan oleh variasi konsentrai nitrit di sungai sebanyak 16,96, sedangkan jumlah persentase yang lebih besar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
lain di perairan. Rendahnya nilai persentase hubungan konsentrasi nitrit di pesisir oleh nitrit di perairan sungai disebabkan karena senyawa nitrit bersifat tidak stabil.
131
5.2.3 Amonium NH
4 +
di Perairan Sungai dan Pesisir
Amonium di perairan berasal dari dekomposisi bahan organik dan ekskresi organisme
Goldman dan Horne, 1983. Dalam keadaan anaerobik, nitrat diubah oleh bakteri menjadi nitrit dan kemudian menjadi amonia yang dapat
bersenyawa dengan air membentuk amonium. Adapun nilai rata-rata kandungan amonium di perairan sungai adalah sebesar 0,424 mgl menunjukkan nilai yang
jauh lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kandungan amonium di perairan pesisir laut Tanjungpinang 0,201 mgl. Lebih lanjut kandungan amonium pada
masing-masing perairan sungai dan pesisir wilayah Kota Tanjungpinang dapat di lihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Sebaran konsentrasi ammonium pada perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang
Gambar 28 menunjukkan kandungan amonium di perairan sungai dengan nilai rata-rata tertinggi ditemukan di perairan Sungai Tanjung Unggat yaitu
sebesar 1,182 mgl. Nilai kandungan amonium tertinggi ke dua ditemukan di perairan Sungai Carang sebesar 0,817 mgl, selanjutnya terdapat pada perairan
Sungai Jang sebesar 0,239 mgl. Pada perairan Sungai Dompak dan Sungai Ladi ditemukan nilai rata-rata kandungan amonium sebesar 0,119 mgl dan 0,103 mgl.
Sedangkan nilai kandungan amonium terendah ditemukan di perairan Sungai Ular yaitu hanya sebesar 0,084 mgl.
0,000 0,200
0,400 0,600
0,800 1,000
1,200 1,400
Sei Ular Sei Ladi
Sei Carang Tg.Unggat
Sei Jang Dompak
Am o
n iu
m m
g l
Sungai Pesisir
132
Tingginya nilai kandungan amonium di perairan Sungai Tanjung Unggat disebabkan tingginya aktivitas proses penguraian bahan organik oleh bakteri dan
mikro organisme lain, sehingga membentuk senyawa amonia beraksi dengan air H
2
O membentuk senyawa amonium. Keberadaan ion ammonium di perairan
sering berfluktuasi tergantung kadar oksigen terlarut, selain itu pH dan suhu perairan juga sangat mempengaruhi.
Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata nilai kandungan amonium tertinggi terdapat di perairan pesisir laut Tanjung Unggat yaitu sebesar 0,618 mgl.
Nilai rata-rata kandungan amonium tertinggi ke dua dan ke tiga ditemukan pada perairan pesisir laut Sungai Carang dan pesisir Sungai Jang masing-masing
sebesar 0,299 mgl dan 0,222 mgl, serta perairan pesisir Sungai Ladi sebesar 0,131 mgl. Pada perairan pesiisr laut Selat Dompak dan pesiisr laut sekitar
pelabuhan menunjukkan nilai rata-rata kandungan amonium yang hampir sama yaitu masing-masing sebesar 0,104 mgl dan 0,103 mgl. Sedangkan nilai rata-rata
kandungan amonium terendah ditemukan di perairan Laut Selat Riau yaitu hanya sebesar 0,063 mgl.
Tingginya nilai kandungan amonium di kawasan perairan pesisir Tanjung Unggat disebabkan tingginya masukan bahan organik dari aliran sungai yang
mudah terurai baik mengandung unsur nitrogen maupun tidak. Namun demikian, kadar amonium dalam air laut sangat bervariasi dan dapat berubah
dengan cepat. Menurut Hela dan Laevastu 1970, semakin tinggi pH dan suhu, semakin tinggi persentase pembentukan amonium di dalam perairan. Sedangkan
salinitas bersifat sebaliknya, semakin tinggi salinitas, kandungan amonium bebas cenderung makin rendah. Distribusi vertikal kadar amonium semakin tinggi
dengan pertambahan kedalaman laut dan sejalan dengan semakin rendahnya oksigen, sedangkan distribusi kadar ammonium semakin tinggi menuju ke arah
pantai dan muara sungai. Hubungan antara konsentrasi ammoniun di perairan sungai dengan
konsentrasi amonium di perairan pesisir dapat dijelaskan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan hasil persamaan
= 0,04257 + 0,0548, dengan koefisien determinasi sebesar
= 0,9005. Hal ini menunjukkan bahwa 90,05 variasi konsentrasi amonium di perairan pesisir dapat dijelaskan oleh
133
variasi konsentrai amonium di perairan sungai, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain pada perairan. Penjelasan lebih lanjut mengenai
hubungan nitrat di perairan sungai dengan di pesisir disajikan pada Gambar 29.
