155
5.4.2 Kapasitas Asimilasi Perairan Pesisir Tanjungpinang
Kapasitas asimilasi suatu perairan ditentukan oleh morfologi dan dinamika perairan tersebut serta jenis dan jumlah limbah total pollutant load yang masuk
ke dalam lingkuungan perairan tersebut. Kapasitas asimilasi perairan pesisir Tanjungpinang diperoleh melalui penentuan beban limbah nitrogen anorganik di
perairan muara sungai dan pengukuran nilai konsentrasi parameter senyawa- senyawa nitrogen anorganik di perairan pantai dengan jarak berkisar 500 - 1000
meter dari muara sungai. Adanya masukan bahan organik dari aktivitas masyarakat disekitarnya,
maka dapat diasumsikan perairan pesisir Tanjungpinang akan mengalami penumpukan bahkan peningkatan jumlah kandungan nitrogen anorganik dari
waktu ke waktu. Pada akhirnya, apabila terdapat dalam jumlah yang melebihi nilai ambang batas maka akan menyebabkan terjadinya pencemaran bagi perairan
pesisir. Analisis beban pencemaran dan analisis kapasitas asimilasi merupakan salah satu cara yang dipakai untuk menjawab seberapa besar penurunan kualitas
lingkungan di perairan tersebut. Nemerow 1991 mendefinisikan kapasitas asimilai sebagai kemampuan badan air dalam menerima bahan pencemar tanpa
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukannya.
Dalam penelitian ini, kapasitas asimilasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar perairan pesisir Tanjungpinang mampu menerima beban masukan
limbah nitrogen anorganik terlarut berupa senyawa nitrat, nitrit, dan amonium, sehingga tidak menurunkan fungsi ekologi perairan pesisir. Analisis kapasitas
asimilasi perairan pesisir Tanjungpinang didasarkan pada analisis hubungan antara konsentrasi nitrogen anorganik di perairan pesisir dan beban limbah
nitrogen anorganik terlarut di perairan estuari. Kemudian nilai hasil perhitungan dari beban limbah dan konsentrasi masing-masing parameter dibandingkan
dengan nilai baku mutu air laut yang diperuntukkan untuk biota laut berdasarkan KepMenLH No.51MENLH2004. Kegiatan ini untuk mengetahui karakteristik
lingkungan perairan pada saat sekarang, terkait dengan peningkatan jumlah
156
masukan limbah nitrogen anorganik ke lingkungan perairan yang ditimbulkan oleh buangan bahan pencemar organik.
Nilai kapasitas asimilasi dan fungsi hubungan antara konsentrasi nitrogen anorganik di perairan pesisir Kota Tajungpinang dengan beban nitrogen anorganik
yang berasal dari estuari yang terdapat di wilayah Kota Tajungpinang dapat di lihat pada Tabel 27. Selanjutnya kapasitas asimilasi yang terbentuk dari analisis
regresi antara konsentrasi nitrogen anorganik di perairan pesisir Kota Tanjungpinang dengan beban nitrogenanorganik di estuari diperlihatkan pada
Gambar 41 sd Gambar 43. Tabel 27. Kapasitas asimilasi nitrogen anorganik terlarut di perairan pesisir
Tanjungpinang Parameter
Fungsi Y R
2
Beban nitrogen
tontahun Kapasitas
Asimilasi tontahun
Nitrat = 0,0004 + 0,0384
0,842 298
-76 Nitrit
= 0,0003 + 0,0208 0,390
140 131
Amonium = 0,0003 + 0,0828
0,766 445
724 DIN
= 0,0004 + 0,0847 0,906
882 538
5.4.2.1 Kapasitas Asimilasi Nitrat NO
3
Kapasitas asimilasi untuk nitrat NO
3
ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi
= 0,0004 + 0,0384, dengan koefisien determinasi = 0,842 artinya 84,20 variasi konsentrasi nitrat di perairan pesisir
dijelaskan oleh beban nitrat di estuari. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar -76 tontahun,
sementara beban nitrat yang masuk ke perairan rata-rata sebesar 298 tontahun. Beban nitrat terbesar berasal dari perairan Sungai Tanjung Unggat sebesar
643 tontahun, sedangkan terkecil berasal dari Sungai Ular 49 tontahun. Nilai negatif kapasitas asimilasi untuk senyawa nitrat bermakna bahwa
perlu adanya pengurangan beban nitrat sebesar 76 tontahun pada saat pengamatan, dengan asumsi pada saat yang sama beban pencemaran nitrat harus
157
sama dengan nol, dengan demikian kualitas perairan akan sesuai dengan baku mutu yang berlaku. Gambar 41 memperlihatkan bahwa perairan pesisir
Tanjungpinang tidak lagi dapat mengasimilasi beban nitrat yang masuk dari perairan sungai sehingga bahan pencemar yang masuk semakin lama akan
semakin tinggi. Hal ini diduga karena besarnya bahan pencemar nitrat yang masuk ke perairan berasal dari limbah antropogenik yang tidak dapat lagi dinetralisir
oleh aktivitas hidrodinamika perairan tersebut.
Gambar 41. Hubungan Konsentrasi Nitrat di Perairan Pesisir dengan Load Nitrat di Estuari
5.4.2.2 Kapasitas Asimilasi Nitrit NO
2 -
Hasil analisis perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu maka diketahui nilai kapasitas asimilasi untuk senyawa nitrit sebesar 131 tontahun,
sedangkan rata-rata beban limbah nitrit yang masuk ke dalam perairan adalah sebesar 140 tontahun. Keadaan beban nitrit yang berada di perairan pesisir Kota
Tanjungpinang sama halnya dengan beban nitrat dimana pada umumnya kapasitas asimilasi sudah terlampaui. Sumbangan beban nitrit terbesar terhadap konsentrasi
nitrit di perairan pesisir adalah berasal dari sungai Ladi yaitu sebesar 351 tontahun, sedangkan sumbangan yang terkecil berasal dari Sungai Dompak
yaitu sekitar 4 tontahun.
baku mutu = 0.008
y = 0.0004x + 0.0384 R
2
= 0.8418
-0.15 -0.1
-0.05 0.05
0.1 0.15
0.2 0.25
0.3 0.35
-250 -50
150 350
550 750
Loa d Nitra t di Estuari tonta hun K
o n
s e
n tr
a s
i N
it ra
t d
i P
e s
is ir
m g
l