Total Suspended Solid TSS

153 53,7 mgl. Disamping itu juga didukung oleh kondisi perairan yang relatif dangkal, sebagaimana dikemukakan oleh Paasche 1988, pada perairan dangkal terjadi penguraian nitrogen-organik yang cukup tinggi menghasilkan senyawa ammonium oleh mikrobial benthik dan komunitas hewan yang dapat menyediakan lebih besar atau semua N yang dikonsumsi di kolom air. Selanjutnya dijelaskan oleh Sorensen 1988 bahwa konsentrasi amonium jarang dijumpai mencapai 1 mgl pada lapisan tercampur bagian atas perairan terbuka atau laut dalam, namun sebaliknya ditemukan nilai yang lebih besar dari level tersebut pada perairan estuari dan teluk yang tercemar bahan organik. Beban Nitrat NO 3 -N tertinggi terdapat pada perairan Sungai Tanjung Unggat yaitu sebesar 643 tontahun, dan tertinggi berikutnya ditemukan di perairan Sungai Ladi sebesar 453 tontahun. Sementara perairan Sungai Jang dan Sungai Carang memiliki beban nitrat masing-masing sebesar 311 tontahun dan 259 tontahun. Sungai Dompak mempunyai beban nitrat sebesar 72 tontahun, sedangkan beban nitrat terendah ditemukan di perairan Sungai Ular yaitu hanya sebesar 49 tontahun. Tingginya beban nitrat di perairan Sungai Tanjung Unggat disebabkan tingginya masukan limbah domestik yang berasal dari aktivitas masyarakat perkotaan dari lahan darat, sebagaimana dijelaskan bahwa kandungan limbah domestik pada umumnya terdiri atas karbohidrat, lemak dan protein. Penguraian zat nutrisi lemak dan protein akan menghasilkan nitrat dan amoniak, selanjutnya amoniak di perairan akan bereaksi membentuk amonium. Beban nitrit NO 2 -N tertinggi ditemukan diperairan Sungai Ladi yaitu sebesar 351 tontahun, dan berikutnya diikiuti oleh perairan Sungai Tanjung Unggat sebesar 293 tontahun. Sementara perairan Sungai Carang, Sungai Ular dan Sungai Jang mempunyai beban Nitrit masing-masing sebesar 97 tontahun, 63 tontahun dan 29 tontahun. Beban nitrit terendah ditemukan di perairan Sungai Dompak yaitu hanya 4 tontahun. Beban Amonium NH 4 + -N tertinggi ditemukan di perairan Sungai Tanjung Unggat yaitu sebesar 1.150 tontahun, dan beban amonium tertinggi ke dua ditemukan di perairan Sungai Carang yaitu sebesar 1.083 tontahun. Sementara perairan Sungai Jang, Sungai Ladi dan Sungai Dompak memiliki 154 beban amonium masing-masing adalah sebesar 234 tonpertahun, 98 tontahun dan 85 tontahun. Sedangkan beban amonium terendah ditemukan di perairan Sungai Ular yaitu hanya sebesar 19 tontahun. Dengan demikian, maka beban total nitrogen anorganik terlarut DIN di perairan pesisir Tanjungpinang tertinggi berasal dari perairan Sungai Tanjung Unggat yaitu sebesar 2.086 tontahun, beban DIN tertinggi berikutnya adalah terdapat pada aliran Sungai Carang yaitu sebesar 1.439 tontahun. Sementara perairan Sungai Ladi, Sungai Jang dan Sungai Ular memiliki besaran beban DIN masing-masing adalah sebesar 904 tontahun, 574 tontahun dan 130 tontahun. Sedangkan beban DIN terendah berasal dari perairan Sungai Dompak yaitu hanya sebesar 161 tontahun. Besarnya jumlah beban DIN pada Sungai Tanjung Unggat disebabkan karena disekitar sungai tersebut merupakan kawasan yang padat pemukiman penduduk serta terdapat banyak hotel dan restoran yang ditemukan di sepanjang aliran sungai, sehingga masykan limbah organik yang akan terdekomposisi menjadi senyawa nitrogen anorganik berupa ammonium dan nitrat di perairan Sungai Tanjung Unggat menjadi tinggi. Disamping itu juga disebabkan oleh faktor debit air yang cukup tinggi pada sungai tersebut. Sebagaimana dijelaskan Robson et al., 2008 pada perairan sungai yang menerima saluran pembuangan limbah cair masyarakat urban memberikan kontribusi yang tinggi terhadap input load beban nitrogen anorganik yaitu sebesar 26 dibandingkan input beban posphor hanya 19. Rendahnya beban DIN yang berasal dari Sungai Dompak disebabkan karena kawasan Sungai Dompak jauh dari pemukiman penduduk dan jauh dari berbagai aktivitas masyarakat kota Tanjungpinang. Hal ini disebabkan karena Sungai Dompak merupakan kawasan lindung untuk konservasi ekosistem mangrove yang ditetapkan oleh pemerintah Kota Tanjungpinang. Dengan demikian, menjadikan Sungai Dompak rendah dalam menerima buangan limbah organik dari kegiatan masyarakat sehingga konsentrasi nitrogen menjadi rendah, disamping itu, juga dipengaruhi debit Sungai Dompak yang rendah. 155

5.4.2 Kapasitas Asimilasi Perairan Pesisir Tanjungpinang

Kapasitas asimilasi suatu perairan ditentukan oleh morfologi dan dinamika perairan tersebut serta jenis dan jumlah limbah total pollutant load yang masuk ke dalam lingkuungan perairan tersebut. Kapasitas asimilasi perairan pesisir Tanjungpinang diperoleh melalui penentuan beban limbah nitrogen anorganik di perairan muara sungai dan pengukuran nilai konsentrasi parameter senyawa- senyawa nitrogen anorganik di perairan pantai dengan jarak berkisar 500 - 1000 meter dari muara sungai. Adanya masukan bahan organik dari aktivitas masyarakat disekitarnya, maka dapat diasumsikan perairan pesisir Tanjungpinang akan mengalami penumpukan bahkan peningkatan jumlah kandungan nitrogen anorganik dari waktu ke waktu. Pada akhirnya, apabila terdapat dalam jumlah yang melebihi nilai ambang batas maka akan menyebabkan terjadinya pencemaran bagi perairan pesisir. Analisis beban pencemaran dan analisis kapasitas asimilasi merupakan salah satu cara yang dipakai untuk menjawab seberapa besar penurunan kualitas lingkungan di perairan tersebut. Nemerow 1991 mendefinisikan kapasitas asimilai sebagai kemampuan badan air dalam menerima bahan pencemar tanpa menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukannya. Dalam penelitian ini, kapasitas asimilasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar perairan pesisir Tanjungpinang mampu menerima beban masukan limbah nitrogen anorganik terlarut berupa senyawa nitrat, nitrit, dan amonium, sehingga tidak menurunkan fungsi ekologi perairan pesisir. Analisis kapasitas asimilasi perairan pesisir Tanjungpinang didasarkan pada analisis hubungan antara konsentrasi nitrogen anorganik di perairan pesisir dan beban limbah nitrogen anorganik terlarut di perairan estuari. Kemudian nilai hasil perhitungan dari beban limbah dan konsentrasi masing-masing parameter dibandingkan dengan nilai baku mutu air laut yang diperuntukkan untuk biota laut berdasarkan KepMenLH No.51MENLH2004. Kegiatan ini untuk mengetahui karakteristik lingkungan perairan pada saat sekarang, terkait dengan peningkatan jumlah