Karakteristik Sosial Budaya Kondisi Sosial Masyarakat

120 Hasil identifikasi lapangan menunjukkan bahwa limbah total nitrogen yang bersumber dari aktivitas masyarakat urban di daratan Kota Tanjungpinang pada saat dilakukan pengamatan adalah sebesar 1.073,98 tontahun, dengan sumbangan beban limbah total nitrogen terbesar didominasi oleh buangan limbah dari aktivitas pemukiman penduduk sebesar 806,56 tontahun, diikuti limbah nitrogen dari kegiatan hotel dan restoran sebesar 139,07 tontahun, selanjutnya kontribusi terbesar ke tiga berasal dari kegiatan industri makanan sebesar 95,52 tontahun, dan berikut dari kegiatan peternakan sebesar 32,65 tontahun. Sumbangan buangan limbah nitrogen terkecil berasal dari kegiatan pertanian yang hanya sebesar 0,17 tontahun. Jika dibandingkan jumlah total nitrogen pertahun yang berasal dari daratan Kota Tanjungpinang 1.073,98 tontahun masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan Total Nitrogen yang bersal dari daratan di sekitar Laguna Thau di Prancis yaitu sebesar 1.880 tontahun Tournoud, 2006, dan total nitrogen yang berasal dari aktivitas masyarakat urban di Italy yaitu sebesar 24.091 tontahun Palmeri et al. 2005. Tingginya kontribusi buangan limbah dari aktivitas penduduk sebagai sumber penghasil nitrogen ke perairan disebabkan tingginya jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat terutama sisa metabolisme tubuh yang berpotensi menghasilkan limbah yang mengandung senyawa nitrogen, disamping itu juga dipengaruhi oleh budaya masyarakat asli Kota Tanjungpinang yang cenderung bermukim di atas badan air sepanjang perairan pantai dan tidak dilengkapi dengan pasilitas sanitasi atau wc water closet, sehingga limbah kamar mandi dan kotoran penduduk langsung dibuang ke lingkungan perairan. Berdasarkan data dari badan pusat statistik diketahui jumlah penduduk Tanjungpinang yang tidak memiliki wc adalah sebesar 25 dari jumlah total penduduk yang ada. Aktivitas yang memberikan kontribusi beban total nitrogen terbesar ke dua adalah Hotel dan restoran, diduga karena di Kota Tanjungpinang pada umumnya hotel dan restoran belum dilengkapi dengan unit pengolahan air limbah yang cukup memadai, sehingga buangan air limbahnya langsung masuk ke lingkungan 121 perairan. Disamping itu juga dipengaruhi oleh jumlah hotel dan restoran cukup besar yaitu pada tahun 2012 sudah terdapat sebanyak 122 hotel berbintang dan melati ditambah dengan restoran BPS Kota Tanjungpinnag, 2012. Hal ini sangat terkait dengan keberadaan Kota Tanjungpinang yang sangat strategis berbatasan dengan negara-negara tetangga, sehingga menjadikan Kota Tanjungpinang sebagai tempat tujuan wisata bagi sebagian besar wisatawan yang berasal dari negara tetangga yaitu; Singapore dan Malaysia terutama pada saat hari libur kerja atau libur akhir pekan seperti hari sabtu dan minggu. Selanjutnya kegiatan dari industri makanan menyumbang beban limbah nitrogen yang tidak terlalu tinggi, karena industri makanan di Tanjungpinang rata-rata memiliki kapasitas produksi skala home industri sehingga buangan limbah setiap produksi tidak terlalu besar. Selanjutnya aktivitas peternakan memberikan kontribusi terbesar ke tiga setelah industri makanan yaitu sebesar 32,65 tontahun. Aktivitas peternakan di daratan pulau kecil hanya berupa tempat penampungan dan pemeliharaan ternak sementara yang didatangkan dari daerah lain sebelum dipasarkan atau dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga total limbah nitrogen yang dihasilkan dari kegiatan peternakan juga cukup rendah. Limbah nitrogen yang berasal dari kegiatan pertanian memberikan kontribusi paling rendah yaitu hanya sebesar 0,17 tontahun. Hal ini disebabkan karena kegiatan pertanian di wilayah Kota Tanjungpinang jumlahnya relatif kecil terkait orientasi Kota Tanjungpinang sebagai kota perdagangan dan wisata. Namun apabila aktivitas tersebut tidak dikelola dengan baik maka di masa mendatang akan dapat menimbulkan peningkatan jumlah beban nitrogen terlarut di perairan pesisir Kota Tanjungpinang. Lebih lanjut beban limbah total nitrogen yang berasal dari kegiatan antropogenik daratan dapat dilihat pada Tabel 25.