Kekeruhan Kecerahan Faktor-faktor fisika

2.3.2.4 Padatan Tersuspensi Total Total Suspended SolidTSS

Padatan tersuspensi total adalah bahan-bahan partikel renik yang melayang atau tercampur di dalam air dan jika disaring dengan kertas saring berdiameter pori 0,45 µm ia akan tertahan. Padatan tersuspensi total terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik. Penyebab nilai TSS yang utama adalah kikisan tanah yang terbawa oleh badan air Effendi 2003. Padatan tersuspensi total dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan. Damapak lain dari TSS dan kekeruhan yang tinggi adalah sedimentasi yang selanjutnya menyebabkan perairan menjadi dangkal. Di sisi lain, penumpukan bahan organik di dasar berakibat pada meningkatnya proses dekomposisi oleh bakteri. Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai TSS dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Pengaruh nilai TSS terhadap kepentingan perikanan Nilai TSS mgl Pengaruh Terhadap Kepentingan Perikanan 25 Tidak ada pengaruh 25 - 80 Pengaruh sedikit 81 - 400 Kurang baik bagi kepentingan perikanan 400 Tidak baik bagi kepentingan perikanan

2.3.2.5 Bahan Organik Total Total Organic MatterTOM

Secara alami bahan organik total nitrogen di perairan akan didekomposisi oleh bakteri heterotrof melalui proses amonifikasi dan deaminasi menjadi senyawa-senyawa anorganik seperti nitrit dan amonia. Bakteri heterotrof ini mengkonsumsi kemudian melepas karbondioksida dan amonia dengan mengoksidasi bahan organik. Contoh bakteri pengoksida bahan organik adalah Achromobacter , Pseudomonas, Flavobacterium dan Moraxella Wetzel 2001. Sumber bahan organik di perairan berasal dari kotoran atau sisa metabolisme orgnisme dan pengadukan dan erosi yang terbawa dari sungai. Sisa kotoran serta bahan organik lainnya yang menempel di dasar teluk tidak langsung membahayakan bagi kehidupan biota. Tingginya kadar bahan organik mengakibatkan kecepatan pemakaian oksigen untuk oksidasi bahan organik lebih tinggi daripada kecepatan difusi oksigen ke dalam perairan, maka mengakibatkan turunnya konsentrasi oksigen terlarut hingga batas yang tidak menguntungkan bagi kehidupan biota. Jika konsentrasi oksigen rendah maka akan menyebabkan dekomposisi berlangsung anaerob sehingga akan menghasilkan gas-gas beracun seperti methan, amonia dan hidrogen sulfida Wetzel 2001. Kotoran biota dan plankton mati mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi dan mudah terurai Boyd 1990. Bahan organik yang terurai menjadi mineral sangat berguna sebagai penyubur dasar perairan dan mendorong pertumbuhan makanan alami.

2.4 Ekosistem Mangrove Sebagai Penyerap Nitrogen Anorganik

Menurut Romimohtarto 2009 ekosistem mangrove didefinisikan sebagai mintakat pasut dan mintakat supra-pasut dari pantai berlumpur dan teluk, goba dan estuari yang didominasi oleh halofita Halophyta, yakni tumbuh-tumbuhan yang hidup di air asin, berpokok dan beradaptasi tinggi, yang berkaitan dengan anak sungai, rawa dan banjiran, hidup bersama-sama dengan populasi tumbuh- tumbuhan dan hewan. Kusmana 2003 menjelaskan mangrove sebagai suatu ekosistem pada dasarnya terdiri atas 1 satu atau lebih spesies tumbuhan yang hidupnya terbatas di habitat mangrove, 2 spesies-spesies tumbuhan yang hidupnya di habitat mangrove, namun juga dapat hidup di habitat non-mangrove, 3 biota yang berasosiasi dengan mangrove biota darat dan laut, lumut kerak, cendawan, ganggang, bakteri dan lain-lain baik yang hidupnya menetap, sementara, sekali-sekali, biasa ditemukan, kebetulan maupun khusus hidup di habitat mangrove, 4 proses-proses alamiah yang berperan dalam mempertahankan ekosistem ini baik yang berada di daerah bervegetasi maupun di