Analisis Kapasitas Asimilasi Perairan

Keterangan : − C = Konsentrasi DIN mgliter − U dan V adalah kecepatan yang dirata-ratakan terhadap kedalaman dalam arah x dan y ms − R x dan R y adalah koefisien difusi arah x dan y Syarat Batas dan Nilai Awal • Syarat Batas Tertutup Pada simulasi transpor senyawa DIN ini, perlakuan di batas-batas tertutup untuk parameter DIN didasarkan pada Koutitas, 1988: - = 0 • Syarat Batas Terbuka Syarat batas terbuka untuk parameter senyawa DIN adalah syarat batas Radiasi eksplisit seperti di bawah ini: ,= :? = ,= : − AB ,= : − ,=C : D Dengan: A = + + + • Nilai Awal Kondisi awal simulasi dianggap konsentrasi senyawa DIN belum menyebar di perairan. Sehingga konsentrasi senyawa DIN di perairan adalah konsentrasi DIN yang alami dan belum ada pengaruh penyebaran DIN. , = 0 pada saat = 0 Validasi Model Hidrodinamik Analisis untuk validasi atau verifikasi model dilakukan dengan menggunakan persamaan Root mean square error RMSE sebagai berikut: n F x RMSE j j j 2 ∑ − = Dimana: RMSE = Root mean square error X j = Nilai pengukuran F j = Nilai model N = Banyaknya data

3.5.7 Analisis Karakteristik Sosial Masyarakat

Karateristik sosial masyarakat yang bermukim di sekitar daerah aliran sungai wilayah Kota Tanjungpinang diperoleh dari data responden dengan melakukan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabulasi dan grafik.

3.5.8 Analisis Pemodelan Sistem Dinamik

Model sistem dinamik ini dibangun dan dikembangkan berdasarkan pada data-data empiris sistem teknologi yang ada, faktor-faktor ekologis perairan, sosial masyarakat dan kelembagaan yang mempengaruhi pengelolaan lingkungan perairan pesisir dan ekosistem mangrove. Pendekatan sistem dinamik ini digunakan untuk membangun model pengelolaan dinamika fluks nitrogen dan kaitannya dengan ekosistem mangrove di perairan pesisir di daerah kepulauan. Metode analisis data dalam pendekatan sistem dinamik model pengelolaan fluks nitrogen dan kaitannya dengan ekosistem mangrove di perairan pesisir merupakan cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan identifikasi adanya sejumlah kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan suatu operasi sistem yang dianggap efektif. Pendekatan sistem umumnya ditandai oleh dua hal, yaitu 1 mencari semua faktor penting yang ada dalam mendapatkan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah, dan 2 penyusunan suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional. Tahapan analisis data dengan metode pendekatan sistem dinamik pengelolaan fluks nitrogen dan kaitannya dengan ekosistem mangrove di perairan pesisir meliputi analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem melalui diagram causal loop dan diagram input- output , simulasi model, verifikasi dan validasi model.

3.5.8.1 Analisis Kebutuhan Needs Analysis

Analisis kebutuhan pada dasarnya merupakan tahap awal pengkajian dalam pendekatan sistem, dan sangat menentukan kelayakan sistem yang dibangun. Analisis kebutuhan juga merupakan kajian terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan sistem yang dianalisis Pramudya 1989. Oleh karena itu, dalam penelitian ini analisis kebtutuhan diarahkan pada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan keterkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengelolaan beban nitrogen di perairan dan ekosistem mangrove di pesisir. Dalam hal ini, pihak yang mempunyai kepentingan dan terkait secara langsung adalah 1 masyarakat lokal yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar perairan sungai dan pesisir yang memanfaatkan perairan untuk berbagai kepentingan, 2 dinas instansi terkait yaitu semua dinas instansi pemerintah daerah yang mempunyai hubungan keterkaitan dengan perairan sungai dan pesisir baik langsung mapun tidak, 3 akademisi peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian pada perairan pesisir, dan 4 Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yaitu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat setempat yang mempunyai kepedulian terhadap kelestarian perairan pesisir. Dalam analisis kebutuhan dilakukan inventarisasi kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam sistem. Inventarisasi ini dilakukan dengan wawancara secara terbatas. Berdasarkan hasil wawancara dilapangan, maka dihasilkan analisis kebutuhan pelaku stakeholders yang terlibat seperti disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Analisis kebutuhan stakeholders dalam pengelolaan beban nitrogen dan ekosistem mangrove di perairan pesisir Tanjungpinang No. Stakeholders Kebutuhan 1. Masyarakat Lokal 1.1 kebersihan dan kelestarian perairan terjaga 1.2 Penyediaan lapangan kerja 1.3 Pendapatan meningkat 1.4 Keberadaan hutan mangrove dipertahankan 1.5 Hasil tangkapan masyarakat tidak menurun 2. Pemerintah 2.1 Peningkatan PAD 2.2 Penyediaan lapangan kerja 2.3 Kebersihan dan kelestarian perairan terjaga 2.4 Peningkatan perekonomian masyarakat 2.5 Kualitas perairan pesisir terpelihara 3. Akademisi 3.1 Biodiversity perairan pesisir tetap terjaga 3.2 Fungsi ekologis ekosistem mangrove terjaga 4. LSM 4.1 Kelestarian dan kebersihan perairan terjamin 4.2 Keberadaan ekosistem mangrove terpelihara 4.3 Pendapatan masyarakat meningkat

3.5.8.2 Formulasi Permasalahan Sistem

Formulasi masalah dilakukan atas dasar penentuan informasi yang akan dilakukan melalui identifikasi sistem yang dilakuakan secara bertahap Eriyatno, 1999. Menurut Hartrisari 2007 formulasi masalah merupakan identifikasi dari kebutuhan stakeholders yang kontradiktif, yang dapat menyebabkan konflik pada pencapaian tujuan. Rumusan permasalahan dapat diartikan sebagai gugus kriteria kelakuan sistem untuk selanjutnya dievaluasi.