Gambar 29. Hubungan konsentrasi amonium di perairan sungai dan pesisir Kota Tanjungpinang
5.2.4 Nitrogen Anorganik Terlarut DIN di Perairan Sungai dan Pesisir
Nilai kandungan nitrogen anorganik terlarut atau Dissolved Inorganik Nitrogen
DIN di perairan merupakan penjumlahan nilai kandungan nitrat NO
3
-N, nitrit NO
2
-N dan amonium NH
4 +
dapat dipergunakan sebagai indikator pencemaran antropogenik pada perairan, dijelaskan bahwa ke tiga
senyawa tersebut adalah senyawa yang dapat mengakibatkan terjadinya pengayaan eutrofikasi sistem perairan Damar 2003, dan juga diperkuat oleh
Humborg et al., 2003 Dissolved inorganic nitrogen DIN = nitrat + nitrit + amonium yang di ukur di perairan sungai dan perairan pesisir.
Hasil pengamatan ditemukan nilai rata-rata kandungan senyawa DIN yang diperoleh selama pengamatan antar masing-masing lokasi menunjukkan variasi
nilai yang relatif besar. Diketahui nilai rata-rata total DIN di perairan sungai adalah sebesar 0,926 mgl, nilai tersebut jauh lebih besar dibandingkan nilai
rata-rata kandungan DIN di perairan pesisir laut yaitu sebesar 0,385 mgl.
y = 0.4257x + 0.0548 R
2
= 0.9005
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
Kons e ntr as i Am onium di Sungai m glite r K
o n
s e
n tr
a s
i A
m o
n iu
m d
i P
e s
is ir
m g
l it
e r
134
Nilai rata-rata kandungan DIN di perairan pesisir laut Tanjungpinang 0,385 mgl, memiliki nilai dengan kisaran sedang apabila dibandingkan dengan
nilai kandungan DIN di perairan pesisir Pulau Sagar dan Pulau Lothian dengan nilai DIN sebesar 0,750 mgl dan 0,238 mgl Mandal et al., 2012. Namun
apabila dibandingkan dengan nilai konsentrasi DIN di perairan Teluk Yeoga di Korea yaitu sebesar 1,53 mgl Lee et al., 2008, maka konsentrasi DIN di
Perairan pesisir laut Tanjungpinang masih tergolong relatif rendah. Lebih lanjut tentang kisaran nilai konsentrasi DIN pada masing-masing perairan sungai dan
pesisir Tanjungpinang dapat di lihat pada Gambar 30.
Gambar 30. Sebaran konsentrasi DIN pada perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang
Gambar 30 memperlihatkan kondisi DIN pada masing-masing perairan sungai terdapat nilai rata-rata kandungan DIN tertinggi yang ditemukan di
perairan Sungai Tanjung unggat yaitu sebesar 2,142 mgl. Nilai kandungan DIN tertinggi ke dua dan ke tiga ditemukan di perairan Sungai Carang dan Sungai Ladi
yaitu sebesar 1,085 mgl dan 0,941 mgl. Pada perairan Sungai Jang dan Sungai Ular ditemukan nilai rata-rata kandungan DIN yang hampir sama yaitu sebesar
0,586 mgl dan 0,576 mgl. Nilai rata-rata kandungan DIN terendah ditemukan di perairan Sungai Dompak hanya sebesar 0,225 mgl.
0,000 0,500
1,000 1,500
2,000 2,500
Sei Ular Sei Ladi
Sei Carang Tg.Unggat
Sei Jang Dompak
D IN
m g
l
Sungai Pesisir