Amonium NH Kondisi Nitrogen Anorganik di Perairan Tanjungpinang

137 Gambar 32. Proporsi kontribusi senyawa nitrat, nitrit dan amonium terhadap nilai konsentrasi total DIN pada perairan Pesisir dan laut. Hubungan antara konsentrasi nitrogen anorganik terlarut DIN di perairan sungai dengan konsentrasi DIN di perairan pesisir laut dapat dijelaskan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan hasil persamaan = 0,04257 + 0,0548, dengan koefisien determinasi sebesar = 0,9005. Hal ini menunjukkan bahwa 90,05 variasi konsentrasi DIN di perairan pesisir dapat dijelaskan oleh variasi nilai konsentrai DIN di perairan sungai, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain pada perairan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Lee et al. 2008 bahwa konsentrasi nitrogen anorganik dan materi organik di perairan laut akan meningkat apabila terjadi peningkatan masukan load atau beban nitrogen anorganik dari perairan sungai yang bermuara ke perairan laut. Penjelasan lebih lanjut mengenai hubungan konsentrasi DIN di perairan sungai dengan di pesisir disajikan pada Gambar 33. 33,77 14,03 52,21 Nitrat mgl Nitrit mgl Amonium mgl 138 Gambar 33. Hubungan konsentrasi DIN di perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang

5.3 Karakteristik Lingkungan Fisika-kimia Perairan

5.3.1 Suhu Perairan

Suhu merupakan parameter yang penting dan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan biota perairan. Suhu dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biologi perairan Efendi 2003. Kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan terjadinya penurunan oksigen terlarut, sehingga proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme akan menurun. Peningkatan suhu dapat mengurangi kelarutan oksigen dalam perairan Nontji 1993. Suhu yang relatif tinggi dapat merubah sifat fisika dan kimia perairan yang mengakibatkan kehidupan organisme terganggu Nybakken 1992; 1998. Menurut Boyd 1998, suhu optimal yang diperlukan oleh biota atau organisme yang hidup didaerah tropis berkisar antara 25 – 35 o C. Suhu perairan dipengaruhi oleh musim, komposisi sedimen, sirkulasi udara, kekeruhan, penutupan awan, air hujan, luas permukaan perairan yang langsung mendapat sinar matahari, aliran dan kedalaman perairan. Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan perairan yang berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan dan dapat mempengaruhi sifat fisik-kimia perairan dan y = 0.5225x - 0.013 R 2 = 0.9556 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 0.5 1 1.5 2 2.5 Kons e ntr as i DIN di Sungai m glite r K o n s e n tr a s i D IN d i P e s is ir m g l it e r 139 fisiologi organisme. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air dan menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Selain itu, peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme perairan, dan akhirnya mengakibatkan penurunan kandungan oksigen terlarut Kennish 1990. Kondisi suhu di perairan sungai dan pesisir yang terdapat di Tanjungpinang di sajikan pada Gambar 34. Gambar 34. Nilai rata-rata suhu di perairan sungai dan pesisir Tanjungpinang 1 = Sungai Ular ; 2 = Sungai Ladi ; 3 = Sungai Carang ; 4 = Sungi Tanjung Unggat ; 5 = Sungai Jang ; 6 = Sungai Dompak. Bars = Standar deviasi kalkulasi dari 18 data perairan sungai ; 18 data perairan pesisir Gambar 34 memperlihatkan hasil pengukuran suhu di perairan pesisir dan sungai di wilayah Tanjungpinang memiliki nilai kisaran suhu yang tidak terlalu signifikan. Kisaran suhu di perairan pesisir yaitu antara 29,0 - 31,0 o C, demikian pula di perairan sungai yang terdapat di Tanjungpinang berada pada kisaran suhu yang tidak jauh berbeda 29,8 – 31,4 o C. Suhu air dipengaruhi oleh musim, letak lintang latitude, ketinggian tempat dari permukaan laut altitude, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman air. Perubahan suhu berpengaruh pada proses fisika, 29,4 29,7 30,0 30,3 30,6 30,9 31,2 31,5 1 2 3 4 5 6 7 Stasiun pengamatan S u h u p e ra ir a n o C Sungai Pesisir