Tujuan Penelitian Model Dinamika Fluks Nitrogen dan Kaitannya dengan Ekosistem Mangrove dalam Pengelolaan Perairan Pesisir Pulau Pulau Kecil
Wilayah pesisir memiliki kondisi lingkungan yang sangat beragam dan rentan, karena posisinya yang berada di daerah perbatasan antara daratan dan
lautan. Faktor-faktor biofisik yang menyusun keunikan wilayah ini ditunjukkan dengan sangat nyata, misalnya tingkat elevasi rendah-sedang-tinggi, jenis air
asin-payau-tawar, tingkat pasang-surut dan jenis tanah pasir-tanah liat. Dijumpai jenis-jenis tumbuhan asli indigenous pantai yang bersifat endemik dan
rentan terhadap pengaruh lingkungan. Disebabkan hal tersebut, wilayah pesisir dinilai penting dimonitoring dan dikelola secara terintegrasi. Clark 1998 menilai
perlindungan terhadap kekayaan sumberdaya wilayah pesisir pada sisi wetside lautan perlu dilakukan melalui kontrol terhadap pemanfaatan sumberdaya yang
berada pada sisi dryside daratan. Wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang unik, dinamis, dan
produktivitas yang tinggi, terdiri dari sumberdaya yang dapat pulih, sumberdaya yang tidak dapat pulih, serta jasa-jasa lingkungan Xue 2004. Menurut Dahuri et
al . 2004 beberapa ekosistem utama yang terdapat di wilayah peisisr adalah
estuaria, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, pantai berbatu, berpasir dan berlumpur, dan pulau kecil.
Menurut Schaffelke 2005 wilayah pesisir pada dasarnya tersusun dari berbagai macam ekosistem mangrove, terumbu karang, lamun, estuaria, pantai
berpasir, pantai berbatu yang satu samalain saling terkait, tidak berdiri sendiri. Petubahan atau kerusakan yang menimpa salah satu ekosistem akan berpengeruh
terhadap ekosistem lainnya. Selain itu, wilayah pesisir juga dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan manusia seperti aktivitas masyarakat urban, industri,
maupun proses-proses alamiah yang terdapat di lahan atas upland area maupun laut lepas oceans. Kondisi semacam ini mengindikasikan bahwa pengelolaan
wilayah pesisir harus memperhatikan segenap keterkaitan ekologis ekological linkages
yang dapat mempengeruhi suatu wilayah pesisir. Disamping itu, wilayah pesisir menyediakan sumberdaya alam yang
produktif baik sebagai sumber pangan, tambang mineral dan energi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Selain itu, wilayah ini juga memiliki
aksesibilitas yang sangat baik untuk berbagai kegiatan ekonomi, seperti transportasi dan kepelabuhanan, industri dan permukiman. Namun demikian,
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan intensitas pembangunan, daya dukung ekosistem pesisir dalam menyediakan segenap sumberdaya alam dan jasa-
jasa lingkungan terancam rusak Dahuri et al. 2004. Berbagai permasalahan yang muncul di kawasan pesisir pada umumnya
banyak diakibatkan oleh faktor eksternal yang terjadi di luar kawasan pesisir itu sendiri baik dari daratan maupun lautan, sehingga berbagai aktivitas yang
dilakukan di kedua kawasan tersebut baik langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak terhadap kawasan pesisir Laane 2012. Sebagai upaya
mengatasi dampak yang ditimbulkan, misalnya akibat adanya bahan pencemar atau sedimen yang masuk ke pesisir atau adanya abrasi pantai, sangat diperlukan
pengelolaan secara terpadu dengan memperhatikan keterkaitan kawasan, bagi keberlanjutan pembangunan wilayah pesisir Bengan 2004.